2,5 Tahun Nabung untuk Haji, Penjaga Sekolah Pilu Uangnya Dimakan Rayap, Rp 50 Juta Bak Menguap
Apa daya jika belum rezeki, pria ini kecewa berat uang Rp 50 jutanya bak menguap karena dimakan rayap.
Editor: galuh palupi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Apa daya jika belum rezeki, pria ini kecewa berat uang Rp 50 jutanya bak menguap karena dimakan rayap.
Kisah pilu dialami seorang penjaga sekolah bernama Samin.
Sehari-hari, Samin bekerja sebagai penjaga sekolah di SD Negeri Lojiwetan, Solo, Jawa Tengah.
Ia bercita-cita ingin naik haji bersama istri dan kedua anaknya.
Samin telah berniat mendaftar untuk naik haji sejak 2,5 tahun silam.
Tapi nasib berkata lain, uang yang ditabungnya dengan nominal hampir mencapai Rp50 juta rusak gegara rayap.
Baca juga: VIRAL Tak Hafal Pancasila, Ketua DPRD Lumayang Akhirnya Mengundurkan Diri: Menjaga Marwah Dewan

"Saya nyimpan sudah 2,5 tahun. Keinginan bongkar (celengan) sudah 3 hari yang lalu karena uangnya sudah penuh, terus (rencana) dibuat daftar (haji)," kata Sarmin, kepada TribunSolo.com, Selasa (13/9/2022).
Uang tabungan Samin memang sengaja disimpan di celengan plastik oleh dirinya.
Dia beralasan tak mau bolak-balik ke bank untuk menyetorkan uang.
Menurutnya, ketika uang tabungannya sudah cukup, barulah uang itu akan digunakan untuk mendaftar haji.
"Dibuat daftar haji, setiap hari nabung Rp100 ribu, kalau nggak Rp 200 ribu setiap harinya," jelasnya.
Keinginan mendaftar haji sudah sejak lama ingin dilakukan oleh Samin.
Namun, dia mengaku selalu mendapat cobaan.
"Dulu tahun 2008 kaki saya kena ledakan kompor dan harus mengeluarkan uang puluhan juta untuk pengobatan," ujarnya.
"Saya bangkit, saya punya rejeki, harus giat bekerja kumpulkan uang untuk haji ini," jelasnya.
Di sisi lain, Samin masih bersyukur karena setengah uang miliknya masih bisa diselamatkan.
Baca juga: Pimpinan Kamu Bawa Sini Viral Pasha Ungu Marahi Pekerja Galian di Pinggir Jalan, Ungkap Kronologi

Selama ini dia mengumpulkan uang hingga berjumlah Rp100 juta.
"Ini masih ada sisa sekitar Rp50 juta yang masih bisa diselamatkan," ungkapnya.
Uang sekitar Rp100 juta itu rencananya bakal digunakan mendaftar haji sebanyak empat orang. Yakni dirinya, sang istri dan kedua anaknya.
Dia pun pasrah dan ikhlas apabila nantinya uang itu hanya bisa digunakan naik haji anak-anaknya.
"Rencananya untuk saya, istri dan kedua anak saya. Kalau saya nggak bisa naik, ya biar anak-anak saya," ungkapnya.
Raut Muram Tak Bisa Hilang
Raut muram terus bergelayut di wajah Samin, penjaga sekolah SD Negeri Lojiwetan.
Matanya terus memandang uang kertas yang sudah tak berbentuk simetris lagi di kardus.
Ya, uang miliknya yang sudah dikumpulkan sejak 2,5 tahun terakhir rusak dimakan rayap.

Tak sedikit jumlah uangnya yang rusak.
Samin mengaku uang yang rusak itu mencapai nominal puluhan juta.
Baca juga: Pimpinan Kamu Bawa Sini Viral Pasha Ungu Marahi Pekerja Galian di Pinggir Jalan, Ungkap Kronologi
Selama ini, uang tabungan itu dia simpan dalam sebuah celengan plastik.
"Tadi pagi jam 9 pagi istri saya mau masukin uang kok enteng padahal biasanya berat," kata Samin, kepada TribunSolo.com, Selasa (13/9/2022).
Begitu melihat banyak rayap, Samin segera membuka celengan plastiknya.
Seolah tak percaya dan syok, dia menemukan uang yang disimpannya itu sudah tak berbentuk.
Tak ada kata-kata yang bisa dikeluarkan dari mulutnya mendapati kejadian itu.
Apalagi uang yang rusak itu mencapai jumlah Rp50 juta.
Meski demikian, dia masih bersyukur karena uang lainnya masih bisa diselamatkan.
"Ada sekitar Rp 100 juta uang yang disimpan. Uang dimakan rayap sekitar Rp 50 juta, alhamdulillah lainnya masih ada yang selamat," ucapnya.
Setiap harinya, Samin bercerita menabung kurang lebih Rp 100 ribu.
Uang itu dia dapat dari hasil berjualan di sekolah dan gaji menjadi Tenaga Kerja dengan Perjanjian Kontrak (TKPK).
"Ngumpulin uang setiap hari dari hasil jualan," ucapnya.
Kini, usai mengetahui uangnya rusak dimakan rayap, Samin berencana untuk membawa uang tersebut ke Bank Indonesia.
"Ya rencana besok kamis mau dibawa ke Bank Indonesia," pungkasnya.
Apakah Uang Rusak Dimakan Rayap Bisa Ditukar?
Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) mengatakan, penukaran uang rusak atau cacat dapat dilakukan dalam kondisi tertentu, seperti terbakar, berlubang, hilang sebagian, robek, dan mengerut.
"Untuk uang kertas (Rupiah kertas), dapat ditukarkan apabila tanda keaslian uang Rupiah tersebut dapat diketahui atau dikenali," terang BI.
Menurutnya, penggantian uang rusak atau cacat sendiri akan diberikan sesuai dengan nilai nominalnya.
Meski demikian, BI tidak serta-merta dapat memberikan penggantian uang Rupiah.

Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi Rupiah, antara lain:
- Fisik uang Rupiah kertas lebih besar 2/3 (dua pertiga) ukuran asli
- Ciri uang Rupiah dapat dikenali keasliannya
- Uang Rupiah kertas rusak atau cacat masih merupakan satu kesatuan dengan atau tanpa nomor seri lengkap
- Uang Rupiah kertas rusak atau cacat tidak merupakan satu kesatuan dan kedua nomor seri pada uang Rupiah kertas rusak tersebut lengkap dan sama.
"Apabila fisik uang Rupiah kertas sama dengan atau kurang dari 2/3 (dua pertiga) ukuran aslinya, tidak diberikan penggantian," ungkap BI.
BI tak akan memberikan penggantian atas uang Rupiah rusak atau cacat jika menurutnya kerusakan tersebut diduga dilakukan secara sengaja.
Cara menukar uang rusak atau cacat ke BI
BI mengatakan, masyarakat dapat menukarkan uang Rupiah melalui aplikasi Penukaran dan Tarik Uang Rupiah atau PINTAR yang diakses melalui laman https://pintar.bi.go.id/.
"Untuk penukaran, dapat dilakukan dengan cara menggunakan aplikasi pintar.bi.go.id," jelas BI.
Melansir Kompas.com, (22/9/2021), selain melalui PINTAR, masyarakat juga dapat menukarkan uang rusak atau cacat secara langsung di semua kantor BI.
Berikut cara penukarannya:
- Bawa uang rusak yang masih memenuhi syarat sesuai Bank Indonesia
- Kunjungi kantor BI atau bank umum yang melayani penukaran uang rusak
- Serahkan uang yang ingin ditukarkan kepada petugas
- Petugas akan melakukan scanning terhadap uang yang dibawa
- Jika uang yang rusak masih sesuai persyaratan, maka uang akan diganti dengan nominal yang sama
- Jika uang tidak memenuhi persyaratan, maka petugas akan meminta mengisi formulir pengajuan penelitian yang disediakan
- Jika tidak ingin melanjutkan proses penelitian, maka uang tersebut akan dikembalikan.
(Tribun Solo)
Sebagian artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribun Solo dengan judul 'Kisah Pilu Penjaga Sekolah di Solo : Batal Daftar Haji Gegara Uang Rp50 Juta-nya Rusak Dimakan Rayap'