RICUH Arema FC vs Persebaya, Suporter Panik Kena Gas Air Mata, Terinjak & Sesak Napas, 127 Tewas
Pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan berakhir ricuh, suportor panik terkena gas air mata. Terinjak, sesak nafas hingga meninggal.
Editor: octaviamonalisa
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan, Malang berakhir ricuh.
Hingga kini total 127 orang meninggal dunia dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang tersebut.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan pihaknya terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan kericuhan antara suporter Arema FC dengan Persebaya.
Digunakannya gas air mata membuat penonton yang turun ke lapangan langsung berdesakan di pintu keluar dan menyebabkan sesak nafas.
Baca juga: FAKTA Kerusuhan di Kanjuruhan: Liga 1 Dihentikan, 127 Orang Tewas & 180 Luka, 2 Polisi Jadi Korban
Baca juga: Mencekam Foto-foto Kericuhan Suporter Arema vs Persebaya di Kanjuruhan Malang, 127 Orang Tewas

Berikut kronologi yang disampaikan oleh Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.
Kekecewaan suporter atas kekalahan tuan rumah dari Persebaya Surabaya diduga menjadi pemicu utama.
“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan”
Situasi yang mulai tak terkendali membuat pihak berwajib melakukan pengamanan.
“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain”
Baca juga: BREAKING! Rusuh di Stadion Kanjuruhan Malang, 127 Tewas Panik Gas Air Mata, Suporter Terinjak-injak
Kondisi yang mulai anarkis membuat pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk melakukan pelemparan gas air mata.
Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dillakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil.”
Pelemparan gas air mata ini yang membuat penonton mulai mundur ke pintu keluar dan mulai berdesakan.
“Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12”
“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion.
Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit” Jelasnya.
