Breaking News:

Kisah 3 Aremanita Selamat Tragedi Kanjuruhan: Tangan Tak Bisa Gerak, Hilang Ingatan, Tak Ditolong

Berikut 3 kisah pilu Aremanita yang selamat dari tragedi Kanjuruhan, hilang ingatan, tangan tak bisa digerakkan hingga tidak ditolong.

Editor: ninda iswara
Istimewa
Berikut 3 kisah pilu Aremanita yang selamat dari tragedi Kanjuruhan, hilang ingatan, tangan tak bisa digerakkan hingga tidak ditolong. 

Kevia mengatakan, efek gas air mata yang ditembakkan oleh aparat, membuat matanya perih, dada terasa sesak, dan nyeri di tenggorokan.

"Yang jelas rasanya perih di mata, hingga kelopak mata saya ini merah," ucapnya.

Saat mau menyelamatkan diri itu lah dia terpeleset dan terjatuh dari anak tangga. 

Dia tak tahu harus bagaimana, dan hanya pasrah dengan keadaan.

Tubuhnya terinjak-injak oleh kepanikan suporter lainnya imbas tembakan gas air mata yang dilontarkan aparat ke tribun Stadion Kanjuruhan.

Sembari menahan perih, kaki Kevia sempat terjepit di antara pagar anak tangga.

Beruntung, dia akhirnya selamat, dari jepitan itu, usai dibantu oleh Aremania yang lain.

Baca juga: Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan Menurut Komnas HAM, LIB Tolak Perubahan Jadwal dari Polisi

Baca juga: Anak Saya Kok Ditukar Sama Uang Tangis Ibu Korban Kanjuruhan, Nelangsa Terima Santunan & Sembako

"Kaki saya ini lecet akibat terjepit pagar. Kemudian tangan dan kepala saya ditarik dari bawah. Saya terjatuh. Beruntung di bawah saya ada orang. Jadi tidak terasa sakit," ucapnya kepada Surya.

Kevia sempat menjalani perawatan di RSUD Kota Malang sehari setelah Tragedi Kanjuruhan berlangsung.

Hasil diagnosa dokter, dia mengalami trauma stroke, yang mengakibatkan, jari tangan sebelah kanan tidak bisa digerakkan.

Kemudian ada luka memar di sekujur tubuhnya dan pembengkakan di bagian mata sebelah kanan.

"Awalnya itu badan saya gak bisa digerakkan. Lemes dan mata saya perih. Kalau dibuat melek pusing. Tapi lama-lama semua mulai membaik, hanya tangan saya yang lemas, belum bisa digerakkan," terangnya.

Kini, Kevia hanya menjalani rawat jalan di rumahnya yang terletak di New Puri Kartika Sari, Arjowinangun, Kota Malang.

Tiap tiga jam sekali, dia harus mengobati matanya dengan obat tetes seusai dengan anjuran dokter.

Dia juga harus menjalani terapi, untuk memulihkan kembali jari tangannya, yang hingga kini susah untuk digerakkan.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Tags:
KanjuruhanaremanitaMalang
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved