Kasus Ferdy Sambo
'Yang Kita Lawan Jenderal' Ayah Brigadir J Awalnya Putus Asa, Kasihan Pikirkan Masa Depan Sosok Ini
Ayah Brigadir J awalnya sempat ingin mengalah tak mau melawan para jenderal. Sosok ini sebut Samuel pikirkan nasib sosok ini.
Editor: octaviamonalisa
Kalaupun Reza tidak kerja, lebih baik dia jadi tukang cangkul dan kerja sawit," kata dia.

Cerita dari Rohani diakhiri dengan penegasan, "Tidak masalah jadi miskin, asal jangan harga diri diinjak-injak."
Saat ini, kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J memasuki tahap sidang pembuktian di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Pihak keluarga Brigadir J terlibat sebagai saksi dalam sidang kelima terdakwa, yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal serta Bharada E.
'Kuasa Tuhan' Tubuh Brigadir J bak Beri Tanda Sebelum Dimakam, Sang Tante Haru: Inang Buka Tubuhku
Sementara itu, satu bibi Brigadir J yang lain mengungkap sebuah keajaiban pada jenazah sang keponakan.
Roslin Emika Simanjuntak, bibi Brigadir J ceritakan kondisi jenazah keponakannya sebelum dimakamkan.
Bak sebuah keajaiban, Roslin Emika merasa jenazah Brigadir J memberi tanda sebelum hendak dimakamkan.
Roslin Emika merasa jenazah Brigadir J berbicara padanya untuk melihat kondisi tubuhnya yang saat itu sebenarnya penuh luka.
Mengingat hal tersebut, tangis Roslin pun pecah saat menjadi bintang tamu di acara Rosi Kompas TV, Kamis (3/11/2022).
Diceritakan Roslin sejak awal polisi yang mengantar jenazah melarang membuka peti jenazah Brigadir J dan disepakati hanya membuka bagian atas jenazah saja.

Namun karena tanda-tanda di tubuh Brigadir J yang seakan berbicara kepadanya kata Roslin, ia dan keluarga akhirnya membuka pakaian jenazah Brigadir J hingga akhirnya menemukan kejanggalan dimana banyak luka di tubuh Brigadir J.
Dari sanalah, kata Roslin, semakin menguatkan keluarga bahwa kematian Brigadir J bukan karena baku tembak tapi dibunuh secara sadis.
Roslin menceritakan saat jenazah tiba di rumah mereka di Jambi, pada 9 Juli 2022, setelah melalui perdebatan akhirnya Leonardo Simatupang, personel kepolisian yang mengantar jenazah Brigadir J memperbolehkan membuka peti jenazah dan menunjukkan satu lubang peluru di dada jenazah Brigadir J.
"Tetapi pada jam 10 tanggal 10 Juli, saya berdoa di samping jenazah dan disitulah Eda (Saudari) aku juga bilang ini kok ada darah di jarinya almarhum, darah segar.