Berita Viral
'Nggak Butuh!' Keluarga Korban Tewas Depo Plumpang Tolak 40 Juta dari Pertamina, Tak Boleh Menggugat
Acep Hidayat (53), keluarga korban tewas kebakaran Depo Pertamina Plumpang menolak tegas uang yang diberikan pihak PT Pertamina.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Acep Hidayat (53), keluarga korban tewas kebakaran Depo Pertamina Plumpang menolak tegas uang yang diberikan pihak PT Pertamina.
Acep menolak uang duka total Rp 40 juta, ada empat anggota keluarga Acep yang meninggal karena kebakaran tersebut.
Saat dirinya memutuskan untuk menolak uang duka, pihak perusahaan membisikkan untuk mengabaikan berita yang beredar.
Berita yang dimaksud, kata Acep, ialah soal beberapa keluarga korban tewas yang sebelumnya menerima Rp 10 juta beserta surat berisi larangan menggugat Pertamina.
Acep memperjelas, polemik uang duka ini satunya dialami tetangganya, keluarga dari almarhumah Iriana (61).
Polemik itu sudah diberitakan beberapa media dan menurut Acep, pihak Pertamina menganggap berita-berita tersebut hoaks.
"Kan sebelumnya saya sudah tahu yang ramai itu soal almarhumah ibu Iriana," kata Acep di rumahnya, RW 01 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Rabu (8/3/2023).
"Ya karena saya nggak ambil, jadi pas ditawarkan uang itu dia bilang, jangan percaya dengan berita-berita hoax. Cuman istilahnya saya nggak ambil pusing gitu," sambungnya.
Adapun empat jenazah keluarga Acep yang tewas Jumat (3/3/2023) lalu meliputi anaknya Trish Rhea Aprilita (12), mertuanya Sumiati (71), keponakannya Raffasya Zajid Attalah (3), dan adik iparnya M. Suheri Irawan (32).
Baca juga: Kebakaran Plumpang, Pilu Ria Kehilangan Suami, Anak & Ibu, Nangis Kuburkan Buah Hati di Hari Ultah
Baca juga: Dia Pulang Ngaji Dirawat di RS 4 Hari, Balita Korban Kebakaran Depo Plumpang Meninggal, Luka Parah

Terhadap masing-masing jenazah, ungkap Acep, Pertamina menawarkan pemberian uang duka sebesar Rp 10 juta.
"Iya, saya menolak (uang pemberian Pertamina. Itu untuk satu jenazah Rp 10 juta. Keluarga sata ada empat jenazah, masing-masing Rp 10 juta. Jadi total Rp 40 juta," katanya.
Acep mengungkapkan, uang beserta surat pernyataan ditawarkan pihak Pertamina saat proses penyerahan jenazah di RS Polri.
Dalam surat pernyataan itu, terdapat beberapa poin yang salah satunya membuat keluarga berat hati untuk menandatanganinya.
Poin tersebut berisi tulisan bahwa pihak keluarga tidak boleh menuntut atau menggugat Pertamina Group setelah menerima uang.
"Itu yang jadi pertanyaan kita. Ada tulisan tidak boleh menggugat, cuman belum tercoret. Jadi dia ngasihnya polos, berbentuk form. Nama, dll, cuman yang poin 3 itu belum dicoret," kata Acep.
Yang paling membuat ragu keluarga adalah struktut surat yang terkesan tidak resmi.
Acep menganggap, jika Pertamina serius membantu korban, seharusnya surat tersebut dilengkapi dengan kop perusahaan di bagian atasnya.
"Satu, tidak menggunakan kop surat, dua ada di poin 3 yang menyatakan tidak menggugat perusahaan Pertamina Group," ucap Acep.
Acep juga merasa lega tidak jadi menandatangani surat dan menerima uang tersebut karena pemberiannya yang terkesan buru-buru.
Menurut Acep, uang tersebut tidak lebih penting daripada percepatan dan kelancaran jenazah keluarganya keluar dari RS Polri Kramat Jati untuk segera dikebumikan.
"Alhamdulillah saya nggak menandatangani itu. Saya bilang saya tidak membutuhkan biaya itu, saya bilang yang kita butuhkan hanya kita dapat jenazah, menguburkannya secara layak," katanya.
Terkini, jenazah anak Acep Rhea dan mertuanya Sumiati sudah dimakamkan di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara.
Kemudian, jenazah keponakan Raffasya dan adik iparnya Suheri rencananya bakal dimakamkan di Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/3/2023) besok.
Cerita dari Keluarga Iriana

Sebelumnya, warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang menerima uang Rp 10 juta dari PT Pertamina Patra Niaga usai anggota keluarganya meninggal, Jumat (3/3/2023) lalu.
Iriyanto, anak dari korban tewas Iriana (65) mengungkapkan, uang itu diterima adik kandungnya di RS Polri Kramatjati saat menunggu proses penyerahan jenazah sang ibu.
Dalam prosesnya, Iriyanto menilai ada semacam serangan psikologis yang dirasakan sang adik, Sulistiawati, saat disodori uang dan surat pernyataan.
"Ibu saya kan di RS Polri, pas lagi mau bawa jenazah ke dalam mobil, adik saya diserahin duit sama kertas," kata Iriyanto saat ditemui di kediamannya, RW 01 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Senin (6/3/2023).
Menurut Iriyanto, pihak Pertamina kurang tepat memberikan surat tersebut dan langsung meminta sang adik menandatanganinya dalam kondisi sedang diselimuti duka.
Apalagi, ada permintaan dalam surat yang ditandatangani di atas materai Rp 10.000 itu supaya keluarga mendiang Iriana tidak menggugat ataupun menuntut Pertamina atas alasan apapun ke depannya.
"Bu ini dari Pertamina buat biaya pemakaman, tanda tangan di sini. Adik saya main tanda tangan aja, nggak dibaca lagi semuanya," kata Iriyanto.
"Nggak tahunya di bawahnya ada tulisan lagi, begini tulisannya, setelah menerima dan setuju Rp 10 juta dari Pertamina Patra Niaga, bahwa saya dan ahli waris menyatakan dengan diterimanya bantuan ini maka kami tidak akan mengajukan gugatan maupun tuntutan lain kepada Pertamina Group," paparnya.
Iriyanto lantas merasa dijebak oleh Pertamina.
Ia menilai adiknya merasa diserang secara psikologis oleh perusahaan pemilik depo BBM yang terbakar itu.
"Adik saya diserang secara psikologis, kondisinya lagi lelah mental dan fisik, ditambah nggak punya duit, kondisinya juga lagi dorong jenazah ibu saya menuju mobil, langsung dikasih duit," ucap Iriyanto.
Iriyanto mengaku sudah melapor polisi atas hal ini dan berharap ke depannya pihak PT Pertamina lebih memperhatikan keluarga korban.
PT Pertamina lantas buka suara soal adanya korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang dilarang menggugat usai diberi uang Rp 10 juta.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Deny Djukardi mengatakan, pihaknya masih akan mengonfirmasi terkait hal tersebut.
"Nanti saya konfirmasi lagi ya berkaitan seperti itu," kata Deny di RPTRA Rasela, Koja, Jakarta Utara, Senin (6/3/2023) malam.
Di sisi lain, Deny mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terhadap para korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Pendataan juga meliputi siapa saja ahli waris dari para korban tewas.
"Kami juga masih mendata masing-masing korban baik yang ahli warisnya tentunya itu masih kita coba data," ucap Deny.
"Kemudian terkait dengan pemberian nanti saya konfirmasi dengan tim kami di Plumpang," tutupnya.
Kesalnya Maimunah Anggap Uang Rp 10 Juta Tidak Layak

Selain Acep dan Iriyanto, ada juga Maimunah (31), kakak kandung dari mendiang Hadi (24) yang tewas dalam kebakaran Jumat (3/3/2023) malam lalu.
Maimunah merasa uang Rp 10 juta yang diberikan Pertamina tersebut kurang pantas diberikan kepada keluarga.
"Emang saudara kita ayam! Hanya diberikan uang Rp 10 juta emangnya ayam? Cukup? Menurut saya nggak cukup, karena bukan daging ayam yang diperjualkan Rp 10 ribu," protes Maimunah saat ditemui di rumahnya, RT 02 RW 07 Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Rabu (8/3/2023).
Maimunah bercerita, jenazah adiknya teridentifikasi pada Selasa (7/3/2023) sore dan langsung diserahkan ke pihak keluarga.
Dalam proses penyerahan jenazah, pihak Pertamina memberikan uang Rp 10 juta beserta surat pernyataan untuk ditandatangani.
"Ada beberapa orang masuk serahin surat. Ini tanda tangan biar cepat, akhirnya ditandatangan mama saya. Yang penting keluar dulu, kasian adik saya," ungkapnya.
Maimunah sangat menyesalkan adanya surat pernyataan yang terkesan terburu-buru diberikan untuk ditandatangani.
Keluarga akhirnya sampai tidak sempat membaca isi dalam surat tersebut.
Bahkan, saat salah satu keluarga meminta salinan tidak diijinkan pihak rumah sakit maupun Pertamina.
"Disesalkan, semalem saya pas melihat berita kaya begini-begini makanya. Saya tanya kenapa ada begini? Saya mau minta surat salinannya tapi nggak dikasih," ucapnya.
Diketahui, mendiang Hadi menjadi salah satu korban dari 19 warga yang tewas akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Sebelum dimakamkan di TPU Semper pada Selasa malam kemarin, jenazah Hadi sempat dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan identifikasi tes DNA selama beberapa hari.
(TribunJakarta/ Gerald Leonardo Agustino)
Artikel ini diolah dari TribunJakarta.com dengan judul Tolak Rp 40 Juta dari Pertamina, Keluarga Korban Tewas Depo Plumpang Diminta Jangan Percaya Berita
Kondisi Atalia Praratya Istri Ridwan Kamil Saat Pengumuman Tes DNA Anak Lisa Mariana, Tak di Kantor |
![]() |
---|
Usai Kontroversi Tes DNA, Lisa Mariana Jadi Saksi Kasus Bank Jabar yang Menyeret Ridwan Kamil |
![]() |
---|
Hasil Tes DNA Negatif, Lisa Mariana Sebut Janggal & Akan Bongkar Sesuatu Soal Ridwan Kamil, 'Capek' |
![]() |
---|
Kisah Pilu Raya, Balita Sukabumi yang Meninggal Usai Tubuhnya Dipenuhi Ribuan Cacing Lebih dari 1 Kg |
![]() |
---|
Reaksi Pihak Lisa Mariana Terkait Hasil Tes DNA Terhadap Ridwan Kamil, Singgung Dugaan Rekayasa |
![]() |
---|