Breaking News:

Berita Viral

HARU, Seorang Nenek Hidup Belasan Tahun dengan Sampah, Depresi, Kini Rumah Dibersihkan Sosok Ini

Begini nasib Sulih Warti hidup memrihatinkan di atas tumpukan sampah, depresi ditinggal suami, rumah sempat terbakar, kini dibantu konten kreator.

Editor: Dika Pradana
Kolase TribunnewsMaker / Kompas.com
Sulih Warti, nenek yang hidup di tengah tumpukan sampah. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - VIRAL kisah pilu seorang nenek bernama Sulih Warti (75) hidup dengan adiknya dipemukiman yang penuh dengan sampah.

Diungkapkan oleh sang adik, Sulih Tiyowati (66), kakaknya mengalami depresi berat ketika suaminya meninggal dunia.

Pernah hidup bahagia bersama dengan suaminya, namun nasib Sulih Warti kini bernasib mengenaskan. Bagaimana tidak, setelah suaminya meninggal dunia, anak sambung Sulih Warti mengusirnya.

Hingga pada akhirnya, Sulih Warti hidup bersama adiknya di sebuah rumah reyot di tengah tumpukan sampah di Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

Meski demikian, nasib Sulih Warti perlahan mulai berubah ketika kisah hidupnya diviralkan oleh sejulah kreator konten.

Sulih Warti, nenek yang hidup di tengah tumpukan sampah.
Sulih Warti, nenek yang hidup di tengah tumpukan sampah. (Kolase TribunnewsMaker / Kompas.com)

Perkumpulan Creator Peduli dan Creator Bersatu bahu membahu mengangkat derajat kehidupan Suli Warti yang mengenaskan setelah suaminya meninggal.

Diketahui, suami Sulih Warti meninggal beberapa tahun lalu.

Sulih Warti merupakan perempuan lansia yang tinggal di rumah penuh sampah di Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

“Dia itu depresi sejak meninggalnya suaminya. Kalau diceritakan, sedih juga,” ungkap Sulih Tiyowati saat ditemui awak media pada Rabu (5/4/2023).

Sulih Tiyowati tidak mengetahui penyebab suami kakaknya meninggal dunia.

Baca juga: Lihat Ada Api! Nenek & Cucunya Usia 3 Bulan di Surabaya Selamat dari Kebakaran, Dengar Suara Aneh

Saat menerima kabar kakak iparnya meninggal dunia, Sulih Tiyowati bersama saudaranya yang lain turut menemani Sulih Warti untuk mengantarkan suami sang kakak ke peristirahatan terakhir.

Seusai pemakaman, Sulih Tiyowati bersama Sulih Warti kembali ke rumah yang ditinggali kakaknya itu dengan sang suami di kawasan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur.

“Baru sampai di rumah, anak tirinya (Sulih Warti) atau anak kandung abah itu bawa golok sambil bilang, 'Jangan bawa harta abah saya', seakan kami datang itu untuk mengambil harta,” ucap Sulih Tiyowati.

Lantas, Sulih Tiyowati menjelaskan kepada keponakan sambungnya itu bahwa maksud kedatangan keluarga untuk memberikan semangat kepada Sulih Warti sekaligus berduka cita atas meninggalnya abah.

Setelah kejadian tersebut, Sulih Warti disebut diusir oleh anak tirinya.

Karena kasihan kepada kakaknya, Sulih Tiyowati membawa Sulih Warti ke rumah saudaranya yang lain di Cilincing, Jakarta Utara.

Baca juga: Nenek-nenek Berusia 65 Tahun Wajahnya Disebut Sangat Awet Muda, Viral Karena Terancam Jadi Tunawisma

Sulih Warti, nenek yang hidup di rumah reyot di tengah tumpukan sampah.
Sulih Warti, nenek yang hidup di rumah reyot di tengah tumpukan sampah. (TribunJakarta.com)

“Di situ (rumah Cilincing), dia mungkin, 'Saya enggak ada suami, enggak kerja', jadi dia mungkin stresnya mulainya di situ.

Kayak begini, sampah-sampah begini. Di rumah adiknya itu (di Cilincing) kumpulkan sampah-sampah, dia enggak jual, (tapi) dibakar,” ungkap Sulih Tiyowati.

Bahkan, saking seringnya membakar sambah, Sulih Warti sempat ditegur oleh warga setempat.

Sulih Warti ditegur lantaran asapnya mengganggu permukiman.

“Karena dia membakar sampah itu, dia ketiduran atau apa, terbakarlah atap rumah (di Cilincing), kebakaran,” ucap Sulih Tiyowati.

Beruntung, pada saat itu warga sekitar dengan sigap bergotong-royong memadamkan api.

Hal itu membuat rumah di Cilincing tidak semuanya ludes terbakar.

Mengenai dugaan depresi ini, Sulih Warti sempat dibawa oleh keluarga Sulih Tiyowati ke dokter kejiwaan.

“Pernah berobat ke dokter kejiwaan, dibilang enggak gila, tapi hanya stres. Karena dia tahu uang, mengaji pintar,” tutur Sulih Tiyowati.

Setelah diberi obat penenang, kata Sulih Tiyowati, Sulih Warti menunjukkan perubahan perilaku,satu di antaranya adalah sering berhalusinasi akan dibunuh seseorang.

“Tetapi, yang mengambil sampah ini enggak hilang hingga sekarang,” imbuh Sulih Tiyowati.

Baca juga: Kapok Ngonten Mandi Lumpur, Sultan Akhyar Janji Berhenti Live, Nenek Ini Curhat Bingung Cari Nafkah

Sulih Warti, nenek yang hidup di tengah tumpukan sampah.
Sulih Warti, nenek yang hidup di tengah tumpukan sampah. (Kolase TribunnewsMaker / Kompas.com)

Rumah tumpukan sampah

Adapun kondisi rumah di Kompleks Deperla Blok H.10, RT 007/RW 14, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara yang ditinggali Sulih Warti terlihat memprihatinkan.

Hampir 80 persen bagian rumah tersebut dipenuhi berbagai macam sampah, mulai dari kering hingga basah.

Sulih Warti yang merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara itu sudah tinggal di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan air sejak belasan tahun terakhir.

Berdasarkan pantauan awak media sampah-sampah memenuhi hampir seisi rumah.

Bahkan, di pintu depan rumah tersebut juga sudah banyak tumpukan sampah.

Untuk memasukinya, tim awak media harus merayap.

Nenek Sulih Warti yang Tinggal di Tumpukan Sampah Dibawa ke RSKD Kejiwaan Duren Sawit
Nenek Sulih Warti yang Tinggal di Tumpukan Sampah Dibawa ke RSKD Kejiwaan Duren Sawit (Kompas.com)

Saat berada di ruangan utama, posisi badan harus menunduk agar tidak mengenai plafon rumah.

Pijakan di dalam rumah tidak rata. Tembok rumah dengan cat hijau tampak terkelupas.

Hawanya pun terasa sangat lembab karena ventilasi udara sangat minim di rumah ini.

Sampah-sampah yang ada di sana mulai dari gelas plastik, kaleng, besi bekas, perabotan rumah, styrofoam, kertas, kulkas, rice cooker, lemari, dan lain-lain.

Di balik sampah-sampah tersebut, ada serangga seperti nyamuk, belatung, kelabang, hingga tikus.

Bahkan, ada satu pohon beringin besar yang tumbuh di salah satu ruangan.

Pohon tersebut tembus ke atap rumah Sulih Warti.

Saat ini, sampah-sampah tersebut sudah mulai diangkut oleh para kreator konten yang tergabung di dalam Perkumpulan Creator Peduli dan Creator Bersatu.

Mereka sudah mulai bekerja mengangkut sampah di dalam rumah Sulih Warti sejak Senin (3/4/2023). (Kompas.com / Baharudin Al Farisi)

Berita ini telah diolah dari artikel Kompas.com berjudul Sulih Warti Belasan Tahun Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Depresi Usai Suami Meninggal

Sumber: KOMPAS
Tags:
Sulih WartiKisah Pilu Seorang Nenekberita viral hari iniKreator KontenJakarta
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved