Breaking News:

Berirta Viral

JADI Napi Terlama di Malaysia, 40 Tahun, WNI Ini Akhirnya Bisa Mudik & Berlebaran ke Sumbawa NTB

Beginilah nasib Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia, kini bebas dan bisa berlebaran di Nusa Tenggara Barat.

Editor: Dika Pradana
BERNAMA
Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - ALHAMDULILLAH seorang narapidana bernama Jamil Arshad akhirnya bisa pulang kampung ke Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sosok Jamil Arshad merupakan Warga Negara Indonesia yang menjadi tahanan di Kerajaan Malaysia selama 40 tahun.

Mendekam di dalam penjara selama 40 tahun, Jamil Arshad menjadi tahanan paling lama di Malaysia.

Sebelumnya, Jamil Arshad mendapatkan hukuman penjara seumur hidup lantaran kasusnya terkait senjata terlarang.

Meski demikian, Jamil Arshad memperoleh grasi dari Sultan Johor, Duli Yang Maha Mulia (DYMM) Sultan Ibrahim Ibni Almarhum Sultan Iskandar.

Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia.
Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia. (BERNAMA)

Jamil tak menyangka bahwa dirinya mendapatkan ampunan dari kerajaan, padahal dia mengira akan tutup usia di dalam penjara.

Kantor berita asal Malaysia, Bernama melaporkan, setelah mendapat pengampunan, Jamil akhirnya dipulangkan ke kampung halamannya di Kampung Kuang, Keliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada Selasa (18/4/2023) pagi waktu setempat.

“Ketika saya diberitahu bahwa saya akan mendapatkan grasi kerajaan dari Sultan Ibrahim, saya hampir tidak percaya karena saya telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup." ujar Jamil.

"Pada tahun 2012, ada amnesti massal di Johor di mana tahanan terlama saat itu adalah 37 tahun, sedangkan saya 29 tahun. Saya berkata dalam hati, saya tidak akan punya kesempatan," tambahnya Jamil.

Dirinya saat itu yakin akan mati di penjara.

Baca juga: INNALILLAHI! Bahagia Berubah Duka, Tepat di Hari Idul Fitri, Bocah 9 Tahun Hanyut di Sungai Lematang

"Yang bisa saya pikirkan hanyalah apa yang akan saya bawa ke akhirat ketika saya mati, jadi saya fokus pada doa." katanya

"Kemarin pagi, ketika direktur Penjara memberi tahu saya bahwa saya akan mendapatkan pengampunan, saya pun tidak menanggapinya," jelas Jamil.

Dia baru percaya akan mendapat pengampunan setelah direktur penjara menunjukkan foto saudara laki-laki Jamil.

“Baru setelah direktur Lapas masuk dan bertanya kepada saya, 'Pak Jamil bisa menjahit Baju Melayu seperti ini? Sambil menunjukkan foto laki-laki'." ujar Jamil menjelaskan momen dirinya akan dibebaskan.

"Saya melihat dan berkata, 'ya saya bisa'. Tetapi direktur bersikeras agar saya melihat foto itu lagi dan meminta untuk menebak siapa orang itu." tambahnya.

"Saya mengenali orang itu tetapi saya tidak ingat di mana saya bertemu dengannya sebelumnya dan ternyata itu adalah saudara laki-laki saya." imbuhnya.

"Saya langsung pergi ke ruang tahanan saya dan menangis karena tidak percaya berita itu,” kata dia saat ditemui Bernama di Penjara Taiping.

Jamil bersyukur diberi kesempatan untuk menghabiskan sisa hidupnya di desa asalnya.

Namun, jauh di lubuk hati, dia mengaku berat untuk meninggalkan penjara yang telah membantunya untuk bertaubat dan menjadi anggota masyarakat yang berguna.

Baca juga: INNALILLAHI! Tolong Menolong Berujung Duka, Satu Keluarga Tewas Tenggelam di Pemandian Kebun Sawit

Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia.
Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia. (BERNAMA)

Bersyukur tapi merasa sedih tinggalkan penjara

Menurut laporan Kantor berita Malaysia, Bernama, Jamil mengaku bersyukur diberi kesempatan untuk menghabiskan sisa hidupnya di desanya.

Meski demikian, jauh di lubuk hatinya, dia merasa berat meninggalkan penjara yang telah membantunya untuk bertobat dan menjadi anggota masyarakat yang berguna.

Dia mengaku berat berpisah dengan staf penjara Malaysia yang sudah menganggapnya sebagai teman, bukan sebagai tahanan.

"Saya senang diberi pengampunan, tetapi pada saat yang sama, saya juga sedih meninggalkan penjara. Senang bisa dibebaskan, tapi sedih berpisah dengan staf yang menganggap saya seperti teman dan bukan sebagai tahanan,” ujar Jamil kepada Bernama, sebagaimana dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Berkah Idul Fitri 2023, 6.358 Napi di Banten Dapat Remisi, Harus Memenuhi Kriteria: Berkelakuan Baik

Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia.
Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia. (BERNAMA)

Jadi penjahit selama dipenjara

Selama di penjara, Jamil menjadi penjahit yang terampil.

Bernama melaporkan, dia telah menjahit ribuan Baju Melayu dan blazer untuk para petugas penjara.

Sebelum dipindahkan ke Penjara Taiping, Jamil pernah dikirim ke penjara Johor Bahru.

Di penjara Johor Baru, dia sempat mempelajari keterampilan membuat perabot rotan seperti kursi dan meja.

Berbekal ilmu agama yang diperolehnya selama berada di desa, Jamil mengaku 40 tahun merayakan Hari Raya di penjara.

Selama itu pula, dirinya pernah juga memimpin jamaah lain, termasuk saat shalat Idul Fitri.

Jamil berpesan kepada para pemuda agar tidak menyia-nyiakan masa mudanya.

Dia ingin tetap berpegang teguh pada agama.

Dia berusaha tidak melakukan perbuatan yang tidak baik.

“Saya bukan orang baik bahkan ketika saya di Indonesia, saya akan keluar masuk penjara." ujarnya

"Dan, berkat petugas lapas di sini, saya bisa mengubah hidup saya dan menjadi manusia yang tidak pernah melewatkan shalat sejak tahun 90-an," ucap dia.

“Saya bertekad untuk mengubah segalanya. Saya shalat lima kali sehari dan tidak melewatkan nasihat yang diberikan kepada saya, yang membuat 36 tahun terakhir di sini terasa seperti 36 bulan." ujarnya.

"Ketika saya melihat ke cermin, saya melihat bahwa rambut saya beruban. Ketika saya masuk penjara saya gemuk, tapi sekarang saya kurus,” katanya.

Dia pun berterima kasih kepada Sultan Ibrahim dan seluruh staf Penjara Taiping.

Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia.
Jamil Arshad, narapidana terlama di Malaysia, asal Indonesia. (BERNAMA)

Sosok Jamil dimata Direktur Penjara Malaysia

Direktur Penjara Taiping SAC Nazri Mohamad mengatakan, Jamil dikirim ke Penjara Johor Bahru pada Februari 1983 setelah dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan diberi enam pukulan tongkat di bawah Pasal 5 Undang-Undang Senjata Api (Peningkatan Hukuman) 1971 (UU 37) oleh Pengadilan Sesi Johor Bahru.

Jamil kemudian dipindahkan ke Penjara Taiping pada tahun 1986 untuk menjalani hukumannya.

Menurut Nazri, pada 22 Maret, Jamil menerima pengampunan kerajaan setelah pertemuan Dewan Pengampunan Negara Bagian Johor dengan syarat dia harus dideportasi ke Indonesia dan berjanji untuk tidak kembali ke negara itu lagi.

Nazri juga menggambarkan Pak Jamil, panggilan akrab Jamil sebagai napi saleh yang rajin dalam segala hal yang digeluti.

Menurut dia, Jamil juga disukai banyak napi lain.

“Dia aktif dalam kegiatan keagamaan dan menjadi imam serta mengajar narapidana lain membaca Al-Qur'an.

Sebut saja 'Jamil Hayat' (sebutan akrabnya di penjara) dan semua orang akan mengatakan bahwa mereka mengagumi dan menghormatinya karena karakter, kepemimpinan, dan pengetahuannya,” tambah Nazri. (SerambiNews/Yeni Hardika)

Berita ini telah diolah dari artikel SerambiNews.com dengan judul Kisah Jamil Arshad, WNI yang Habiskan 40 Tahun di Penjara Malaysia, Kini Sedih karena Dibebaskan

Sumber: KOMPAS
Tags:
berita viral hari iniMalaysiaJohornarapidanaWNILebaran
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved