Berita Viral
MASYA ALLAH! KISAH Gadis Dulu Pasien Rumah Sakit Jiwa, Kini Tembus Kampus UI, Jadi Influencer Mental
Yovania Jami, mantan pasien RSJ yang kini bisa tembus Universitas Indonesia, kini jadi motivator.
Penulis: Dika Pradana
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNEWSMAKER.COM - Inilah 'definisi terus berjuang' yang dicontohkan oleh seorang mantan penyandang gangguan mental yang kini menorehkan ragam prestasi.
Seorang gadis bernama Yovania yang dulunya hidup menderita lantaran keterbelakangan mental kini mampu memotivasi ribuan orang.
Sosok Yovania berhasil membuktikan bahwa Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) mampu sembuh dari penyakit mentalnya itu.

Bahkan Yovania kini mampu menempuh pendidikan sarjana di perguruan tinggi ternama di Indonesia, yakni Universitas Indonesia (UI).
Gadis bernama Yovania Asyifa Jami belakangan ini viral di media sosial lantaran perjuangan hidupnya mampu memotivasi banyak orang.
Bahkan, Yovania sering diundang di acara talkshow guna berbagi kisah dan semangat tentang perjuangan hidup.
Dirinya pun sempat diundang di acara talkshow yang digawangi oleh Andy F Noya.
Dalam acara tersebut, Yova pun menceritakan bagaimana awal mula dirinya mengalami penyakit mental yang sempat mengguncang hidupnya.
Baca juga: Malu Sama Anak Sempat Kena Mental dengan Jawaban Rafathar, Raffi Ahmad Kini Rajin Shalat Subuh
Dia mengungkapkan jika awal mula semua bencana tersebut berawal dari perpisahan kedua orang tuanya.
Yova kecil yang sangat mencintai ayahnya, begitu merasakan kehilangan sosok ayah.
Yova mengungkapkan jika saat itu, ia begitu kebingungan dengan konsep 'perceraian' yang terjadi di antara orang dewasa.
"Yang saya rasakan saat itu kecewa, rindu dengan ayah, tapi saya yang masih kecil itu belum tahu apa yang saya rasakan dan enggak ada yang bisa menjelaskan kepada saya secara detail (tentang perceraian)," tutur Yova.
Bahkan, ia pun dibohongi jika sanga ayah sedang bekerja di luar kota untuk menutupi fakta yang sesungguhnya.
Baca juga: Reaksi Iis Dahlia soal Devano Danendra Pilih Tinggal di Kontrakan, Bahas Mental Sang Putra: Terpuruk

Belum lagi, Yova juga merasakan depresi karena mengikuti ujian nasional saat dirinya duduk di bangku sekolah dasar.
Padahal, Yova adalah salah satu siswa berprestasi selama bersekolah, terbukti dari dirinya yang selalu mendapatkan peringkat atas.
Anak bungsu dari dua bersaudara itu lantas menceritakan lanjutan pengalaman pahitnya yang ternyata tak berhenti sampai di situ saja.
Ternyata saat dirinya masuk SMP, ia malah menjadi korban bullying teman-temannya.
"Setelah itu SMP aku dibully habis-habisan. Mereka ngatain aku kuda, sampai sekarang aku nggak ngerti bullyan itu masuk di aku. Aku dibilang mukanya mirip kuda, sampai ada yang meringkik di belakang aku," terang Yova.
Saat duduk di bangku SMP, Yova masih menjadi siswi berprestasi di sekolahnya bahkan masih mendapatkan peringkat tiga besar.
Namun pelan tapi pasti dirinya mulai digerogoti rasa cemas berlebihan.
Baca juga: Apa Itu Post-Holiday Syndrome? Begini Penjelasan Kondisi Mental Setelah Puas Menikmati Liburan

Bahkan, Yova sempat tak mau masuk sekolah selama dua minggu lamanya karena mengalami trauma yang cukup berat.
Ketika dirinya mulai dibully saat SMP, Yova sebenarnya mulai mendapatkan penanganan dari psikiater.
Namun, kedua orang tuanya tak mengetahui jika putrinya ini mengalami tindak bullying di sekolahnya.
Yova diketahui mulai mengalami halusinasi dengan mendengar suara-suara yang sesungguhnya tidak ada.
Dengan seluruh gangguan mental yang muncul sejak kecil itu, akhirnya hal itu mempengaruhi cara komunikasi, emosi, bahkan tingkah laku Yova dalam sehari-harinya.
Saat dirinya masuk SMA, gangguan mentalnya semakin menjadi-jadi.
Hal ini dikarenakan Yova yang ternyata kembali satu sekolah dengan teman yang pernah membullynya dulu.

"SMA masuk ke lingkungan baru dan aku satu sekolah sama yang bully aku dulu." jelas Yova
"Sempat nggak tidur tiga hari dan bangun-bangun langsung tidak sadar, lupa ingatan, halusinasi dan delusi," imbuh Yova.
Yova sempat dianggap kerasukan jin oleh keluarganya sehingga membuatnya menjalani perawatan ruqyah.
Padahal, metode pengobatan ruqyah itu tidak membuahkan hasil padanya, tetapi ia terus dipaksa untuk menjalani pengobatan ruqyah inap.
Akhirnya pada bulan Februari 2018, pihak keluarga Yova menjemputnya dari tempat ruqyah karena melihat tak ada perubahan berarti dari putri tercintanya itu.
Yova akhirnya dilarikan ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan penanganan medis.

Yova akhirnya dirawat di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur yang terkenal sebagai rumah sakit khusus penanganan kesehatan jiwa dan penanggulangan narkoba di Jakarta.
Yova diketahui dirawat di RSJ itu selama 21 hari. Awalnya, perkembangan kondisi Yova masih naik turun.
Tapi setelah menjalani masa pengobatan selama tiga bulan, akhirnya mulai terlihat dampak positif pada diri Yova.
Yova sendiri mengungkapkan jika gambaran RSJ yang ada di dunia nyata tidak semenyeramkan yang ditayangkan di televisi.
"Stigma RSJ kita diikat dikurung itu nggak ada sama sekali. Ada perlakuan khusus kalau di RSJ, kita harus produktif, misalahnya kita bangun pagi haru sarapan bareng-bareng sama pasien lainnya. Lalu senam olahraga, program rehabilitasi seperti menyanyi, melukis, berkebun, apapun yang meningkatkan kompetensi kita. Ada juga sesi konsultasi," terang Yova.

Setelah menjalani perawatan di RSJ, kondisi Yova berangsur-angsur membaik.
Meskipun begitu, Yova masih terus rutin mengonsumsi obat dan rutin konsultasi ke psikiater karena dirinya didiagnosis mengindap Unspecified Bipolar
Yova akhirnya bisa kembali bersekolah dan lulus hingga dirinya diterima berkuliah di Universitas Indonesia (UI) pada 2021 silam.
Ia menceritakan jika dirinya sempat ditolak empat perguruan tinggi negeri karena memiliki riwayat penyakit mental.
Namun Yova tak pantang menyerah dan terus berusaha.
Akhirnya, kini ia berhasil menjadi mahasiswi vokasi jurusan Komunikasi di UI.
Setelah berhasil menjalani kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, Yova kini aktif membagikan kisah hidupnya di TikTok.
Hal ini ia lakukan karena dirinya ingin mematahkan stigma negatif yang disematkan masyarakat kepada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

"Di video itu aku bilang, 'Hei, buat kalian yang masih suka nge-jokes tentang orang gila, lihat nih, ada mantan RSJ yang berhasil masuk UI" ujar Yova
"Dari situ aku mulai viral dan mantapkan aku untuk terus menyebarkan awareness tentang kesehatan mental," imbuh Yova.
Hingga akhirnya di tahun 2021 silam, Yova mendirikan sebuah platform untuk merangkul masyarakat yang memiliki kepedulian pada kesehatan mental dan juga keinginannya untuk mematahkan stigma negatif masyarakat terhadap mereka yang mengidap gangguan kesehatan mental.
Diketahui platform itu bernama Pasti.Id yang merupakan kepanjangan dari 'Patahkan Stigma Kesehatan Mental untuk Indonesia'.
Dari platform itu, Yova sering menyuguhkan konten-konten tentang kesehatan mental serta jadi tempat bagi siapapun yang ingin bercerita untuk mendapatkan dukungan mental.
Kini Yova berusaha menepis semua pandangan remeh tentang orang dengan keterbelakangan mental.
Dirinya berusaha memotivasi banyak orang untuk berjuang menggapai keinginannya.
INTIP Instagramnya disini >>>>
(Tribunewsmaker.com/Dika Pradana)
Sumber: Tribunnewsmaker.com
Benarkah Suami Salsa Erwina Perwira NATO? Dukung Penuh Istri Debat dengan Ahmad Sahroni: Tak Ragu! |
![]() |
---|
Alasan DPR Tidak Mau Menemui Massa Demo, Sebut Ada Penumpang Gelap yang Buat Suasana Tak Kondusif |
![]() |
---|
Mahasiswa Ucapkan Kekecewaan di Hadapan DPR, Singgung Momen Joget: Kita Cuma Dianggap Pas Pemilu |
![]() |
---|
Tak Hanya Jam Rp11 Miliar Ahmad Sahroni, Bocah 14 Tahun juga Bawa Barang Lain, Ini Kata Sang Ibu |
![]() |
---|
4 Keganjilan Kasus Haji Sahroni yang Terkubur di Rumah dengan Keluarganya, Ada Mobil Box Terparkir |
![]() |
---|