KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 166 167 Kurikulum Merdeka, Citraan & Efek dari Puisi

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Soal dan kunci jawaban dari pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 166 167 Kurikulum Merdeka, dimana anak-anak akan membaca puisi-puisi yang ada di dalam buku.

Berikut ini adalah bagian soal dan kunci jawaban dari Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 166 167 Kurikulum Merdeka, anak-anak akan menuliskan jenis citraan dan efek bagi pembaca dari puisi.

Dengan menuliskan bagian soal dan kunci jawaban dari pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 166 167 Kurikulum Merdeka, anak-anak dapat semakin paham mengenai jenis citraan dalam puisi di pelajaran Bahasa Indonesia.

Berikut kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 166 167 Kurikulum Merdeka.

Soal Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 166 167 Kurikulum Merdeka membahas tentang Tabel 6.5, isian jenis citraan dalam puisi.

Sebelum melihat kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 166 167 Kurikulum Merdeka, siswa diharapkan dapat mengerjakan soal secara mandiri.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Contoh Soal PPKn atau PKN Kelas 5 SD Semester 2, Cara Melestarikan Budaya Bangsa

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 3 SD Subtema 3 Pembelajaran 6 Halaman 151 152 154 155 156 159, Cerita

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 diperuntukkan bagi orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Tribunnews.com tidak bertanggung jawab dalam perbedaan jawaban pada kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 166 167 Kurikulum Merdeka.

Berikut ini kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 166 167 Kurikulum Merdeka:

1. Kutipan puisi: Kebun Hujan
....
Subuh hari kulihat bunga-bunga hujan dan daun-daun hujan/
berguguran di kebun hujan, bertaburan jadi sampah hujan.
...
(Joko Pinurbo, Antologi Celana Pacar Kecilku di Bawah Kibaran Sarung, 2007)

Jenis citraan: Penglihatan

Efek bagi pembaca: Pembaca seolah-olah dapat memandang atau melihat hujan yang turun serta daun-daun yang berguguran pada saat hujan.

2. Kutipan puisi: Asmarandana

Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa/
hujan dari daun,/

karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda/ serta langkah.
..
(Goenawan Muhammad, Antologi Asmaradana, 1992)