Breaking News:

Berita Viral

Naudzubillah! LGBT Makin Menjamur 73 Orang Sehari Terjaring Razia, Kasus HIV Meningkat di Pekanbaru

Semakin parah pasangan LGBT terjaring razia di Pekanbaru, pelaku kini sudah berani terang-terangan.

Penulis: Candra Isriadhi
Editor: Dika Pradana
Istimewa
Bendera pelangi yang diidentifikasikan sebagai simbol LGBT. Semakin parah pasangan LGBT terjaring razia di Pekanbaru, pelaku kini sudah berani terang-terangan. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Semakin parah pasangan LGBT terjaring razia di Pekanbaru, pelaku kini sudah berani terang-terangan.

Tak hanya satu sejumlah pasangan sesama jenis ikut keciduk dalam razia tersebut.

Razia digelar oleh Satpol PP Kota Pekanbaru pada Minggu (28/5/2023) dinihari.

Selain pasangan sejenis laki-laki atau gay, Satpol PP juga menciduk pasangan sejenis perempuan alias lesbian.

Setidaknya ada sekitar 73 orang terjaring dalam razia di tiga lokasi praktek esek-esek itu.

Puluhan orang terjaring razia gabungan Satpol PP Kota Pekanbaru bersama Polsek Sukajadi, Minggu (28/5/2023) dinihari. Kebanyakan adalah pasangan bukan suami istri.
Puluhan orang terjaring razia gabungan Satpol PP Kota Pekanbaru bersama Polsek Sukajadi, Minggu (28/5/2023) dinihari. Kebanyakan adalah pasangan bukan suami istri. (ISTIMEWA)

Keberadaan LGBT tentu menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia yang masih kental dengan adat ketimuran

Namun, kini ancaman LGBT semakin nyata adanya bahkan kini sudah semakin terang-terangan.

Hal itulah yang menjadi perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru sejak awal tahun 2023.

Baca juga: HEBOH! Aksi Womens March Kibarkan Bendera LGBT di Monas, Begini Respon Aparat: Kami Coba Dalami

Apalagi satu penyebab penambahan kasus HIV/AIDS di Pekanbaru disebabkan adanya prilaku lelaki seks lelaki (LSL).

Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Muflihun menegaskan bahwa Satpol PP Kota Pekanbaru sudah kerap melakukan razia.

Razia biasanya dilakukan di lokasi terindikasi ada aktivitas LBGT.

Ia mengingatkan masyarakat akan bahaya keberadaan LGBT.

"Kita sudah sepakat bersama forkopimda beberapa waktu lalu"

"kita menggelar razia di lokasi terindikasi aktivitas LBGT," tegas Muflihun seperti dikutip dari Tribunpekanbaru.com.

Ilustrasi razia penyakit masyarakat.
Ilustrasi razia penyakit masyarakat. (KOMPAS.com/ Junaedi)

Dirinya menyebut bahwa saat ini dalam razia masih dilakukan upaya persuasif.

Ia mengingatkan para guru di sekolah agar ada pola pendidikan kerohanian atau lewat pendekatan keagamaan.

Pendekatan ini untuk menjauhkan pengaruh anak-anak dan remaja dari paparan LBGT.

Ia memgaku harus ada langkah antisipasi sejak dini terhadap pengaruh LGBT.

Baca juga: We Are LGBT Aldi Taher Mendadak Pamer Foto Peluk Mesra Sesama Jenis, Sang Istri Terjebak: Ketipu

"Kita semua tentu tidak ingin bencana terjadi di Pekanbaru,"

"maka kita ajak peran serta masyarakat dan orangtua agar memperhatikan pergaulan anak," ulasnya.

Dirinya menyadari tidak bisa mengetahui secara pasti pelaku LBGT.

Namun ia banyak mendapat informasi terkait keberadaan LGBT di Kota Pekanbaru.

Bendera pelangi yang diidentifikasikan sebagai simbol LGBT
Bendera pelangi yang diidentifikasikan sebagai simbol LGBT (Istimewa)

Aksi Women's March Kibarkan Bendera LGBT di Monas

Belakangan ini viral aksi Women's March di Jakarta yang menggegerkan jagat media sosial.

Dalam aksi Women's March tersebut beberapa anak muda tampak menenteng dan memamerkan bendera pelangi.

Diketahui, bendera pelangi sering diidentifikasikan sebagai aksi promosi LGBT.

Beberapa unggahan di media sosial memamerka bendera simbol LGBT tersebut di sekitar area Monas, Jakarta Pusat.

Tentu hal ini membuat geger masyarakat di Indonesia. Lantas, bagaimana respon dari aparat?

Viral aksi massa di Monas, yang mengibarkan bendera pelangi dengan dasar kebebasan.
Viral aksi massa di Monas, yang mengibarkan bendera pelangi dengan dasar kebebasan. (Instagram @indonesiamengaji)

Pasalnya, LGBT hingga kini dianggap tabu bahkan dilarang oleh sejumlah agama yang dianut di Indonesia.

Diketahui, postingan tersebut pertama kali di unggah oleh akun @sosmedkeras pada Selasa (23/5/2023) lalu.

Dalam postingan tersebut sekumpulan pemuda tengah melangsungkan orasi disebuah panggung kecil di kawasan monas.

Baca juga: Profil Jojo Siwa, YouTuber dan Penyanyi Remaja Viral setelah Mengaku Lesbian & Dukung Komunitas LGBT

Foto pertama menunjukkan seorang laki-laki tengah berorasi di hadapan puluhan orang.

Di bawah tempat pijakan orasi tersebut terbentang bendera merah, kuning, hijau, biru merah yang identik dengan lambang LGBT.

Di foto kedua, seorang perempuan mengenakan topi penyihir tampak sedang berorasi di panggung yang sama.

Namun, pengambilan kedua foto tersebut terlihat berbeda dari kedua sisi.

Tangkapan layar aksi pengibaran bendera pelangi (simbol LBGT) di area Monas
Tangkapan layar aksi pengibaran bendera pelangi (simbol LBGT) di area Monas (Twitter/@sosmedkeras)

Tampak di foto tersebut sejumlah orang membawa poster tulisan.

Di belakangnya Tugu Monas terpampang nyata.

Diketahui, aksi Womens March yang digelar, Sabtu, 20 Mei 2023.

Akun @sosmed keras hanya memberikan cuplikan foto dan keterangan yang tidak menunjukkan waktu dan tempat.

"Gimana pendapat kalian gaes?" kata keterangan akun tersebut seperti dikutip Republika di Jakarta pada Rabu (24/5/2023).

Hingga artikel ini ditulis unggahan pada akun centang biru tersebut telah mendapatkan perhatian lebih dari 9,3 juta, dan terdapat 2.370 retweet dan disukai sebanyak lebih dari 28,6 ribu orang.

Aparat Setempat Membantah adanya Kejadian Tersebut

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Arifin mengaku tidak menerima laporan ihwal adanya aksi Womens March yang digelar di kawasan Monas.

Lebih lanjut, Arifin mengakui pihaknya juga tidak mengetahui adanya bendera atau atribut kelompok kaum sodom yang diikutsertakan dalam aksi tersebut.

"Bendera apa? Saya belum tahu itu, belum dapat laporannya. Enggak tau ya, ada yang bilang itu hoaks," kata Arifin di Ruang Pola Bappeda, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Saat ditanyai perihal bukti foto yang beredar, Arifin menyatakan pihaknya berjanji bakal mendalami keasliaan dari foto yang dimaksud.

"Kita coba dalami lagi ya, kita dalami lagi ya karena laporannya belum ada ke saya, belum ada," ujar Arifin.

Menurut Arifin, biasanya aksi semacam itu selalu ada izin yang diajukan pihak penyelenggara aksi ke kepolisian.

Izin itu, kata dia, bukan dilaporkan ke Satpol PP DKI Jakarta.

"Ya pasti ada izinnya, pemberitahuannya ya kepada kepolisian. Bisa dicek artinya kegiatan itu pasti ada pemberitahuan, pemberitahuannya pasti ke kepolisian bukan ke kita," jelas dia.

Arifin menyampaikan, apabila ada izin yang diajukan sebelumnya, sudah pasti Satpol PP melakukan pendampingan agar aksi dapat berjalan dengan kondusif.

"Ya kita tidak tahu mereka bikin kegiatan tanggal berapa, hari apa, kan kita tidak pernah tahu karena tidak ada pemberitahuan ke kita ya. Kalau ada pemberitahuan pasti juga ada pendampingan," kata Arifin.

(TribunnewsMaker.com/Candra/TribunPekanbaru.com)

Tags:
berita viral hari iniLGBTHIVraziaPekanbaruSatpol PPgay
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved