Breaking News:

Berita Viral

FAKTA-FAKTA Pegawai KAI Diringkus Densus 88, Pelaku Simpan Senpi hingga Rencanakan Serangan Teror

Berikut sederet fakta terkait pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI) Dendud 88 Antiteror.

Editor: Eri Ariyanto
Tribunnews
Fakta pegawai KAI diringkus Densus 88 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut sederet fakta terkait pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang diringkus oleh tim Densus 88 Antiteror.

Publik baru saja dihebohkan dengan penangkapan seorang pegawai KAI karena diduga terlibat terorisme.

Bahkan, pria itu juga menyimpan berbagai senjata api (Senpi).

ILUSTRASI TERORISME
ILUSTRASI TERORISME (TribunWiki)

Baca juga: SOSOK S, Disebut Ketua Kelompok Teroris Solo Raya, Orang Tahunya Dia Penjahit, Ternyata Perakit Bom!

Seperti diketahui, Penyidik Densus 88 Antiteror mengamankan pria inisial DE pegawai PT KAI yang menyimpan berbagai macam pucuk senjata api pabrikan.

DE yang lahir di Purbalingga pada 21 Januari 1995 ditangkap di Jalan Raya Bulak Sentul, RT. 07/ RW. 027, Harapan Jaya, Kota Bekasi, Senin (14/8/2023) sekitar pukul 13.17 WIB.

Penangkapan DE diikuti penggeledahan oleh penyidik Densus 88 Antiteror mengagetkan penghuni Perumahan Pesona Anggrek, Harapan Jaya, Bekasi Utara.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Kombes Aswin Siregar membenarkan pelaku DE adalah pegawai BUMN. Ketua RT setempat merinci bahwa DE adalah pegawai PT KAI.

Pelaku DE tercatat juga punya rumah di Kompleks Bumi Sari Indah, Blok M NO. 2 RT 02/RW 20, Kelurahan Manggahang, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Senjata api yang disimpan oleh pelaku
Senjata api yang disimpan oleh pelaku

Baca juga: MENGKHAWATIRKAN Anak-anak di Sumatera Barat Direkrut Teroris hingga Kondisinya Terpapar Radikalisme

"Yang bersangkutan diduga terafiliasi ke ISIS," ungkap Kombes Aswin Siregar dalam penjelasannya kepada media.

Pelaku DE ditangkap karena keterlibatannya hendak merencanakan serangan teror atau amaliyah. Berikut sederet fakta pelaku DE.

Pendukung ISIS

Sudah sejak lama pelaku DE tertular paham Islamic State atau ISIS dan sejak 2014 berbaiat kepada pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi.

Menurut pengakuan DE seperti disampaikan Kombes Aswin, pelaku saat itu tersihir eforia propaganda global ISIS saat sedang gencar-gencarnya.

Terilhami Pelaku Teror Kerusuhan Mako Brimob

Empat tahun berlalu sejak berbaiat, pelaku DE lalu mengambil garis tegas tak cuma menjadi pengagum ISIS tapi juga aktor.

Pemicunya adalah kerusuhan di Mako Brimob pada 2018 silam, di mana para pelaku onar saat itu adalah tersangka tindak pidana terorisme.

Kerusuhan dari Mako Brimob itu disiarkan para pelaku teror melalui media sosial Telegram dan sontak menyita perhatian publik skala nasional dan global.

Pelaku DE melihat kerusuhan di Mako Brimob melalui televisi, bukan dari Telegram. Begitu pengakuannya.

"Saya menjadi terinsipirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melalukan amaliyah," ungkap pelaku DE seperti ditirukan Kombes Aswin.

ILUSTRASI teroris ditangkap
ILUSTRASI teroris ditangkap (Tribun)

Cari Info Jual Beli Senjata

Dari peristiwa di Mako Brimob itu, pelaku DE mulai mencari info soal jual beli senjata api untuk kemudian melakukan amaliyah, gampangnya operasi teror.

Dari semua kasus terorisme, para pelaku menggunakan bahasa seragam untuk operasional di lapangan dengan bahasa amaliyah.

Benang merah dari pengakuan pelaku DE, penyidik Densus 88 Antiteror kemudian mendapati beragam senjata api dari pistol hingga laras panjang di rumahnya di Bekasi.

Selain itu, penyidik Densus 88 Antiteror turut menyita boks berisi ratusan amunisi bentuknya peluru tajam dan bendera khas ISIS warna hitam.

Sementara di luar itu ada buku-buku karya Wahabi yang ikut disita. Salah satunya buku pegangan pelaku teror Supri, penjahit di Boyolali, yang belum lama ditangkap.

Bukum yang sama juga ditemukan saat penyidik Densus 88 Antiteror menggeledah rumah pelaku DE.

Latihan Tembak di Gunung Geulis

Langkah pelaku DE mempersiapkan amaliyah cukup terukur. Dia mempersiapkan diri dengan i'dad atau latihan berupa mengasah kemampuan menembak.

DE mengaku berlatih rutin menembak dua bulan sekali di Gunung Geulis, Kabupaten Bogor, menggunakan pistol Baikal Makarov buatan Rusia dengan peluru 9 milimeter.

"Saat ini saya masih tahap i'dad (latihan, red). Saya melakukan i'dad di Gunung Geulis sebanyak 2 bulan sekali. Saya melakukan i'dad selama 6 jam," ucap pelaku DE.

Propagandis ISIS di Medsos

Sepak terjang pelaku DE tak hanya mempersiapkan latihan, tapi juga menjadi propagandis di media sosial untuk membangunkan sel-sel tidur para jihadis.

"Pelaku aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," terang Kombes Aswin.

Biasanya pelaku DE menyebarkan propaganda berupa poster digital berisi teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan Indonesia kepada pemimpin ISIS, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.

Hasil penulusuran penyidik Densus 88 Antiteror, pelaku DE pernah menguji coba pistol rakitan di sebuah perkebungan dan mempostingnya di Facebook.

Admin Grup Khusus Penggalangan Dana

Pelaku DE juga tercatat masuk dalam grup Telegram BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R. Grup khusus ini bertujuan menggalang dana mengatasnamakan APM oleh YUSHA.

Di grup khusus ini, pelaku DE sebagai admin dan pembuat beberapa channel Telegram, yakni Arsip Film Dokumenter dan Breaking News.

Breaking News, ungkap Kombes Aswin, merupakan channel update teror global yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Barang Bukti yang Disita

Hasil penggeledahan, penyidik Densus 88 Antiteror mendapatkan beragam senjata api dari rumah pelaku DE berikut ratusan amunisinya. Berikut barang bukti yang disita:

1. 1 buah dompet berwarna biru dongker

2. 1 buah KTP atas nama Dananjaya Erbening

3. 1 buah kartu ATM BRI

4. 1 buah kartu ATM BNI

5. 1 buah kartu paspor ATM BCA

6. 1 buah STNK Sepeda motor dengan nomor polisi D-4674-ZCU atas nama Yanti Sugianti

7. 2 buah SIM C atas nama Dananjaya Erbening

8. 1 buah SIM A atas nama Dananjaya Erbening

9. 1 buah BPJS atas nama Dananjaya Erbening

10. 1 buah NPWP atas nama Dananjaya Erbening

11. 1 buah kartu kereta berwarna hitam

12. 3 buah kartu Tanda Kecakapan Petugas Langsir atas nama Dananjaya Erbening

13. 2 buah FC KTP atas nama Dananjaya Erbening

14. 1 buah kertas bukti transaksi ATM BRI

15. 1 buah kertas bukti transaksi ATM BNI

16. 1 buah bukti struk belanja Alfamart

17. Uang kertas Rp. 308 ribu

18. Sudah Diintai Sejak Seminggu

Ichwanul Muslimin, Ketua RT 07, bercerita kepada TribunJakarta.com bahwa sepekan sebelumnya personel Densus 88 Antiteror sudah mengintai gerak-gerik pelaku DE.

Informasi itu didapat Ichwanul dari pengurus. Ia tak tahu alasan rinci kenapa warganya sampai diintai oleh personel Densus 88 Antiteror.

Namun saat proses penggeledahan rumah pelaku DE, penyidik Densus 88 Antiteror meminta pengurus lingkungan untuk mendampingi. Infonya DE sudah ditangkap lebih dulu.

Baru Mengontrak 6 Bulan

Rumah yang kini didiami oleh pelaku DE bersama satu orang anak dan istrinya yang sedang hamil bukan milik sendiri, tapi kontrakan.

Sosok DE dinilai Icwanul adalah tipe warga yang jangan mengobrol dengan warga lainnya.

"Paling menyapa saja kalau pas ketemu mau berangkat kerja. Kalau sampai ngobrol enggak pernah," terang Ichwanul.

Kini, pelaku DE sudah ditetapkan sebagai tersangka dan masih diinterogasi secara intensif oleh penyidik Densus 88 Antiteror.

(TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Diolah dari berita tayang di TribunJakarta.com

Tags:
berita viral hari iniPegawai KAIDensus 88pelakusenjata apiterorismeBekasi
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved