Disahkan Megawati, Mahfud MD Sumringah Jadi Cawapres Ganjar, Jokowi Absen, PDIP Pecah? Puan Menjawab
Mahfud MD diumumkan Megawati jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Jokowi absen ke mana? Puan Maharani bantah tudingan perpecahan.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ketidakhadiran Joko Widodo sebagai kader PDIP dalam pengumuman Mahfud MD menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ganjar Pranowo menuai banyak tanda tanya.
Diumumkan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati, Mahfud MD kini resmi menjadi pendamping Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pemilu 2024.
Ketidakhadiran Joko Widodo pada momentum besar partainya itu menuai beragam pertanyaan, apakah ada perselisihan antara PDIP dengan Joko Widodo?

Putri dari Megawati, Puan Maharani pun menegaskan isu-isu miring tersebut yang kini beredar di masyarakat.
Diungkapkan oleh Puan Maharani, Joko Widodo dan PDIP tidak mengalami pecah kongsi.
Terlebih lagi terkait persoalan Calon Wakil Presiden (Cawapres).
Berulang kali, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menegaskan bahwa antara partainya dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mengalami pecah kongsi.
Baca juga: SINYAL KUAT Mahfud MD Bakal Diumumkan Megawati Sebagai Cawapres Ganjar Pranowo, Tersenyum Berdua
Baca juga: PERJALANAN Karier Mentereng Mahfud MD, Kini Resmi Ditunjuk Jadi Cawapres Dampingi Ganjar Pranowo
Hal ini disampaikan Puan di kantor DPP PDI-P detik-detik menjelang pengumuman cawapres Ganjar Pranowo.
"Enggak ada pecah kongsi, sama sekali. Semuanya baik-baik saja," kata Puan saat ditemui di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Puan menyatakan bahwa PDI-P tetap menghormati dan menghargai semua sikap politik dari sejumlah tokoh.
Namun, tak disebutkan apakah itu terkait sikap politik Presiden Jokowi untuk Pilpres 2024.
Hari ini, Jokowi tak hadir dalam pengumuman cawapres Ganjar lantaran tengah berada di China untuk kunjungan kerja.
Sebagai presiden, Joko Widodo lebih mementingkan urusan kenegaraan.
Jokowi dipersepsikan akan mengarahkan dukungan untuk Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Baca juga: BREAKING NEWS! MK Tolak Gugatan PSI soal Batasan Usia Capres-Cawapres, Duet Prabowo-Gibran Gagal?

Di sisi lain, Puan mengingat pesan Jokowi yang menyerahkan soal pengusungan capres dan cawapres adalah ranah partai politik.
"Pak Jokowi sampaikan urusan capres dan cawapres itu adalah urusan partai politik." ungkapnya.
"Jadi ini merupakan hal daripada partai politik, yaitu PDI Perjuangan bersama partai yang bersama dengan PDI Perjuangan ada Partai Perindo, Hanura, dan PPP," kata dia.
Hubungan PDI-P dan Jokowi diisukan merenggang belakangan ini.
Terlebih lagi, Jokowi seolah melempar sinyal dukungan ke capres lain, yaitu Prabowo Subianto.
Bersamaan dengan itu, organisasi relawan Pro Jokowi (Projo) juga telah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Adapun Projo ini adalah pimpinan Ketua Umum Budi Arie Setiadi.

PERJALANAN Karier Mentereng Mahfud MD, Kini Resmi Ditunjuk Jadi Cawapres Dampingi Ganjar Pranowo
RESMI! Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ganjar Pranowo untuk maju pada Pemilu 2024.
Mahfud MD ditunjuk pada Rabu (18/10/2023) pagi.
Penunjukan itu diumumkan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di kantor DPP PDI-P Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Kini Mahfud MD masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Jika flashback, ternyata Mahfud MD memiliki jejak karier mentereng.
Berikut ini profil lengkap Mahfud MD dilansir dari Mahkamah Konstitusi RI.

Profil Mahfud MD
Moh Mahfud MD merupakan anak dari Mahmodin dan Siti Khadidjah.
Lahir di sebuah desa di Kecamatan Omben, Sampang, Madura, 13 Mei 1957, dengan nama Mohammad Mahfud.
Ia dilahirkan ketika ayahnya bertugas sebagai pegawai rendahan di kantor Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.
Ketika Mahfud berusia dua bulan, keluarga Mahmodin pindah ke Pamekasan, daerah asalnya.
Baca juga: Profil dan Instagram Mahfud MD, Menkopolhukam Era Jokowi yang Kerap Buat Gebrakan ke Publik
Di sana, di Kecamatan Waru, Mahfud menghabiskan masa kecilnya. Kala itu, surau dan madrasah diniyyah adalah tempat Mahfud belajar agama Islam.
Ketika berumur tujuh tahun, ia dimasukkan ke Sekolah Dasar Negeri. Sore harinya, ia belajar di Madrasah Ibtida’iyyah. Malam sampai pagi hari, ia belajar agama di surau.
Mahfud lalu dikirim ke pondok pesantren Somber Lagah di Desa Tegangser Laok, untuk mendalami agama.
Ketika itu ia masih kelas 5 SD.
Sekolahnya pun ia lanjutkan di sana.
Pondok Pesantren Somber Lagah adalah pondok pesantren salaf yang diasuh Kiai Mardhiyyan, seorang kiyai keluaran Pondok Pesantren Temporejo atau Temporan.
Pondok pesantren itu sekarang diberi nama Pondok Pesantren al-Mardhiyyah, memakai nama pendirinya, Kiai Mardhiyyan, yang wafat pertengahan 1980-an.
Meski nilai ujiannya bagus, Mahfud tidak melanjutkan sekolah ke SMPN favorit.
Orang tuanya memasukkan dia Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri di Pamekasan. Pada waktu itu, ternyata ada tiga murid yang namanya sama dengannya.
Untuk membedakan, akhirnya Mahfud menambahkan inisial MD di belakang namanya. Tanpa sengaja, nama itu tertulis dalam ijazahnya.
Kini, inisial menetap di belakang nama Mahfud seperti gelar akademik medical doctor, sebagaimana anggapan sebagian orang.

Karier Mahfud MD
H Moh Mahfud MD lebih dikenal sebagai staf pengajar dan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sejak tahun 1984.
Sebelum menjabat sebagai Hakim Konstitusi Prof Mahfud MD pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI (2000-2001)
Menteri Kehakiman dan HAM (2001), Wakil Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (2002-2005)
Rektor Universitas Islam Kadiri (2003-2006)
Anggota DPR-RI, duduk Komisi III (2004-2006)
Anggota DPR-RI, duduk Komisi I (2006-2007)
Anggota DPR-RI, duduk di Komisi III (2007-2008)
Wakil Ketua Badan Legislatif DPR-RI (2007-2008),
Anggota Tim Konsultan Ahli Pada Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Depkum-HAM Republik Indonesia.
Selain itu, beliau juga masih aktif mengajar di Universitas Islam Indonesia (UII), UGM, UNS, UI, Unsoed, dan lebih dari 10 Universitas lainnya pada program Pasca Sarjana S2 & S3.
Mata kuliah yang diajarkan adalah Politik Hukum, Hukum Tata Negara, Negara Hukum dan Demokrasi serta pembimbing penulisan tesis dan desertasi.
Baca juga: SOSOK Arie Budiarto, Pria di Banten Kembaran Ganjar Pranowo, Uban Bawa Tenar: Mau Foto Bareng
Pendidikan Mahfud MD
Madrasah Ibtida'iyah di Pondok Pesantren al Mardhiyyah, Waru, Pamekasan, Madura
SD Negeri Waru Pamekasan, Madura
Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), SLTP 4 Tahun, Pamekasan Madura
Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN), SLTA 3 Tahun, Yogyakarta
S1 Fakultas Hukum, Jurusan Hukum Tata Negara, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta
S1 Fakultas Sastra dan Kebudayaan (Sasdaya) Jurusan Sastra Arab, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Program Pasca Sarjana S2, Ilmu Politik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Program Doktoral S3, Ilmu Hukum Tata Negara, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Artikel ini diolah dari Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Sepak Terjang Arif Budimanta, Eks Stafsus Presiden Era Jokowi Meninggal Dunia, Dulu Ketua DPP PDIP |
![]() |
---|
Pekerjaan Nadiem Makarim Sebelum Jadi Menteri di Era Jokowi, Bisnis Menggurita, Pantas Kaya Raya! |
![]() |
---|
Keberadaan Jurist Tan Eks Stafsus Nadiem Makarim,Terlacak Pindah-pindah Negara hingga Afrika Selatan |
![]() |
---|
Profil Arinal Djunaidi, Mantan Gubernur Lampung yang Dulu Viral, Kini Diperiksa Kasus Dugaan Korupsi |
![]() |
---|
Sosok Jurist Tan Eks Stafsus Nadiem Makarim Kini Jadi Buron, Pernah Punya Jabatan Tinggi di Gojek |
![]() |
---|