Berita Kriminal
NESTAPA Remaja di Labuhanbatu Bola Mata Kirinya Hilang, Tewas Dianiaya OTK: Kening & Kaki Melepuh!
Inilah kronologi meninggalnya remaja di Labuhanbatu dianiaya OTK hingga bola matanya hilang.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang remaja berusia 16 tahun di Labuhanbatu, Sumatera Utara meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh Orang Tak diKenal (OTK) hingga membuat bola matanya terluka dan keluar lalu menghilang.
Sebelum meninggal dunia, remaja tersebut mengaku sempat dilempar batu oleh OTK mengenai matanya.
Tak hanya itu, kaki dan kening remaja berinisial IMP itu juga melepuh karena terbakar.

Keluarga korban menduga bahwa korban sempat dianiaya oleh OTK sebelum meninggal dunia.
Diketahui, korban merupakan warga Jalan Setiabudi Gang Sado, Kelurahan Padang Matinggi, Kabupaten Labuhanbatu.
Sat Reskrim Polres Labuhanbatu menyatakan masih terus menyelidiki kasus tewasnya remaja laki-laki berinisial IMP (16) itu.
Remaja ini tewas diduga setelah bola mata sebelah kirinya hilang disiksa orang tak dikenal.
Baca juga: Aku Tunggu di Surga, Mah! Getir Hati Ibu Dicurhati Fatir Korban Bully di Bekasi sebelum Meninggal
Baca juga: GETIR Ibu di Subang Lihat Anaknya 16 Tahun Meninggal Dipukuli Polisi, Lebam: Salah Apa Anak Saya?
Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Madya Yustadi mengaku pihaknya masih berusaha mengungkap kasus ini.
Hingga saat ini, polisi belum berhasil mengungkap siapa dan bagaimana peristiwa dugaan penyiksaan terjadi.
Yang pasti, kata Kasat Reskrim yang baru menjabat sepekan ini, personel Sat Reskrim bekerja keras pagi hingga malam.
"Kalau untuk kasus ini anggota sedang melaksanakan penyelidikan terkait peristiwa tersebut dan mencari bukti-bukti pendukung. Pagi siang malam anggota bekerja untuk mengungkap kasus ini,"kata AKP Madya Yustadi, Jumat (8/12/2023).
Sebelumnya, remaja berinisial IMP tewas diduga disiksa orang tak dikenal hingga bola mata sebelah kirinya luka parah dan diduga hilang.

Tante korban, Heni menyebut peristiwa terjadi pada 31 Oktober 2023 lalu.
Peristiwa ini terjadi di Jalan Lintas Sumatera atau tepatnya di Desa Janji, Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhanbatu.
Nahasnya, usai mendapat perawatan kurang lebih 15 hari atau tepatnya pada 15 November korban meninggal dunia.
Korban bukan hanya luka di mata kiri, tapi di kening dan kakinya melepuh seperti luka bakar.
"Tanggal 15 bulan November meninggal dunia, makanya kami laporkan ke Polisi." ungkap Heni.
"Katanya kena lempar batu sampai matanya keluar," kata Heni.
Baca juga: GETIR Pria di Bogor Lihat Anaknya Tewas Disabet OTK, Tegar Lihat Senyuman Anak:Saya Tutup Matanya!

Kata Heni, ada beberapa informasi yang diterima keluarga korban korban tewas karena dilempar batu orang tak dikenal dan karena korban terlibat dugaan pencurian.
Namun hal ini belum diketahui pasti kebenarannya.
Oleh karena itu, Heni dan keluarganya melapor ke Polisi.
Sebab, tanggal 30 Oktober sore korban berangkat dengan 3 orang temannya, berboncengan empat.
Paginya, salah satu teman korban kembali dan mengabarkan korban dibawa ke rumah sakit.
"Katanya kena lempar batu sampai matanya keluar, terus ada yang bilang mencuri. Masih simpang siur." tegasnya.
Hingga kini penyebab kasus kematian IMP masih terus diselimuti teka-teki.
GETIR Ibu di Subang Lihat Anaknya 16 Tahun Meninggal Dipukuli Polisi, Lebam: 'Salah Apa Anak Saya?'
GETIR dan hancur hati ibu di Subang, Jawa Barat saksikan anaknya meninggal dunia setelah dianiaya oleh oknum polisi.
Anak berusia 16 tahun tersebut harus meregang nyawa dalam kondisi babak belur dan bersimbah darah.
Saat ditemukan, mulut anak tersebut telah lebam dan beberapa bagian tubuhnya mengucur darah.

Suara histeris sang ibu meminta pertanggungjawaban dari oknum polisi tersebut.
Dia tak menyangka anaknya yang masih di bawah umur menjadi korban penganiayaan dari aparat negara.
Dia pun menuntut hukuman berat terhadap pelaku pembunuhan anaknya.
Hingga kini kasus tewasnya Adlyan Waher(16) pelajar SMKN 1 Pusakanagara di tangan okunum Polisi Aipda WE terus menuai sorotan.
Baca juga: GERTAKAN Pria di Kalsel Bikin Istri Pasrah Dianiaya, Badan Lebam Diinjak Suami: Gegara Ayam Goreng
Baca juga: KRONOLOGI Prada MZR Tewas Dianiaya Seniornya di Semarang, Organ Vital Dipukul: Korban sempat Dihukum
Ditemui di Kantor Hukum Republik Law Firm, Ibunda Adlyan Waher, Wariha terus menangis kehilangan anak tercintanya.
"Jujur saya sampai hari ini masih sangat bersedih kehilangan anak kesayangan yang meninggal dengan keji dianiaya oknum polisi, salah apa anak saya sampai dianiaya seperti itu," ujar Wariha, Kamis(8/12/2023) sore, sambil menangis
Polisi yang seharusnya jadi pengayom dan pelindung bagi masyarakat, kenapa Setega itu menganiaya anak saya hingga meninggal dengan keji.
"Sekalipun anak saya berbuat kesalahan, tak sepatutnya oknum polisi tersebut bertindak keras sampai memukul dan lain sebagainya ke anak saya yang masih di bawah umur," katanya.
"Kondisi anak saya juga saat ditemukan begitu mengenaskan dengan berlumuran darah, seluruh bagian muka hingga bibir penuh lebam," ucapnya

Saya selaku ibunda Adlyan hari telah menguasakan penanganan perkara yang menimpa anak saya kepada Kuasa Hukum Pak Asep Rohman Dimyati untuk mengawal kasus ini hingga tuntas dan terbuka.
"Permintaan keluarga kami cuma satu, oknum polisi tersebut harus dihukum seberat-beratnya" ungkapnya.
"Bila perlu dihukum mati dan dipecat dari profesinya sebagai Polisi, karena sudah bertindak arogan dan tak pantas jadi pengayom dan pelindung masyarakat," katanya
Seperti diketahui remaja atau Pelajar SMK di Subang, Jawa barat bernama Adlyan Waher (16) tewas dianiaya oknum polisi pada Minggu, (3/12/2023) sekitar pukul 03.30 WIB di jalan desa Gempol Kecamatan Pusakanagara Subang.
Sebelum dianiaya, korban bersama ke 4 temannya menggunakan motor terjadi saling kejar-kejaran dengan oknum polisi yang bertugas di Polsek Pusakanagara tersebut.
Baca juga: DERITA Ibu di Lampung Dianiaya Suami, Lebam Dipukul & Dibenturkan: Gegara Minta Uang Berobat Anak
Dalam kejar-kejaran tersebut, satu motor yang ditumpangi 2 orang berhasil lolos dari kejaran oknum polisi tersebut.
Sementara 1 motor korban yang ditumpangi bersama 2 temannya berhasil ditabrak sebanyak 3 kali oleh oknum polisi tersebut hingga terjatuh ke sawah.
Saat terjatuh, 2 teman korban berhasil kabur, sementara korban sendiri tertindih motor Beat Street.
Korban pun berhasil ditangkap oleh oknum polisi tersebut hingga jadi bulan-bulannan atau dianiaya oleh oknum polisi berpangkat Aipda tersebut.
Korban saat itu kondisinya terkapar dan langsung dilarikan oleh oknum polisi tersebut ke Puskesmas Pusakanagara.
Namun kondisi korban semakin kritis atau koma hingga harus dirujuk ke RS Siloam Purwakarta.
Sayang hanya dirawat kurang dari 24 jam, korban dinyatakan meninggal dunia pada hari Senin(4/12/2023) sekitar pukul 10.21 WIB, akibat luka yang diderita di bagian kepala dan wajah.

Karena dianggap meninggal tak wajar, keluarga korban langsung membawa korban ke RS.Bhayangkara Indramayu untuk dilakukan otopsi.
Selanjutnya keluarga korban membuat laporan ke Satreskrim Polres Subang terkait meninggalnya Adyan Waher yang diduga dianiaya oleh oknum Polisi Aipda WE.
Kemudian, Selasa(5/12/2023) pagi sekitar pukul 09.00 WIB, korban Adlyan Waher dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Rancadaka dengan di iringin doa dan Isak tangis dari ratusan keluarga krabat dan rekan korban.
Senin (4/12/2023) sore, ratusan warga masyarakat dan para pelajar mengepung Makopolsek Pusakanagara untuk meminta keadilan dan mendesak pelaku oknum Polisi Aipda WE untuk segera ditahan.
Melihat massa yang semakin emosi, pihak Propam dan Satreskrim Polres Subang langsung mengamankan pelaku.
Oknum Polisi Aipda WE tersebut selanjutnya di tahan di sel tahanan Propam Polres Subang.
Berdasarkan keterangan WakaPolres Subang Kompol Endar Supriatna dalam press release-nya Rabu(26/12/2023) kemarin, pelaku mengakui telah memukuli korban.
"Pelaku mengaku kesal kepada korban karena tak kooperatif saat ditanya, hingga pelaku akhirnya memukuli korban dengan tangan kosong dibagian muka atau wajah dan bibir," katanya
Selain itu, WakaPolres juga mengungkapkan, polisi berhasil mengamankan senjata tajam berupa parang dan Kelewang berukuran panjang lebih dari 1 meter.
"Dari tangan korban bersama rekannya kita amankan 2 Sajam berupa parang dan Kelewang, serta di TKP kita temukan adanya batang kayu sepanjang hampir 80cm dan Helm," katanya
Sementara itu, pelaku oknum Polisi Aipda WE saat ini sudah ditahan di Markas Propam Polres Subang.
Pelaku terancam UU perlindungan anak dengan hukuman pidana maksimal 15 tahun atau denda Rp 3 Miliar.
Selain itu, pelaku juga terancam telah melanggar kode etik profesi Kepolisian dengan ancaman Pemecatan atau Pemberhentian dengan tidak hormat(PTDH).
Artikel ini diolah dari TribunMedan
Sumber: Tribun Medan
2 Sosok Terduga Pembunuh Keluarga Haji Sahroni di Indramayu, Mobil Korban Ditemukan di Lokasi Lain |
![]() |
---|
Profesi Haji Sahroni yang Tewas Terkubur Bersama Keluarga dalam Rumah di Indramayu, Pengusaha Walet |
![]() |
---|
5 Fakta Haji Sahroni & Keluarga Tewas Terkubur di Indramayu, Tetangga Curiga 2 Pikap Parkir Lama |
![]() |
---|
Sosok Nurminah Wanita Tewas Dicor Kekasih di Lombok, Hendak Menikah, Pelaku Ternyata Sudah Beristri |
![]() |
---|
Pengakuan Istri Penculik Kacab Bank BUMN di Jakpus, Panik 2 Kali Didatangi Polisi, Dapat Rp8 Juta |
![]() |
---|