Israel Kehilangan Dukungan! 'Kengeyelan' Netanyahu saat Diingatkan AS, Pengeboman Habisi Warga Sipil

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pasca Majelis Umum PBB melakukan voting untuk resolusi gencatan senjata di Gaza, terlihat banyak negara mendukung.

Hanya ada 10 negara yang setuju perang masih dilanjutkan dan 23 lainnya abstain.

Hal ini seolah menunjukkan bahwa Israel mulai kehilangan pendukungnnya.

Baca juga: Derita Warga Gaza di Pengungsian, Kedinginan Diguyur Hujan Lebat & Terserang Wabah Penyakit Menular

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (12/12/2023) mengatakan, Israel sudah kehilangan dukungan atas pemboman tiada henti di Gaza.

Ia juga memperingatkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus berubah.

Biden menyampaikannya di hadapan para donor untuk kampanye pemilihan presiden atau pilpres AS 2024, dan ini adalah komentar paling kritis tentang cara Netanyahu menangani perang Israel di Gaza.

Baca juga: Kekalahan Terburuk Israel, Belasan Pemimpin Tentara IDF Tewas di Gaza, Peringatan Hamas Terbukti

Pernyataannya sangat kontras dengan dukungan literal dan politis AS terhadap Netanyahu sejak perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023.

“Keamanan Israel bisa bergantung pada Amerika Serikat, tetapi sekarang Israel memiliki lebih dari Amerika Serikat.

Israel mempunyai Uni Eropa, dibantu Eropa, dan sebagian besar dunia...

Tetapi mereka mulai kehilangan dukungan dengan pemboman tanpa pandang bulu yang terjadi,” kata Biden, dikutip dari Reuters.

Serangan balasan Israel menewaskan 18.000 orang di Gaza, melukai 50.000 korban dan menciptakan krisis kemanusiaan.

Baca juga: Hamas akan Akhiri Perang Jika Palestina Merdeka! Netanyahu: Negara Palestina Tidak Mungkin Terwujud!

Komentar Biden menunjukkan perselisihan baru dirinya dengan Netanyahu, yang sudah berbeda pendapat selama beberapa dekade.

Biden sempat menyinggung Netanyahu yang suatu ketika berkata kepadanya, "Anda mengebom Jerman, Anda menjatuhkan bom atom, banyak warga sipil tewas."

Biden menjawab, "Ya, itu sebabnya semua lembaga ini didirikan setelah Perang Dunia Kedua untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi... jangan membuat kesalahan yang sama seperti yang kita lakukan pada 9/11.

Tidak ada alasan mengapa kita harus berperang di Afghanistan."