Breaking News:

Palestina vs Israel

Hamas Tidak Buka Negosiasi Apapun untuk Pertukaran Sandera kecuali Kemerdekaan Rakyat Palestina

Hamas menegaskan tidak membuka negosiasi apapun untuk pertukaran sandera kecuali agresi terhadap rakyat Palestina berhenti untuk selamanya.

Editor: Sinta Manila
Kolase Istimewa
Petinggi Hamas Ismail Haniyeh (kiri) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) 

Ia ingin Jalur Gaza berada di bawah kendali keamanan Israel setelah itu.

Baca juga: Israel Bantah Boikot Produk Pro-Israel Bisa Merugikan Mereka, Faktanya Boncos Rp 177 Triliun

Mossad Temui Perdana Menteri Qatar

Komentar Netanyahu muncul setelah David Barnea, pimpinan badan intelijen Israel (Mossad), bertemu dengan Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Eropa pada Sabtu (16/12/2023).

Sebelumnya, Qatar menjadi penengah antara Israel dan Hamas yang menghasilkan gencatan senjata tujuh hari dan pertukaran sandera pada 24 November 2023 hingga 1 Desember 2023.

Pada Sabtu (16/12/2023), Qatar mengonfirmasi pembicaraan sedang dilakukan untuk kemungkinan gencatan senjata baru antara Israel dan Hamas, dikutip dari The Sydney Morning Herald.

Mereka diidentifikasi sebagai tiga pemuda yang diculik dari komunitas Israel – Yotam Haim (kanan) Samer Al-Talalka (kiri) dan Alon Shamriz (tengah)
Mereka diidentifikasi sebagai tiga pemuda yang diculik dari komunitas Israel – Yotam Haim (kanan) Samer Al-Talalka (kiri) dan Alon Shamriz (tengah) (Reuters)

Hamas: Syarat Negosiasi Harus Hentikan Agresi Israel di Palestina

Di sisi lain, Hamas menegaskan posisinya untuk tidak membuka negosiasi apapun untuk pertukaran sandera kecuali agresi terhadap rakyat Palestina berhenti untuk selamanya.

“Kami mengkomunikasikan posisi ini kepada semua mediator,” kata perwakilan Hamas dalam sebuah pernyataan, Sabtu (16/12/2023).

Pada Jumat (15/12/2023), pasukan Israel mengakui secara keliru membunuh tiga sandera Hamas di Shijaiyah, Kota Gaza, di mana pasukan Israel terlibat dalam pertempuran sengit dengan Hamas.

Warga Israel kemudian menggelar demo di Tel Aviv setelah pembunuhan tiga sandera itu.

Mereka menuntut gencatan senjata untuk pembebasan sandera yang tersisa.

Berbeda dengan Netanyahu, para demonstran berpendapat pemboman di Gaza justru membahayakan nyawa sandera.

Hamas Palestina vs Israel

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Benjamin NetanyahuIDFHamasQatar
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved