Breaking News:

Pilpres 2024

TEKA-TEKI Hilangnya 70 Baliho Ganjar-Mahfud di Banten, TPN Langsung Ambil Langkah Tegas Ini

Sebanyak 70 baliho pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo- Mahfud MD di Banten dicopot.

Editor: Eri Ariyanto
Tribunnews
Ilustrasi baliho Ganjar-Mahfud 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sebanyak 70 baliho pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo- Mahfud MD di Banten dicopot.

Setelah mengetahui itu, kubu Ganjar Pranowo- Mahfud MD menyayangkan kejadian tersebut

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud juga dibuat begitu kecewa dengan tindakan pencopotan 70 alat peraga kampanye (APK).

Deputi Hukum TPN, Todung Mulya Lubis, memaparkan, selain peristiwa di Banten, pihaknya mengamati banyak pelanggaran sistematis lain yang terjadi.

Logo Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu.
Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu. (Bawaslu RI)

Baca juga: KPU Evaluasi Hasil Debat Pertama, Bahas Aksi Gibran saat Prabowo & Anies Saling Sindir, Ditegur?

Misalnya terkait netralitas aparatur sipil negara, dukungan aparat pada salah satu pasangan calon, politisasi bansos, serta larangan kehadiran pasangan calon Ganjar-Mahfud di acara tertentu.

"Jika pelanggaran-pelanggaran seperti itu tak dikoreksi, maka Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2024 akan menjadi pemilu penuh dengan cacat, tidak melahirkan pemerintahan yang punya legitimasi, serta menjadi proses pemilu paling buruk dalam sejarah Indonesia," kata Todung dalam konferensi pers di Media Lounge TPN Ganjar – Mahfud, Sabtu (16/12/2023).

Todung yang menjabat Wakil Ketua Panwaslu Pusat pada Pemilu 1999 mengajak agar penyelenggara Pemilu 2024 kembali kepada Undang-Undang Pemilu dan Peraturan Pemilu, serta meminta Bawaslu untuk memastikan keadilan bagi semua kontestan pemilihan umum.

"Kami meminta aparat pemerintahan, baik sipil maupun militer untuk menjaga harkat pemilu dan pilpres menjadi pemilihan umum yang bersih serta menghadirkan legitimasi bagi pemerintahan yang dihasilkan," ungkapnya.

Todung menegaskan, TPN telah mengkomunikasikan ke Bawaslu terkait peristiwa di Banten dan meminta segera melakukan investigasi, baik terkait pencopotan baliho Mahfud MD, maupun pemasangan baliho tak bertuan yang seolah dipasang tim Ganjar-Mahfud di luar tempat semestinya.

Ilustrasi baliho Ganjar-Mahfud
Ilustrasi baliho Ganjar-Mahfud (Tribunnews)

Baca juga: MOMEN Prabowo Joget saat Ingin Tanggapi Keluhan Anies Terkait Demokrasi, Singgung soal Pilkada DKI

Pemasangan sejumlah baliho bergambar Ganjar-Mahfud di kompleks Perumahan TNI dan Polri itu dipastikan bukan dilakukan oleh Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud.

Todung menyatakan, pihaknya punya dasar untuk menduga bahwa pencopotan spanduk dan pemasangan baliho tak bertuan itu sudah direncanakan.

Pasalnya, pencabutan baliho Mahfud MD di Banten dilakukan secara serentak di berbagai tempat dan terjadi pada waktu-waktu yang tidak seorang pun sedang beraktivitas.

Sehari kemudian, muncul baliho-baliho Ganjar-Mahfud bukan dari Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud.

"Itu jelas terencana, bukan spontanitas. Hanya kelompok tertentu yang bisa melakukan hal tersebut," kata Todung.

Raibnya puluhan baliho Ganjar-Mahfud di Banten pada Rabu (13/12/2023), mengingatkan publik atas insiden yang terjadi di Provinsi Bali.

Ketika itu, aparat pemerintahan yang dibantu pihak penegak hukum mencopot baliho Ganjar-Mahfud karena adanya kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Pulau Dewata.

Todung menambahkan, dikaitkan pola-pola sebelumnya, TPN menaruh kecurigaan ada kekuatan besar yang ingin agar Ganjar-Mahfud tidak menjadi pemenang Pilpres 2024.

"Sampai kapan kita akan terus menerus dihadapkan pada pelanggaran kampanye yang menyebabkan ‘distrust’ pada proses pemilu? Politik adalah proses untuk menghasilkan pemerintahan, sesuatu untuk kemaslahatan publik. Tapi dengan pola-pola seperti ini, politik semata hanya menjadi alat untuk mengejar kekuasaan, tanpa memedulikan hukum, akhlak, dan etika," katanya.

"Please KPU, Bawaslu, jaga netralitas dan independensi Pemilu. Jangan jadi kepanjangan tangan pihak lain yang tak ingin pemilu berjalan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Tidak ada gunanya ada pemilu kalau tak ada integritas di dalamnya," pungkasnya.

Menjawab pertanyaan sejumlah wartawan terkait viralnya ucapan Capres Prabowo Subianto “Ndasmu Etik” di media sosial, Todung mengungkapkan, TPN juga terusik dengan pernyataan Prabowo yang terkesan niretik tersebut.

"Kata-kata Prabowo itu bertentangan dengan semangat politik yang diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo agar melakukan politik yang santun dan beretika," jelasnya.

Sikap Prabowo itu, lanjut Todung, tidak mendidik dan bertentangan dengan pembukaan UUD 45 alinea keempat yang berbunyi ‘Mencerdaskan Kehidupan Bangsa’.

Dalam konferensi pers ini, Todung didampingi tiga juru bicara TPN, yakni Ruhut Sitompul, Chico Hakim, Rinto Wardana, dan Boy Agustinus Sahala Pratama.

Baliho Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Bali dicopot
Baliho Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Bali dicopot

'Banteng Jangan Diganggu' PDIP Marah Baliho Ganjar-Mahfud di Bali Dicopot, Sang Capres Kebingungan

Beredar sebuah video yang menunjukkan baliho besar bergambar Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dicopot.

Pencopotan baliho di Gianyar, Bali itu dilakukan oleh beberapa anggota Satpol PP.

Posisi baliho terletak di sekitar Balai Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar.

DPP PDIP lewat Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun bereaksi keras menanggapi hal itu.

Menurut Komarudin, Bali merupakan salah satu basis PDIP atau disebut kandang Banteng.

Komarudin pun meminta PDIP Bali untuk melakukan investigasi terhadap aksi pencopotan baliho Ganjar-Mahfud tersebut.

"Kalau sampai ada yang berani melakukan tindakan begitu, itu mereka harus segera melakukan investigasi ke bawah," kata Komarudin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

Komarudin menilai pencopotan baliho tersebut merupakan sebuah tindakan provokasi.

Dia pun mengingatkan agar tak mengganggu banteng, jika ingin keadaan aman.

Baca juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud Masih Lemah di 3 Provinsi, Terkuak Strategi PDIP Katrol Ganjar

"Kalau Banteng jangan diganggu, Banteng kalau diam jangan diganggu karena kalau dia bangun dia brutal, itu Banteng," tegasnya.

"Jadi banteng enggak ada itu cengeng-cengeng, itu banteng itu. Cuman kalau diam jangan diganggu, itu berbahaya," sambung Komarudin.

Seperti diketahui saat ini hubungan Jokowi dan PDIP sudah retak.

Jokowi sudah tak dianggap kader karena telah berkhianat bersama keluarganya.

Sebelumnya viral video di medsos yang memperlihatkan baliho Ganjar-Mahfud dicopot.

Tidak hanya baliho Ganjar-Mahfud, bendera PDIP yang berkibar di sana juga diturunkan.

Pencopotan baliho Ganjar-Mahfud serta bendera PDIP dilakukan oleh petugas Satpol PP setempat.

Tampak pula dalam video tersebut aparat TNI-Polri.

Sejumlah narasi menyebutkan bahwa penurunan baliho itu terkait kehadiran Presiden Jokowi di Bali.

Menanggapi kehebohan video itu, Kepala Satpol PP Bali Nyoman Rai Dharmadi pun buka suara.

Ia membenarkan pencopotan atribut PDIP termasuk baliho Ganjar-Mahfud tersebut terkait dengan kunjungan Jokowi di Pasar Bulan, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (31/10/2023).

Menurutnya, aksi pencopotan itu atas perintah Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya.

"Sesuai dengan perintah Pak Pj Gubernur, yang pasti, saya diminta untuk mencabuti atribut partai politik di lokasi acara," kata dia saat dihubungi wartawan, Selasa (31/10/2023), dikutip dari Kompas.com.

Nyoman Rai Dharmadi beralasan langkah tersebut dilakukan semata untuk menunjukkan netralitas.

Pasalnya, penurunan bendera parpol di sekitar lokasi kunjungan Jokowi tidak memandang bulu dari partai atau koalisi tertentu saja.

"Tidak memandang itu bendera PDI-P, Ganjar-Mahfud MD, enggak ada urusannya, enggak ada kaitannya," ujar dia.

"Untuk membangun suasana netral itu sebenarnya. Mungkin menurut saya karena benar juga sih agar tidak terkesan memihak salah satu," ungkapnya.

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Sunanto, mengecam keras pencopotan baliho Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berikut bendera PDIP saat kunjungan kerja (kunker) Presiden Jokowi di Bali, Selasa (31/10/2023).

Politisi PDIP tersebut mengatakan pencopotan baliho dan bendera partai itu menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

"informasinya hanya PDIP dan baliho Pak Ganjar yang dicopot. Maka perspektifnya penggunaan kekuasaan menjadi terus dilakukan, dan itu tidak boleh di dalam proses demokrasi yang seperti ini,” kata Sunanto dilansir dari TVonenews, Selasa (31/10/2023).

Menurut Sunanto pencopotan baliho Ganjar-Mahfud dan bendera PDIP itu akan menimbulkan keresahan dan memecah belah bangsa.

“Ya memecah belah ya, membuat keresahan, intimidatif lah intinya. Proses intimidatifnya kan semakin jelas, yang berbeda harus dicegat, yang utama dibiarkan, kan intimidatif,” ujar Sunanto.

Baca juga: KESEDIHAN Ganjar Pranowo Saat Tahu Presiden Jokowi Beda Pilihan dengan PDIP di Pilpres 2024

Menurutnya, tindakan tersebut bisa membahayakan proses demokrasi dan proses berlangsungnya Pemilu 2024 akan berubah menjadi mencekam.

Adapun Presiden Jokowi diketahui melakukan kunjungan kerja di Bali, Selasa (31/10/2023).

Ayah Gibran Rakabuming Raka tersebut mengunjungi SMKN 3 Sukawati dan langsung melanjutkan tugasnya dengan mendatangi Pasar Bulan.

Diberitakan TribunBali.com, di sana Jokowi mendatangi pedagang satu persatu, mulai dari jajanan khas Bali, sarana upakara hingga pedagang ikan yang berjualan memakai sepeda.

Jokowi sendiri terpantau tidak berbelanja dan hanya memberikan amplop kepada semua pedagang, serta membagikan kaos dan sembako untuk masyarakat yang hadir di sana.

Ganjar Pranowo Kebingungan

Capres PDIP Ganjar Pranowo mengaku kebingungan ketika balihonya dengan Mahfud MD diturunkan oleh Satpol PP ketika kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Bali.

Hal ini disampaikannya usai menghadiri Mukernas ke-V Persada di Prama Beach Hotel, Bali pada Rabu 1 November 2023 siang.

“Saya lagi coba bertanya-tanya kenapa dicopot,” ungkap Ganjar kepada Tribun Bali.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu memandang, bila memang baliho itu melanggar aturan, maka dia mempersilahkan untuk dicopot.

Ganjar Pranowo bingung mengapa balihonya dicopot
Ganjar Pranowo bingung mengapa balihonya dicopot (Dok. Instagram @ganjar_pranowo via Kompas.com)

Namun bila dinilai tak melanggar aturan, Ganjar meminta agar segenap pihak tak perlu berlebihan menindaklanjuti baliho itu.

“Kalau memang ada yang melanggar silahkan dicopot. Kalau tidak ada yang melanggar, sebaiknya tidak perlu berlebihan,” ujarnya.

Pasalnya, Ganjar telah berkomunikasi dengan Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster pascapencopotan baliho Ganjar-Mahfud MD itu.

Informasi yang diperolehnya, baliho tersebut telah terpasang kembali seperti semula.

Baca juga: BOCORAN Strategi Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Sasaran Pertama Mudahkan Perizinan Industri Kreatif

“Saya senang sudah berkomunikasi dengan Pak Wayan Koster. Kemarin ada statement, dan sudah dipasang lagi,” tuturnya.

Sebelumnya, Baliho pasangan Ganjar-Mahfud MD diturunkan Satpol PP Bali pada Selasa 31 Oktober 2023 kemarin.

Pasalnya, baliho pasangan Capres-Cawapres usungan PDIP dan sejumlah partai politik ini diturunkan jelang kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo ke Kabupaten Gianyar, Bali.

Diolah dari berita tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Pilpres 2024balihoGanjar PranowoMahfud MDTPNBawasluBanten
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved