Breaking News:

Palestina vs Israel

Mata Dunia Mulai Terbuka, Hamas Disebut Pahlawan Perang, Sedangkan Israel Justru di Cap 'Teroris'

Hamas ditetapkan sebagai kelompok 'teroris' oleh Amerika Serikat dan Eropa, kini berhasil memposisikan dirinya sebagai pembela perjuangan Palestina.

Editor: Sinta Manila
Kolase Istimewa
Kredibilitas Hamas Naik Disebut Pahlawan Perang, Israel Justru di Cap 'Teroris' 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Penilaian dunia kini berangsur-angsur terbuka, bahwa apa yang terjadi di Gaza merupakan bencana kemanusiaan besar.

Israel dituntut bertanggung jawab akan serangan tak pandang bulu di Gaza dengan dalih melawan Hamas.

Karena nyatanya, Israel justru menyerang warga sipil, rumah sakit hingga warga Israel sendiri.

Baca juga: 3 Sandera Terbunuh Lagi di Jalur Gaza, Hamas Sebut Dibunuh oleh Senjata Tentara Israel Sendiri

Meski begitu, ketika sudah ditawarkan gencatan senjata berkali-kali, Israel tetap pada pendiriannya untuk melanjutkan perang.

Israel tak mau memberikan kemerdekaan pada Palestina, dan justru mengusir penduduk asli juga memerangi Hamas.

Analisis intelijen asal Amerika Serikat menyatakan kredibilitas dan pengaruh Hamas di mata dunia telah tumbuh drastis sejak memanasnya serangan Israel ke Palestina pada 7 Oktober lalu.

Baca juga: Dulu Tuduh Hamas, Kini Israel Justru yang Pakai RS Indonesia untuk Markas Militer, Perisai Serangan

Sebelum tanggal 7 Oktober, seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan bahwa Hamas bukanlah organisasi yang sangat populer.

Akan tetapi sekarang ini lebih populer.

Tentara pendudukan Israel menangkap dan menahan ratusan anak laki-laki dan laki-laki warga sipil Palestina yang berusia di atas 15 tahun di Gaza utara pada 07 Desember 2023. Para pria tersebut dituduh terlibat gerakan Hamas. Mereka ditelanjangi sebelum dibawa ke tahanan.
Tentara pendudukan Israel menangkap dan menahan ratusan anak laki-laki dan laki-laki warga sipil Palestina yang berusia di atas 15 tahun di Gaza utara pada 07 Desember 2023. Para pria tersebut dituduh terlibat gerakan Hamas. Mereka ditelanjangi sebelum dibawa ke tahanan. (Tribunnews)

Hal senada juga dilontarkan para pejabat pemerintahan Amerika yang berkedudukan di Gedung Putih.

Mereka menyatakan bahwa Hamas yang ditetapkan sebagai kelompok 'teroris' oleh Amerika Serikat dan Eropa, kini telah berhasil memposisikan dirinya sebagai pembela perjuangan Palestina yang terpopuler.

“Ketika kampanye udara Israel yang tiada henti telah menewaskan ribuan warga sipil di Gaza, Hamas mampu menjadikan dirinya sebagai satu-satunya kelompok bersenjata yang melawan penindas brutal yang membunuh perempuan dan anak-anak,” ujar laporan intelijen Amerika, dikutip dari Middle East Monitor.

Dukungan warganet kepada Hamas mulai mencuat setelah beredarnya video-video yang menampilkan kelompok tersebut sebagai pejuang bermoral tinggi yang mengikuti ajaran Islam.

Sebuah jajak pendapat dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina menunjukkan dukungan terhadap Hamas di Tepi Barat yang diduduki Israel telah melonjak.

Dari 12 persen pada bulan September, kini naik menjadi sekitar 44 persen per bulan Desember 2023.

"Saat ini, khususnya di Tepi Barat yang diduduki Israel, Hamas semakin dipandang sebagai satu-satunya kelompok yang benar-benar melakukan sesuatu terhadap pendudukan Israel,” kata Jonathan Panikoff, mantan pejabat intelijen yang berspesialisasi di wilayah Timur Tengah.

Pejuang Hamas dan Jihad Islam berfoto setelah menyerahkan sandera ke Palang Merah di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 28 November 2023. Hamas menyerahkan beberapa sandera ke Palang Merah di Gaza, seorang jurnalis AFP melihat, bagian dari pertukaran berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang diperpanjang dalam perang Israel-Hamas. Para sandera, semuanya perempuan, diserahkan oleh pejuang bertopeng dan bersenjata kepada petugas Palang Merah di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, kata wartawan tersebut.
Pejuang Hamas dan Jihad Islam berfoto setelah menyerahkan sandera ke Palang Merah di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 28 November 2023. Hamas menyerahkan beberapa sandera ke Palang Merah di Gaza, seorang jurnalis AFP melihat, bagian dari pertukaran berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang diperpanjang dalam perang Israel-Hamas. Para sandera, semuanya perempuan, diserahkan oleh pejuang bertopeng dan bersenjata kepada petugas Palang Merah di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, kata wartawan tersebut. (AFP)
Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
HamasIsraelAmerikaterorisGaza
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved