Breaking News:

Pengungsi Rohingya

Pengungsi Rohingya Diusir dari Kamp Bangladesh, PBB Puji Pemerintah Indonesia yang Mau Terima

PBB puji banyak orang-orang Indonesia yang memiliki simpati dan kepedulian terhadap para pengungsi Rohingnya.

Editor: Sinta Manila
KOMPAS.com/RAJA UMAR
135 warga Rohingya berada di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (11/12/2023) 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pengungsi Rohingya pergi dari kamp pengungsian Bangladesh, disebut karena minimnya bantuan dari komunitas internasional.

Kini Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun angkat bicara di tengah penolakan rakyat Indonesia.

Dia memuji komitmen pemerintah Indonesia yang mau menerima para pengungsi Rohingya.

Baca juga: Respons Dirjen Dukcapil Soal Pengungsi Rohingya yang Minta e-KTP, Puluhan Tahun Tinggal di Indonesia

Dalam beberapa pekan terakhir, penolakan terhadap pengungsi Rohingya, Myanmar terus bermunculan di media sosial.

Sentimen negatif terkait pengungsi Rohingya pun banyak digaungkan warganet.

135 warga Rohingya berada di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (11/12/2023)
135 warga Rohingya berada di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (11/12/2023) (KOMPAS.com/RAJA UMAR)

Di Aceh, warga bahkan sempat mengusir para pengungsi Rohingya yang datang menggunakan kapal.

Hingga kini, UNHCR mencatat ada 1.608 pengungsi Rohingya di Aceh, 140 orang di antaranya bertahan dalam satu tahun terakhir.

Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun angkat bicara atas penolakan pengungsi Rohingya di Indonesia.

Pengungsi Rohingya tak punya pilihan

Pelapor Khusus PBB untuk Situasi HAM di Myanmar, Tom Andrews mengatakan, banyak ujaran kebencian dan informasi salah tentang Rohingya yang beredar di Indonesia.

Kendati demikian, banyak orang-orang Indonesia yang memiliki simpati dan kepedulian terhadap para pengungsi Rohingnya.

Menurutnya, para pengungsi ini berada dalam kondisi putus asa dan tidak memiliki pilihan lain.

"Mereka telah melakukan perjalanan berbahaya di laut, bukan karena mereka ingin, tetapi mereka putus asa dan tak ada alternatif lain," kata Tom, dikutip dari tayangan Kompas TV, Senin (18/12/2023).

"Saya telah berbicara dengan keluarga pengungsi Rohingya yang melakukan perjalanan seperti itu.

Mereka menjelaskan kepada saya bahwa bagi mereka itu masalah hidup dan mati," sambungnya.

Warga Aceh Ngamuk Banyak Pengungsi Rohingya BAB Sembarangan di Tambak Ikan
Warga Aceh Ngamuk Banyak Pengungsi Rohingya BAB Sembarangan di Tambak Ikan (Istimewa)

Puji komitmen Indonesia

Selain terusir dari Myanmar, Tom menyebutkan bahwa para pengungsi Rohingya juga berada dalam kondisi mengerikan di kamp pengungsian Bangladesh.

Sebab, Bangladesh tak mampu menyediakan kebutuhan pengungsi secara layak, karena minimnya bantuan dari komunitas internasional.

Karena itu, ia memuji langkah pemerintah Indonesia yang menerima para pengungsi Rohingya.

Menurutnya, Indonesia layak mendapatkan dukungan, karena berusaha menyelamatkan nyawa mereka.

"Itulah mengapa badan PBB sedang bekerja di lokasi pendaratan Indonesia, bekerja dengan pihak berwenang untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada mereka yang telah turun," ujarnya.

Tom menuturkan, lebih dari 75 persen pengungsi Rohingya yang turun adalah wanita dan anak-anak.

Menuntaskan akar persoalan Rohingya

Untuk mengatasi krisis pengungsi Rohingya, ia menyerukan pembahasan akar persoalan dan meminta pertanggungjawaban pihak yang melakukan serangan genosida.

Pasalnya, serangan genosida ini membuat para warga Rohingya berlari dari Myanmar agar bisa tetap hidup.

"Militer Myanmar adalah akar dari penyebab krisis ini," tegas dia.

Selain itu, Tom juga mendesak negara-negara di kawasan untuk bekerja sama menuju solusi regional.

Menurutnya, tak ada negara mana pun yang harus mengambil tanggung jawab ini sendirian, termasuk Indonesia.

"Upaya terkoordinasi harus mencakup operasi pencarian dan penyelamatan yang kuat, serta dukungan untuk negara-negara yang memberikan bantuan," jelas dia.

Artikel diolah dari Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
Pengungsi RohingyaBangladeshMyanmarIndonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved