Breaking News:

Israel Mulai Lakukan Pembersihan Etnis, IDF Bunuh 10 Warga Palestina yang Ingin Balik ke Gaza Utara

Israel tidak ingin warga Palestina kembali ke rumah mereka di wilayah utara sebagai bagian dari kampanye pembersihan etnis yang lebih luas.

Editor: Sinta Manila
AFP/Middle East Eye
Warga Palestina di Gaza Utara, melewati tank Israel saat berupaya mengungsi menyelamatkan diri dari Gaza utara ke pinggiran selatan Kota Gaza, selama gencatan senjata empat hari, pada 24 November 2023. 

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengeluarkan pernyataan dalam bahasa Arab di X yang mengatakan, “Warga Gaza, pergerakan penduduk dari selatan Jalur ke utara tidak akan diizinkan dengan cara apa pun, tetapi hanya dari utara ke selatan,” bunyinya.

Warga Palestina memandangi puing-puing permukiman yang hancur di Rafah, selatan Jalur Gaza
Warga Palestina memandangi puing-puing permukiman yang hancur di Rafah, selatan Jalur Gaza (Kompas.com)

“Kami mengajak Anda untuk tidak mendekati pasukan militer dan wilayah utara Lembah Gaza. Manfaatkan waktu untuk memenuhi kebutuhan dan mengatur urusan Anda, ”ujarnya.

Politisi Israel terus membuat pernyataan yang menunjukkan bahwa mereka berupaya membersihkan Gaza secara etnis dengan memaksa 2,3 juta penduduknya mengungsi terlebih dahulu ke Gaza selatan, kemudian ke Mesir atau negara lain.

Politisi Israel telah melobi Mesir dan negara-negara Eropa untuk menerima warga Palestina dari Gaza sebagai pengungsi, dengan dalih menyelesaikan krisis kemanusiaan akibat kampanye pemboman yang dilakukan oleh Israel sendiri.

Pada tanggal 30 November, The Wall Street Journal melaporkan “Perang di Jalur Gaza menghasilkan kehancuran yang skalanya sebanding dengan peperangan perkotaan yang paling dahsyat dalam sejarah modern.”

“Pada pertengahan Desember, Israel telah menjatuhkan 29.000 bom, amunisi dan peluru di wilayah tersebut. Hampir 70 persen dari 439.000 rumah di Gaza dan sekitar setengah bangunannya telah rusak atau hancur".

"Pemboman tersebut telah merusak gereja-gereja Bizantium dan masjid-masjid kuno, pabrik dan gedung apartemen, pusat perbelanjaan dan hotel mewah, teater dan sekolah".

Tentara Israel duduk di kendaraan tempur infanteri yang dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza dan Israel selatan pada 27 Desember 2023 di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Tentara Israel duduk di kendaraan tempur infanteri yang dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza dan Israel selatan pada 27 Desember 2023 di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. (JACK GUEZ / AFP)

"Sebagian besar infrastruktur air, listrik, komunikasi dan kesehatan yang membuat Gaza berfungsi tidak dapat diperbaiki lagi. Sebagian besar dari 36 rumah sakit di wilayah tersebut ditutup, dan hanya delapan yang menerima pasien,” jelas surat kabar AS tersebut.

Kehancuran tersebut mirip dengan yang ditinggalkan oleh pemboman AS terhadap kota-kota Jerman pada Perang Dunia II.

“Kata ‘Gaza’ akan tercatat dalam sejarah bersama dengan Dresden dan kota-kota terkenal lainnya yang telah dibom,” kata Robert Pape, ilmuwan politik di Universitas Chicago dan penulis sejarah pemboman udara.

“Apa yang Anda lihat di Gaza adalah 25 persen dari kampanye hukuman paling intens dalam sejarah.”

Pemboman Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 21.000 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, sejak dimulainya perang pada 7 Oktober.

Artikel diolah dari Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
GazaIsraelwargaPalestina
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved