Breaking News:

Palestina vs Israel

Pilu, Ibu-ibu di Gaza Pura-pura Mengaduk Mangkuk Kosong untuk Meredakan Tangisan Anak yang Kelaparan

Warga Palestina yang mengalami serangan tanpa henti, yang khawatir mereka akan mati kelaparan.

Penulis: Sinta Manila
Editor: Sinta Manila
Abed Zagout/Anadolu/Getty Images/Metro.co.uk
Warga Palestina berkumpul saat menunggu distribusi makanan di Rafah, Gaza selatan, pada bulan November 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Aksi Israel membatasi bantuan masuk ke Gaza, membuat pukulan besar dan bencana kemanusiaan bagi penduduk Palestina di Jalur Gaza.

Anak-anak menjadi korban kelaparan di pengungsian, mereka terus merengek dan menjerit untuk meminta makanan.

Melansir dari metro.co.uk, mendengar tangisan bayinya yang tercekik saat berteriak minta makan, seorang ibu mengambil panci kosong di dekatnya. 

Baca juga: Alasan Amerika Serikat Tolak Rencana Israel Usir Warga Palestina dari Gaza dengan Migrasi Sukarela

Ibu-ibu ini menenangkan anaknya yang kelaparan dengan berpura-pura mengaduk makanan yang tidak ada.

"Segera, Makanan akan segera siap." ujar mereka.

Namun karena tinggal di Gaza yang dilanda perang , wanita tersebut tahu betul bahwa tidak ada makanan yang bisa diberikan kepada bayinya yang kelaparan.

Mereka bahkan tidak tahu kapan makanan akan tersedia. 

Baca juga: NESTAPA Puluhan Warga Gaza Ngungsi di Kebun Binatang, Bikin Tenda di Dekat Kandang Singa & Kera: Bau

Pemandangan ini lazim bagi banyak warga Palestina yang mengalami serangan tanpa henti, yang khawatir mereka akan mati kelaparan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 93 persen populasi menghadapi krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya , kekurangan makanan, dan tingginya tingkat malnutrisi.

Warga Palestina berkumpul saat menunggu distribusi makanan di Rafah, Gaza selatan, pada bulan November
Warga Palestina berkumpul saat menunggu distribusi makanan di Rafah, Gaza selatan, pada bulan November (Abed Zagout/Anadolu/Getty Images/metro.co.uk)

Persediaan makanan dan air terbatas, tempat penampungan berada pada titik kritis dan, tanpa bahan bakar, tidak ada listrik.

"Ada perang yang penuh kekerasan, orang-orang tahu itu.

Tapi sekarang ada perang melawan kelaparan, hal itu belum disadari oleh dunia,” kata pekerja amal Yusuf Kalam kepada Metro.co.uk.

Baru-baru ini ditempatkan di Perbatasan Rafah di Mesir, selatan Gaza, ia menyaksikan pos pemeriksaan keamanan kewalahan.

Baca juga: Tak Hanya Saleh al-Arouri, Pemimpin Lokal Hizbullah, Hussein Yazbek Juga Tewas Dalam Serangan Israel

Truk-truk berisi bantuan tertahan di Rafah, Mesir antara 10 dan 12 jam. 

Bantuan tertahan di Rafah
Bantuan tertahan di Rafah (Metro.co.uk)

Yusuf, manajer filantropi dan kemitraan di Muslim Aid , mengungkapkan, "Masyarakat di Gaza tidak tahu apakah harus tetap tinggal dan menunggu bantuan atau terus maju dan menempatkan diri mereka dalam bahaya.

Halaman 1/2
Tags:
IsraelkelaparanGazaRafah
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved