'Tak Ada Tempat Sembunyi' Erdogan Sebut Netanyahu Tak Dibela, Turki Siapkan Dokumen Sidang Genosida
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang menyerang Houthi di Yaman.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut tak ada pembelaan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas tindakannya.
Selain itu, ia juga mengecam tindakan Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang menyerang Houthi di Yaman.
Menurutnya, Amerika Serikat (AS) dan Inggris menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dalam serangan mereka terhadap Houthi.
Dua negara itu melancarkan serangan militer di Yaman terhadap Houthi yang bersekutu dengan Iran pada Jumat (12/1/2024).
Serangan udara AS dan Inggris sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah.
"Inggris sedang mencoba mengubah Laut Merah menjadi lautan darah," kata Erdogan, Jumat, dilansir The Guardian.
Sementara itu, Erdogan mengatakan Houthi di Yaman sedang melakukan pertahanan dan respons yang sukses terhadap AS.
Baca juga: Bagaimana Nasib WNI yang Berada di Yaman? Setelah Perang Meletus, AS & Inggris Membombardir Houthi

“Kami menerima informasi dari berbagai sumber bahwa Houthi telah melakukan pertahanan yang sangat sukses, memberikan tanggapan yang sukses, baik terhadap AS maupun Inggris,” kata Erdogan, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Ia menambahkan Turki menyediakan dokumen untuk sidang genosida terhadap Israel di pengadilan dunia dan akan terus melakukannya.
Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak punya tempat untuk bersembunyi dan tidak ada pembelaan atas tindakannya.
“Saya akan melihat Presiden (Israel) (Isaac) Herzog dalam suasana yang jauh lebih tulus pada saat ini, namun akhir-akhir ini, dia juga meniru Netanyahu, mulai membuat pernyataan yang sangat berbeda,” imbuhnya.
Baca juga: Arab Saudi Serukan Menahan Diri, saat AS & Inggris Serang Yaman, Buntut Aksi Houthi di Laut Merah
Sebagai informasi, AS dan Inggris melakukan serangan terhadap beberapa sasaran di Yaman pada Kamis (11/1/2024) malam.
Hal ini sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak dan rudal yang sedang berlangsung oleh Houthi, yang didukung oleh Iran, terhadap jalur pelayaran internasional di Laut Merah.
Serangan yang dilakukan oleh kelompok Yaman dimulai pada November 2023 sebagai tanggapan terhadap perang Israel di Gaza.
Hussein al-Ezzi, seorang pejabat Houthi di Kementerian Luar Negeri mereka, mengakui serangan agresif besar-besaran yang dilakukan oleh kapal, kapal selam, dan pesawat tempur Amerika dan Inggris.
Sumber: Tribunnews.com
Perjuangan Ayah Pangeran Al Waleed, Tolak Lepas Alat Bantu Hidup Anak, Kamar RS jadi Tempat Berdoa |
![]() |
---|
Pangeran Arab Al Waleed Koma 20 Tahun, 3 Dokter AS Didatangkan untuk Menyadarkan, Hasilnya Sia-sia? |
![]() |
---|
Pangeran Arab Al Waleed 20 Tahun Dirawat di RS, Terkuak Kekayaan Orang Tuanya, Ini Sumber Hartanya |
![]() |
---|
2 Video Keajaiban Pangeran Al Waleed Viral Sebelum Ia Wafat, 20 Tahun Terbaring Koma di Rumah Sakit |
![]() |
---|
Nasib Andy Byron CEO Astronomer Selingkuh di Konser Coldplay, Minta Maaf ke Isri, Karier Terancam |
![]() |
---|