Breaking News:

Berita Kriminal

Dituding Dukun Santet, Pria di Bima Tewas Dihajar & Ditombak Warga, Istri & Anaknya Dibantai: Kritis

Dituding dukun santet, pria di Bima tewas dihajar warga pakai tombak, keluarga kena dampak, kini kritis, begini kronologinya.

Editor: Dika Pradana
Freepik / Istimewa
ILUSTRASI tewas dianiaya warga 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang pria di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) babak belur dihajar warga menggunakan tombak hingga tewas mengenaskan.

Dalam kasus ini, korban tewas setelah dituding sebagain dukun santet.

Gusar dengan rumor dukun santet tersebut, warga langsung murka dan menindak tegas pria itu.

Ilustrasi dukun santet
Ilustrasi dukun santet (TribunMedan)

Alhasil, pria tersebut babak belu dianiaya oleh warga hingga tewas.

Mirisnya lagi, istri dan anak korban turut menjadi korban pembantaian warga.

Beruntung, istri dan anak tersebut tak meregang nyawa, walaupun kini dalam kondisi kritis.

Diketahui, korban tewas bernama Nurdin berusia 54 tahun, warga  Desa Soro, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima.

Baca juga: Nasib Pilu Bocah 7 Tahun di Bogor Siang Dipaksa Ngamen Ibu, Malam Dianiaya Ayah Jika Setoran Sedikit

Baca juga: Kesal Ibunya Sering Dianiaya, Pelajar di Garut Tenteng Golok & Nyaris Bunuh Ayah Tiri: Luka Serius

Korban tewas dianiaya pada Selasa (6/2/2024) sekitar pukul 23.00 Wita.

Nurdin dianiaya sejumlah warga hingga tewas mengenaskan.

Ia dituduh menjadi dukun santet.

Sementara itu istri Nurdin bernama Nurmi (35) dan anaknya Faturahmi menderita luka serius.

Keduanya sempat dibacok menggunakan parang oleh warga.

ILUSTRASI tewas dianiaya
ILUSTRASI tewas dianiaya (Freepik)

"Peristiwa ini dipicu tuduhan santet yang dilakukan oleh korban," kata Kasubsi Humas Polres Bima Kota, Aipda Nasrun saat dikonfirmasi, Rabu (7/2/2024).

Nasrun mengungkapkan, kejadian ini berawal saat sejumlah warga mendatangi kediaman Nurdin sekitar pukul 23.00 Wita.

Warga yang membawa parang dan tombak itu kemudian secara brutal menganiaya Nurdin beserta istri dan anaknya.

Nurdin sempat berupaya keluar dari rumah dan lari untuk menyelematkan diri tetapi ia terjatuh dan tewas setelah dibacok menggunakan tombak.

Baca juga: MISTERI Kematian Pria di Jalan Tirtayasa Bandung, Ternyata Korban Pembunuhan, Dianiaya hingga Tewas

ILUSTRASI diamuk masa
ILUSTRASI diamuk masa (TribunPekanbaru)

"Dalam pelariannya Nurdin terjatuh lalu dianiaya para pelaku menggunakan tombak sampai akhirnya tewas di tempat," ujarnya.

Dalam kejadian itu, lanjut dia, polisi telah mengamankan dua orang warga setempat inisial IN (26) dan AR (42).

Dua orang tersebut diduga terlibat dalam penganiayaan tersebut.

Mereka kini diamankan di Mapolres Bima Kota untuk proses hukum lebih lanjut.

"Pelaku saat ini diamankan di polres. Terkait dugaan santet itu nanti akan diselidiki," kata Nasrun.

MURKA Tak Diberi Uang, Mantan TKI Malaysia Diamuk Anaknya di Nunukan, Baju Dibakar:Kecanduan Narkoba

 Nasib pilu menimpa seorang mantan TKI Malaysia yang dianiaya oleh putranya sendiri di kontrakan yang ditinggalinya di Nunukan, Kalimantan Utara.

Aksi penganiayaan yang dilakukan pemuda tersebut akhirnya dipergoki oleh pemilik kontrakan.

Dalam kasus ini, pelaku berinisial MH berusia 19 tahun, sedangkan korban berinisial SR berusia 58 tahun.

ILUSTRASI ibu dianiaya anaknya sendiri.
ILUSTRASI ibu dianiaya anaknya sendiri. (Grid.ID)

Wanita tersebut dianiaya oleh anaknya sendiri pada Senin (25/12/2023).

Kasus ini lantas mendapatkan perhatian khusus dari dinas sosial setempat.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan Faridah Aryani membenarkan adanya peristiwa tersebut.

MH ditangkap setelah pemilik kontrakannya panik dan melapor ke Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Tunon Taka Nunukan.

Baca juga: DERITA Ibu Hamil di Baubau Tewas Dianiaya Suami, Lebam Dipukuli, Motif: Gak Mau Chatnya Dibaca Istri

Baca juga: Nyelonong Masuk Rumah Eks Anggota DPRD, Pria Tanpa Busana di Cilegon Diamuk: Mau Cabuli Putrinya

"Si anak sempat merebut ponsel ibunya dan membantingnya ke lantai." kata Faridah Aryani, Rabu (27/12/2023).

"Sempat mencoba memukul ibunya tapi tidak kena. Banyak baju ibunya dibakar di dalam rumah, sebagian dibawa keluar, dan dibakar juga," jelasnya lagi.

Diduga pemuda tersebut melakukan tindakan itu karena pengaruh obat terlarang.

"Memang saat dia mengamuk itu kondisinya tidak sadar karena menurut informasi yang kami dapat, dia mengonsumsi obat narkotika," katanya.

ILUSTRASI kekerasan pada perempuan
ILUSTRASI kekerasan pada perempuan (Istimewa)

Dugaan penyebab

Faridah mengungkapkan, ibu MH adalah TKI asal Manado dan telah lama tinggal di Malaysia. MH, menurutnya, lahir di Malaysia.

Ayah MH, meninggal saat usia MH masih kecil. Akibatnya, MH hanya bersekolah sampai kelas 2 SD.

"MH tidak bisa membaca. Ada kesalahan pola asuh, di mana ibunya selalu memberinya uang." bebernya.

"Jadi kejadian dia mengamuk dengan membakar semua baju ibunya, merupakan imbas dari pola asuh yang salah tersebut." lanjutnya.

"MH mengamuk karena tidak dikasih uang ibunya," jelasnya.

Baca juga: NELANGSA Wanita Rohingya Kehilangan Putranya usia 14 Tahun saat Berlayar ke Aceh: Didatangi di Mimpi

Dari wawancara yang dilakukan petugas Dinas Sosial, MH dideportasi dari Malaysia pada 2021 atas kasus narkoba.

MH sempat dipulangkan ke kampung halamannya di Manado.

"Ibunya yang bekerja sebagai penjual buah di Malaysia, kemudian meminta keluarganya mencarikan rumah sewa." ungkapnya.

"Jadi MH selama di Manado tinggal di rumah kontrakan yang dibayar ibunya melalui transfer setiap bulan," katanya.

Ibu jemput anaknya

Ibu MH berinisial SR sering menjadi sasaran razia di Malaysia lantaran masuk dari jalur ilegal.

Paspornya juga diblacklist oleh pemerintah Malaysia, sehingga ia dilarang masuk Malaysia.

"Padahal selama ini dia sudah nyaman karena penghidupannya di Malaysia sana. Ia hidup dari menjual buah-buahan. Tapi itulah resiko masuk ilegal." jelasnya.

"Saat ini, nama SR masuk daftar hitam, dan kalau nekat masuk, akan berisiko ditangkap dan dijebloskan penjara Malaysia dengan tuduhan pencerobohan negara," sambung Faridah.

Di Nunukan, SR masih memikirkan hidup anaknya yang seorang diri di Manado.

SR menjemput anaknya di Kota Tarakan, untuk dibawa ke Nunukan, dan menempati rumah kontrakan, dengan biaya sewa Rp 350.000 per bulan.

ILUSTRASI kekerasan pada perempuan
ILUSTRASI kekerasan pada perempuan (Istock)

Terdesak dengan kondisi ekonomi, di usia senjanya, SR terus berusaha mencari pekerjaan dan diterima sebagai salah satu karyawan rumah makan.

Demi si anak, ia harus berangkat kerja berjalan kaki lumayan jauh, dan memohon pemilik rumah makan meminjaminya uang Rp 50.000 setiap harinya.

"Uang itu untuk anaknya. Rokok anaknya rokok mahal, jadi ibunya terpaksa meminjam Rp 50.000 setiap harinya," tutur dia.

SR kemudian keluar dari pekerjaannya karena usia yang telah menua.

Karena menganggur, iapun tak memiliki pemasukan. Sang anak pun hendak menganiayanya saat SR menolak memberikan uang.

"Saat ini, keduanya kita titipkan di shelter pemberdayaan perempuan. Selanjutnya akan kita tempatkan di RPTC." ujar Faridah.

"Kondisi si pemuda juga sudah normal pasca disuntik obat penenang," lanjut Faridah.

Dipulangkan ke Manado

Menurut Faridah, saat normal, MH terlihat sangat dekat dan sayang pada ibunya.

"Si anak ini kecanduan narkotika, harus ada upaya agar dia lepas dari pengaruh obat terlarang itu," sambungnya.

DSP3A Nunukan, sedang mengupayakan pemulangan keduanya ke Manado.

Nantinya, mereka akan berada di lingkungan keluarga, yang tentunya lebih terjamin dan berada dalam pengawasan pihak keluarga.

"Kita segera koordinasi dengan Dinas Sosial di Manado, agar SR diberi modal usaha, dan penanganan lanjutan untuk anaknya. Kalau di Nunukan, tidak mungkin dia terus terusan tinggal di RPTC." jelasnya.

"Kalau ada apa-apa, tidak ada keluarganya. Terlalu berisiko. Jadi opsi kami adalah dipulangkan, dan diberi modal untuk membuka usaha di kampungnya," pungkas Faridah.

Artikel ini diolah dari Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari inidukunsantetBimatewas
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved