Breaking News:

Pemilu 2024

Kelelahan Kerja Sampai Muntah Darah, Pengawas TPS di Banten Meninggal Dunia, Sempat Diingatkan Teman

Seorang pengawas di TPS 13 Kampung Liang Landak, Kabupaten Serang, Banten, bernama Supardi meninggal dunia

Editor: Talitha Desena
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi Petugas KPPS, dimana pengawas di TPS 13 di Banten meninggal dunia 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kisah pilu seorang pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) 13 Kampung Liang Landak, Desa Cikeusal, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten, bernama Supardi meninggal dunia.

Supardi meninggal diduga karena kelelahan karena terus bekerja di hari Pemilu hingga lewat tengah malam.

Supardi meninggal dunia di usia 37 tahun di Rumah Sakit dr Drajat Prawiranegara Serang pada Kamis (15/2/2024) pukul 09.30 WIB.

"Kalau kelelahan pasti, karena semalam juga jam 12 malam sudah saya ingatkan agar jangan dipaksakan kalau capek," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Serang Furqon kepada wartawan melalui sambungan telepon, Kamis.

Berdasarkan informasi awal yang diterimanya dari istri, kata Furqon, almarhum memiliki riwayat penyakit limpa.

"Kalau update dari istrinya dia punya penyakit limpa, itu yang muntah-muntah darah," ujar dia.

Ketua Panwas Kecamatan Cikeusal Suparjo Rustam menambahkan, pada hari pemungutan suara kemarin Supardin menjalankan tugas sebagai pengawas TPS 13 Desa Cikeusal.

Baca juga: Perjuangan Anggota KPPS di Pemilu 2024, Kerja dari Jauh-jauh Hari & Sejak Subuh Hingga Subuh Lagi

Namun, sekiranya pukul 15.30 WIB, Supardi mengeluh tidak enak badan dan meminta kepada pengawas desa untuk menggantinya.

"Beliau kemudian istirahat dan berobat ke Puskesmas Cikeusal, dan diberikan obat oleh puskesmas," kata Suparjo.

Pada pukul 18.30 WIB, pengawas desa menjenguk Supardi dan saat itu kondisinya terlihat lelah dan habis diobati oleh istrinya.

Pada pukul 00.12 WIB, Supardi menghubungi pengawas desa dan mengabarkan bahwa kondisinya sudah membaik dan siap untuk bekerja kembali.

Sekira pukul 00.30 WIB, Supardi pun kembali bertugas mengawasi proses penghitungan suara.

Baca juga: Anggota KPPS Kendal Meninggal Mendadak Saat Istirahat Makan Snack, Ini Penyebab Meninggalnya!

Kisah anggota KPPS di Kendal meninggal dunia saat tengah istirahat
Kisah anggota KPPS di Kendal meninggal dunia (Ist dan Stockphoto)

"Sekira pukul 03.00 WIB Supardi merasa tidak enak dan beristirahat di masjid dekat TPS, dan Supardi muntah darah," ujar dia.

Melihat kondisi tersebut, petugas KPPS menolong lalu membawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.

Akhirnya, Supardi dirujuk ke RSUD Serang guna mendapatkan perawatan medis lanjutan.

Setelah mendapatkan penanganan di UGD rumah sakit, sekira pukul 09.30 WIB Supardi dinyatakan meninggal dunia.

"Saya sekarang lagi di rumah duka sama Bawaslu, dan kami berbelasungkawa atas peristiwa ini," tandas dia.

 

Kisah Lain, Petugas PPSU di Jaktim Meninggal Dunia

Seorang petugas PPSU di Jakarta Timur yang meninggal dunia
Seorang petugas PPSU di Jakarta Timur yang meninggal dunia (NST dan KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah)

Seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Utan Kayu bernama Zubaidi (54) meninggal dunia.

Zubaidi meninggal dunia ketika bertugas mengurus logistik Pemilu 2024 di GOR Matraman, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024).

Berdasarkan informasi yang diterima keluarga dari teman-teman PPSU Utan Kayu, Zubaidi sempat mengeluhkan sesak napas.

“Waktu itu sama temannya disuruh istirahat, enggak mau. Temannya bilang, ‘Bang, istirahat saja, ada banyak kok yang angkat (kotak suara)’,

Bapak enggak mau. Iya (sudah sesak napas posisinya), sudah duduk,” ujar istri Zubaidi, Tahiyat (53), saat ditemui Kompas.com di rumah duka, Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024).

Baca juga: Anggota KPPS Kendal Meninggal Mendadak Saat Istirahat Makan Snack, Ini Penyebab Meninggalnya!

“Padahal sudah disuruh istirahat. Kata suami, 'Ah gue enggak mau istirahat, pengin selesaikan kerjaan gue, kalau ditunda-tunda, kelamaan, enggak beres-beres'. Ya dikerjain sama dia. Diangkat lagi (kotak suara),” imbuh Tahiyat.

Namun, sesak napasnya membuat dada Zubaidi sangat sakit. Alhasil, Zubaidi langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.

“Saya dapat kabar sekitar jam 21.00 WIB, bapak masuk rumah sakit, baru dikasih kabar kayak gitu,” ujar anak pertama Zubaidi, Dizto Indianto (28), dalam kesempatan yang sama.

Mendengar kabar tersebut, Dizto bersama Tahiyat dan adiknya bergegas ke RSUP Persahabatan dengan mengendarai sepeda motor.

Setibanya di parkiran rumah sakit tersebut, mereka langsung dihampiri oleh seorang petugas kepolisian.

Baca juga: Innalillahi! Ketua KPPS di Medan Meninggal Sehari Sebelum Pemilu, Sempat Mengeluh Dada Sesak

Dizto Indianto (28) bercerita mengenai ayahnya, Zubaidi (54) yang meninggal dunia
Dizto Indianto (28) bersama ibundanya, Tahiyat (53), saat bercerita mengenai ayahnya, Zubaidi (54) yang meninggal dunia saat bertugas mengurus logistik pemilihan umum (pemilu) 2024 di GOR Matraman, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024)

“Baru turun dari parkiran, sudah ada bapak polisi samperin. ‘Keluarga Bapak Zubaidi?’. Nah, ibu yang dikasih tahu (bapak meninggal), ibu langsung pingsan,” ucap Dizto.

Dizto mengungkapkan, Zubaidi memang mempunyai riwayat penyakit sesak napas. Namun, Tahiyat tidak mengetahui hal tersebut.

Mendiang sengaja menutupinya dari Tahiyat dan hanya memberi tahu Dizto.

“Memang, bapak kalau kecapekan, dadanya suka sakit. Saya sudah ajak, tapi bapak enggak mau berobat. Pokoknya kalau kecapekan dikit, dadanya sakit,” ungkap Dizto.

“Ngomongnya sama anaknya, sama saya enggak pernah ngomong,” timpal Tahiyat.

Baca juga: Mendadak Pusing Saat Nyoblos, Seorang Nenek Meninggal di Bilik Suara, Belum Sempat Mencoblos

Ilustrasi jenazah.
Ilustrasi jenazah. (NST)

Dizto pun tak kuasa menahan tangis saat mengingat Zubaidi yang terlalu bekerja keras sehingga tidak memikirkan kesehatannya.

“Bapak enggak mau (diperiksa), dia terlalu fokus sama kerjanya. Jadi, dia enggak mau itu. Saya mau anterin, dia enggak mau juga. Maunya dia ya merasakan sendiri. Dia enggak mau kasih tahu teman-temannya,” tutur Dizto sambil menangis.

Sebagai anak, Dizto tidak menyangka bahwa ayahnya telah tiada. Sebab, kepergian Zubaidi sangat tiba-tiba.

“Saya juga bingung, kaget juga. Sorenya baru ngobrol sama saya, makan bareng, bercanda,” kata Dizto sambil menyeka air mata.

Kini, jenazah Zubaidi telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024).

(Kompas.com)

Diolah dari artikel di Kompas.com dan di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari iniPemilu2024anggotaKPPSSerang
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved