Pemilu 2024
Lonjakan Suara PSI yang Dinilai Tidak Wajar Turut Disorot Media Asing, Putra Presiden Turut Disorot
Sebuah media asing menyoroti pendapat para pakar tentang perolehan suara PSI yang melonjak atau melambung dalam beberapa waktu lalu.
Editor: Sinta Manila
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kegemparan soal pendapatan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) hanya dalam 3 hari ini turut didengar hingga luar negeri.
Sebuah media asing menyoroti pendapat para pakar tentang perolehan suara PSI yang melonjak atau melambung dalam beberapa waktu lalu.
Sosok sang putra presiden juga turut disebut dalam pemberitaan media asing.
Baca juga: 5 Caleg PSI Potensi Lolos Senayan Jika Partai Tembus Ambang Batas 4 Persen, Siap-siap Grace Natalie
Peristiwa ini menjadi sorotan media asing Benar News dalam berita berjudul Mid-count surge in votes for Indonesian president’s son’s party raises fraud suspicions.
Disebutkan bahwa sejumlah pakar jajak pendapat menyuarakan kecurigaan bahwa perolehan suara PSI mungkin telah ditingkatkan sehingga bisa masuk parlemen.
Hal itu karena perolehan suara yang mendukung partai tersebut tiba-tiba meningkat menjadi sekitar 3,13 persen pada akhir pekan dari 2,6-2,8 persen yang sebelumnya berada di kisaran 2,6-2,8 persen pada Jumat dan hari-hari sebelumnya.
Baca juga: Tak Sesuai Fakta, Perolehan Suara PSI di Bantaeng Dikoreksi, Ada Penggelembungan Sebanyak 1.876
Media asing soroti dugaan penggelembungan suara PSI
Benar News, media yang terafiliasi dengan Radio Free Asia (RFA), menyebutkan bahwa PSI merupakan sebuah partai kecil yang dipimpin oleh putra presiden Indonesia, Kaesang Pangarep.
Media tersebut mengatakan, PSI mengalami peningkatan perolehan suara yang luar biasa selama akhir pekan dalam penghitungan suara resmi.
Lonjakan suara PSI meningkatkan tuntutan masyarakat untuk dilakukan penyelidikan oleh parlemen atas dugaan kecurangan pemilu.
Selain itu, Benar News mengungkapkan bahwa para pakar jajak pendapat menduga, suara PSI ditingkatkan agar dapat masuk ke parlemen.

Para ahli juga mencatat bahwa jumlah PSI yang dikeluarkan KPU lebih tinggi dibandingkan penghitungan TPS dan perkiraan penghitungan cepat.
Walaupun hal tersebut masih dalam batas kesalahan penghitungan cepat, para ahli mengatakan bahwa perbedaan ini tergolong tidak biasa.
Benar News mengutip Arya Fernandes, peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).
Arya mengatakan, PSI memperoleh 2,67 persen suara dalam penghitungan cepat yang dilakukan lembaganya.
Angka resmi menunjukkan perolehan suara PSI lebih tinggi yaitu 3,13 persen pada tahap penghitungan ini ketika sekitar 66 persen suara di seluruh TPS telah dihitung.
“Selisih 0,46 persen masih dalam margin of error. Lain halnya jika selisihnya lebih dari 1 persen,” kata Arya kepada BenarNews.
Baca juga: Perbandingan Suara PSI versi Real Count KPU vs Quick Count Lembaga Survei, Ada Selisih Mencolok
Analis lain mengatakan di Twitter dan media lokal bahwa “ledakan” perolehan suara PSI hanya dalam beberapa hari sudah menjadi peringatan bagi mereka.
Politisi PSI telah menyatakan keyakinannya bahwa partai tersebut akan melewati ambang batas yang mengharuskan mereka memperoleh 4 persen suara nasional untuk dapat masuk parlemen.
Meskipun penghitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei menunjukkan bahwa partai tersebut diperkirakan tidak akan memperoleh lebih dari 3 persen.
PSI memperoleh 1,89 peesen suara nasional pada Pemilu 2019, yang merupakan debutnya di kancah politik Indonesia. Tentu saja, jumlah tersebut tidak cukup untuk melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen dan mengamankan kursi di parlemen nasional.

Penggelembungan suara diduga bukan dari TPS
Selain itu, Benar News juga mengutip politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy, yang menduga ada upaya untuk menggelembungkan suara PSI di beberapa daerah.
“Inflasi suara PSI terungkap dalam banyak kasus, bukan di tingkat TPS, tapi diduga di tingkat kabupaten,” ujarnya kepada wartawan, Senin.
Romahurmuziy juga menuding surat suara yang didiskualifikasi itu salah dimasukkan ke rekening PSI.
Ia mengatakan bahwa setiap peralihan suara tidak sah ke PSI merugikan kinerja semua parpol dalam pemilu.
Salah satu kasus dugaan penggelembungan suara PSI di Jawa Barat yaitu suara PSI meningkat dari satu menjadi 21 di TPS di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Politisi yang kerap disapa Rommy ini juga merujuk pada cuitan yang mengungkap perolehan suara PSI melonjak dari nol menjadi 69 di Desa Kroyo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Bantahan KPU
Benar News menuliskan bahwa Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari membantah tudingan penggelembungan suara PSI.
Ia menekankan untuk memeriksa setiap catatannya, lalu mencatat keberatan dan kejadian khusus.
Apabila hal itu sudah dilakukan, Hasyim menyarankan untuk menelusuri sumber aslinya, yaitu formulir C yang berasal dari TPS.
“Kami menggunakan formulir C sebagai acuan jika ada kejanggalan,” ujar Hasyim.
Artikel diolah dari Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Hasil Real Count Pilkada NTT 2024, Cek Suara Yohanis-Jane, Emanuel-Johanis dan Simon- Adrianus Garu |
![]() |
---|
Jago Bahasa Inggris hingga Dipuji Donald Trump, Ini Riwayat Pendidikan Prabowo SD-SMP di Luar Negeri |
![]() |
---|
Sidang Sengketa Pileg 2024, PDIP Minta MK Nol-kan Perolehan Suara PSI & Demokrat, Ditagih Bukti |
![]() |
---|
'Saling Ejek' Partai Gelora vs PKS Soal Gabung Prabowo - Gibran, PKS: Partai Apa Itu? Duh, Nol Koma! |
![]() |
---|
Sidang Sengketa Pileg 2024, Saksi Gerindra di Papua Tengah Tewas Jadi Korban Rekapitulasi yang Rusuh |
![]() |
---|