Breaking News:

Materi Pelajaran

Bagaimana Cara Menggunakan Unggah-ungguh Dengan Benar? Yuk Simak Berikut

Bagaimana cara menggunakan unggah-ungguh dengan benar? Yuk simak berikut.

Rudy Hermawanto YouTube
Bagaimana cara menggunakan unggah-ungguh dengan benar? Yuk simak berikut. 

Wening: Iya, Yog. Padha-padha. (Iya, Yog. Sama-sama)

Ngoko alus 

Ngoko alus boleh digunakan dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Digunakan untuk berkomunikasi antara mitra tutur yang statusnya sama, tetapi diantara mereka ada usaha saling menghormati.
  • Digunakan untuk berkomunikasi antara orang yang statusnya lebih tinggi tetapi mereka sudah sangat akrab.
  • Digunakan dalam bahasa tulis. Dengan contoh untuk menulis cerkak, iklan, ataupun essai.

Contoh

Fahri dan Rafli adalah kakak adik. Mereka sangatlah akrab. Fahri sangat menghormati kakaknya, sehingga dia selalu menggunakan ragam ngoko alus dalam berkomunikai sehari-hari.

Fahri: Raf, Mas Fahri arep menyang warung dhisik, ya. (Raf, Mas Fahri mau ke warung dulu, ya)

Rafli: Panjenengan tindak warung arep mundhut apa ta, Mas? (Kamu mau ke warung beli apa, Mas?)

Fahri: Aku mung arep tuku sabun, Raf. (Aku hanya ingin membeli sabun, Raf)

Rafli: Oh yawis, Mas. Nyuwun tulung yen wis rampung, Panjenengan tindak daleme Pakdhe saperlu mendhet bandeng titipan Ibu, Mas. (Oh yaudah, Mas. Minta tolong jika sudah selesai, kamu pergi ke rumah pakde untuk mengambil bandeng titipan Ibu, Mas)

Fahri: Ya, Raf. Wis ya, Mas mangkat dhisik. (Ya, Raf. Sudah ya Mas berangkat dulu)

Krama lugu 

Krama lugu boleh digunakan dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Digunakan untuk berkomunikasi orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda tetapi derajatnya lebih tinggi.
  • Digunakan untuk berkomunikasi orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda yang statusnya sama, akan tetapi belum terlalu akrab.
  • Digunakan dalam bahasa tulis yang sifatnya umum, tidak terikat unggah-ungguh kepada orang lain.
  • Digunakan dalam pidato yang sifatnya umum, tidak terikat unggah-ungguh kepada orang lain.

Contoh

Bu Ayun adalah guru bahasa Jawa SMA 21, sedangkan Bu Esti adalah guru bahasa Jawa SMA 12. Keduanya pernah bertemu diacara seminar, tetapi mereka belum begitu akrab. Bu Ayun mengunjungi rumah Bu Esti untuk membicarakan lomba nembang Tingkat SMA.

Bu Ayun: Kula nuwun, Bu. (Permisi, Bu)

Bu Esti: Inggih. Mangga Bu. Mangga lenggah ngriki. (Silahkan, Bu. Silahkan duduk sini)

Bu Ayun: Inggih matur nuwun, Bu. (Iya terima kasih, Bu)

Bu Esti: Kados pundi adicara lomba nembang wulan ngajeng? (Bagaimana acara lomba nembang bulan depan?)

Bu Ayun: Lha inggih, Bu. Kula mriki badhe rembagan babagan menika. Adhedhasar rapat kalawingi, sampeyan ingkang dados juri lomba nembang, Bu. (Nah itu, Bu. Saya kesini ingin berdiskusi tentang hal itu. Berdasarkan rapat kemarin, kamu yang jadi juri lomba nembang, Bu)

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Unggah-Ungguh Bahasa Jawasopan santunberkomunikasi
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved