Breaking News:

Berita Viral

Kisah Preman di Bali Jatuh Cinta dengan Putri Kyai, Berani Temui Camer Meski Penuh Tato, Diterima?

Berikut kisah mantan preman di Bali yang jatuh cinta dengan putri Kyai.

Penulis: Eri Ariyanto
Editor: Eri Ariyanto
Facebook @Motivasi Pemuda NU
Kisah preman di Bali jatuh cinta dengan Putri Kyai 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut kisah mantan preman di Bali yang jatuh cinta dengan putri Kyai.

Saking cintanya, mantan preman itu berani temui calon mertua (Camer) meski penuh tato. Lantas apakah cintanya diterima?

Seorang mantan preman asal Bali bernama Muhammad Khoiruddin kini hijrah menjadi mualaf.

Baca juga: 5 Fakta Pengusaha Jusuf Hamka Mualaf, Disunat di Usia 17 Tahun, Ucap Syahadat di Usia 24 Tahun

Sosok Muhammad Khoiruddin pun kini ramai diperbincangkan karena memiliki kisah cinta yang tak biasa.

Diketahui, penampilan mantan preman yang satu ini garang, dengan tato naga di bagian dada dan lengannya.

Akan tetapi, siapa sangka kalimat-kalimat istighfar dan dzikir lebih sering keluar dari mulutnya semenjak hijrah menjadi mualaf.

Meskipun sering disebut sebagai mantan preman, namun Muhammad Khoiruddin atau sebelum menjadi mualaf dikenal sebagai Bli I Gede Swadiaya ini sudah tak ragu lagi akan Islam.

Dikutip TribunNewsmaker dari berbagai sumber, Muhammad Khoiruddin mengkisahkan saat dirinya mulai mengenal Islam hingga menjadi mualaf.

Kisah preman di Bali jatuh cinta dengan Putri Kyai
Kisah preman di Bali jatuh cinta dengan Putri Kyai (Facebook @Motivasi Pemuda NU)

Baca juga: KISAH Pemimpin Yahudi yang Akhirnya Jadi Mualaf, Dijuluki Penghuni Surga oleh Rasulullah

Menurut informasi yang beredar, dulu ia mengaku kebal dan sakti. Bergaul dengan dukun sudah menjadi keseharian mantan preman ini di masa lalu.

Pada tahun 1997, ia sampai di Bali, merantau dari NTB.

Pada saat itulah dirinya memulai perjalanan hidup sebagai preman yang berkelahi di sana-sini.

Selain itu, dirinya juga mengaku telah mencoba berbagai jenis minuman keras atau miras.

"Saya waktu itu, tiada hari tanpa mabuk," kata Muhammad Khoiruddin.

Tentu, selain mabuk ia juga setiap hari meniduri wanita, berganti-ganti setiap harinya.

Kehidupan gemerlap sekaligus gelap ia jalani di masa dirinya masih menjadi preman.

Kendati demikian, ia mengenangnya sebagai pengingat agar dirinya tidak lagi kembali ke masa-masa itu.

Tak lupa ucapkan istighfar, diceritakanlah kisahnya yang kelam dulu.

Ilustrasi preman.
Ilustrasi preman. (faktapers.id)

"Astaghfiullah, bejat sekali saya waktu itu. Itu membuat murka Tuhan bahkan di agama saya terdahulu. Entah berapa ratus wanita yang saya tiduri," ujar dia.

Saat menceritakan masa kelamnya, sekilas terlihat penyesalan dari ekspresi wajahnya.

Muhammad Khoiruddin dulu dikenal sebagai penguasa kawasan Sadasari, Kuta, Bali.

Setiap hari ia hanya berusaha memenuhi nafsu duniawinya.

Meskipun setiap hari menikmati kenikmatan duniawi, namun kehidupan sebagai preman tentu bukan sesuatu yang selalu mulus.

Dulu dirinya pernah dikeroyok puluhan orang. Meskipun demikian, karena kesaktiannya ia mengatakan tidak terluka.

"Saya pernah dikeroyok puluhan orang dari kelompok lawan. Hingga saya dikubur di selokan dengan tumpukan bebatuan. Disangkanya saya mati," kata dia.

Akan tetapi, rupanya saat itu dirinya masih baik-baik saja. Ketika bangun, ia langsung mendatangi kelompok yang mengeroyoknya dan kembali berkelahi.

Sang Mantan Preman Mengenal Islam Menjadi Mualaf Semuanya dimulai tahun 1999 ketika dirinya satu kos dengan pemuda bernama Muhammad Yusuf, seorang santri.

Meskipun saat itu Khoiruddin masih hidup dengan gemerlap dunia preman, Yusuf tak pernah menghakiminya.

Yusuf hanya mengingatkan Khoiruddin saat ia minum minuman keras, agar tetap menjaga kesehatannya.

"Kadang ia mengingatkan, jaga kesehatan jangan terus-terusan mabuk," kata dia.

Pada suatu hari, dirinya sedang mabuk tak jauh dari sosok Yusuf yang sedang shalat.

Samar-samar ia mendengar doa yang dipanjatkan teman kosnya itu.

"Dalam kondisi mabuk, saya kok mendengar lantunan bismillahirrohmanirrohin. Hati saya bergetar bahagia. Apa ini?" kata Khoiruddin.

Pada tahun 1999 akhirnya kesaktian Khoiruddin benar-benar diuji.

Ia kecelakaan karena teler setelah minum miras. Tanpa ada yang menolong, ia berusaha mengangkat motor yang menindihnya dengan mengucap astaghfirullah.

Kala itu, ia tak paham apa arti ucapan istighfar tersebut. Akhirnya, ia berhasil dan pulang ke kontrakannya. Di sana, dirinya bertemu Yusuf dan langsung minta masuk Islam.

Setelah itu Yusuf kaget dan meminta agar Khoiruddin untuk belajar Islam terlebih dulu sebelum menjadi mualaf.

"Dia bilang, mengislamkan kamu itu gampang, tetapi mengislamkan hatimu itu yang paling utama," ujar dia.

Kemudian semenjak saat itu, ia mulai belajar Islam. Di perjalanan, ia pun bertemu seorang wanita putri tokoh agama di Lombok Timur.

Ketika didekati, wanita itu meminta agar Khoiruddin langsung mendatangi ayahnya. Ia tidak ingin pacaran dan minta diseriusi. Jiwa Khoiruddin pun tergerak, dengan berani ia mendatangi ayah wanita itu meskipun belum Islam.

Di sana, ia menjelaskan kalau dirinya sudah tertarik dengan Islam dan berniat menjadi mualaf. Bukan tiba-tiba ingin hijrah karena wanita.

"Kalau anak saya mau sama penjahat, bajingan, atau apalah, saya bisa apa? Kalau anak saya bahagia, saya bisa apa? Apalagi bisa membawa seseorang menuju kebaikan," kata ayah wanita itu, diceritakan ulang Khoiruddin.

Setelah itu, mantan preman ini pun menjadi mualaf dan menjalankan semua syarat sebagai pria Islam dewasa. Ia pun menikahi wanita itu.

Kini, sang mantan preman diketahui lebih mendalami ilmu agama Islam.

Selain itu, kini dirinya lebih dekat dengan kiai dan ulama, tak lagi berkutat di dunia gemerlap.

(TribunNewsmaker.com/Eri Ariyanto)

Tags:
berita viral hari inipremanMuhammad Khoiruddinkisah cintaBali
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved