Lebaran 2024
Heboh! Naik Sepeda Onthel, Pemudik asal Cikarang Pulang Kampung ke Kulonprogo, Tempuh Jarak 700 Km
Naik sepeda onthel, pemudik asal Cikarang, Bekasi, Jawa Barat ini nekat pulang kampung ke Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta.
Editor: Eri Ariyanto
Edik menceritakan, perjalanan menantang seperti ini tentu harus penuh persiapan matang.
Sepeda harus dalam kondisi sangat baik. Kemudian bawa uang tunai untuk membeli makanan, minuman dan hal emergensi di jalanan.
Tidak boleh lupa peralatan bengkel, seperti kunci pas dan kunci L, hingga pompa kecil. Edik juga wajib membawa dua ban cadangan.
Persiapan lain adalah bawa makanan minuman cukup di jalan. Baju cukup dua setel. Perlengkapan safety untuk diri sendiri juga wajib dipenuhi.
Persiapan yang matang seperti itu saja bahkan masih dikawatirkan keluarga, baik istri maupun orangtua.
“Keluarga kadang takut. Istri minta (tidak usah mudik bersepeda). Biasanya saya harus merayu istri. Orangtua juga. Kalau hobi, tekat saja. Persiapan lebih baik,” katanya.
Hal yang mengkhawatirkan di jalan tentu saja banyak. Contohnya, jalan halus tapi minim penerangan. Tentu saja hal ini berisiko saat malam.
Apalagi Edik lebih banyak melakoni perjalanan malam agar tidak cepat letih, tenaga tidak cepat terkuras akibat tubuh dipanggang sinar matahari. Ia tidak lupa bawa lampu sepeda.
Belum lagi sibuknya jalan raya di musim mudik. Utamanya bus melaju kencang. Laju kendaraan besar seperti itu seolah tidak memandang ada manusia berkendara lain yang juga sama-sama punya hak di jalanan.
Bus sering mendadak muncul di samping tanpa peringatan. Bahkan, saat bus menyalip, kernetnya sambil memberi aba-aba pesepeda seperti dirinya agar harus lebih minggir lagi. Padahal sepanjang perjalanan, Edik sudah sangat di pinggir.
Berbeda dengan truk, terutama truk tangki milik Pertamina. Truk-truk sudah memberi sinyal bunyi berulang sejak dari jauh.
Pesepeda seperti dirinya jadi bisa siap-siap melapangkan jalan bagi kendaraan besar yang mau menyalip.
“Beda dengan bis, sopirnya tidak ngertiin. Bis tiba-tiba muncul, kepalanya (kernet) keluar dan wus wus wus,” katanya.
Tantangan lain adalah banyak tanjakan. Ini pula tantangan terberatnya. Salah satunya tanjakan Paguyangan dengan kemiringan panjang. Ia terpaksa turun tiga kali untuk istirahat.
"Baru separuh. Dua kilo, turun, napas, minum, kumpulkan tenaga, jalan lagi sekilo lagi. Sampai ujung atas, turun lagi. Kalau langsung ke atas, senior pun tidak bakal mampu," kata Edik.
Sumber: Kompas.com
Sejarah Munculnya Lebaran Ketupat, Dirayakan 7 Hari setelah Idul Fitri, Dikenalkan Sunan Kalijaga |
![]() |
---|
Hasto PDIP Beri Syarat Jokowi Ketemu Mega, Balasan Menohok Gibran: Lebaran Kok Silaturahmi Dilarang? |
![]() |
---|
Masuk Sekolah Hari Pertama Usai Lebaran 2024, Begini Aturan Terbaru Seragam Sekolah SD, SMP & SMA |
![]() |
---|
Sosok Rudi Terjebak Arus Balik 15 Jam di Tol Trans Jawa, Rest Area Penuh, SPBU Habis Bensin: Tegang |
![]() |
---|
Sosok Sopir Bus Bawa Pemudik Kelaparan untuk Makan di Rumah Mertua, Mengaku Ikhlas: Terharu Saya |
![]() |
---|