Breaking News:

Lebaran 2024

Keutamaan Puasa Syawal Dibandingkan Mengganti Puasa Ramadhan, Amalan Mana yang Harus Didahulukan?

Keutamaan puasa Syawal dibandingkan mengganti puasa Ramadhan, amalan mana yang didahulukan.

Editor: Candra Isriadhi
Istimewa
Puasa Syawal. Keutamaan puasa Syawal dibandingkan mengganti puasa Ramadhan, amalan mana yang didahulukan. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Keutamaan puasa Syawal dibandingkan mengganti puasa Ramadhan, amalan mana yang didahulukan.

Puasa Syawal dilakukan mulai 2 Syawal pada setiap tahun Hijriah.

Puasa syawal memiliki nilai pahala yang sama seperti puasa selama satu tahun penuh.

Mana yang lebih didahulukan, mengganti puasa Ramadhan atau puasa Syawal?

Baca juga: 5 Artis Bollywood Rayakan Idul Fitri 2024, Shah Rukh Khan Sapa Ribuan Fans, Aamir Khan Bagi-bagi THR

Waktu pelaksanaan puasa qadha atau Syawal

Ketua Umum Pusat Pimpinan (PP) Muhammadiyah Haedar Natsir mengungkapkan, mengganti puasa Ramadhan atau qadha seharusnya didahulukan.

"Puasa qadha itu wajib. Dahulukan (puasa) yang wajib," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (25/3/2024).

Pasalnya, puasa qadha ditunaikan untuk membayar puasa Ramadhan yang hukumnya wajib dalam Islam.

Sebaliknya, puasa Syawal bersifat sunah dan dijalankan sesuai keinginan umat Islam yang menjalankannya.

Umat Islam yang berpuasa Syawal akan mendapat keutamaan.

Namun, orang yang tidak melakukannya juga tidak berdosa.

Umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (22/4/2023).
Umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (22/4/2023). (Antara Foto/Hafidz Mubarak A)

"Puasa Syawal meski tidak harus di awal (bulan Syawal), masih bisa di hari lain. Apalagi kalau puasa qadha-nya banyak, (harus) diprioritaskan," imbuh Haedar.

Dia menambahkan, umat Islam yang mampu boleh menjalankan kedua puasa tersebut. Jika tidak, puasa qadha-lah yang wajib dijalankan.

Terpisah, Rektor Universitas Islam Negeri Raden Mas Said (UIN RM Said) Surakarta, Toto Suharto menyatakan hal yang senada.

Menurutnya, puasa qadha hukumnya wajib dilaksanakan sebagai pengganti puasa Ramadhan. Namun, puasa ini dilaksanakan di luar Ramadhan, termasuk bulan Syawal.

"Qadha Ramadhan hukumnya wajib karena pada hakikatnya merupakan pengganti puasa Ramadhan (yang ditinggalkan) karena berbagai sebab. Misalnya, haid atau nifas maka wajib qadha puasa Ramadhan," jelas dia saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Toto menyatakan, puasa qadha bersifat wajib, sehingga pelaksanaannya harus disegerakan.

Ini berbeda dari puasa Syawal yang hukumnya sunah dan bisa ditunaikan sepanjang bulan.

Pengerjaan puasa sunnah syawal

Buya Yahya saat menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Haji Keuchik Leumiek (HKL), Banda Aceh pada Jumat, 16 Desember 2022.
Buya Yahya saat menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Haji Keuchik Leumiek (HKL), Banda Aceh pada Jumat, 16 Desember 2022. (SERAMBI/SYAMSUL AZMAN)

Dalam sebuah video yang diunggah pada 14 Juni 2017 di YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya telah memberikan penjelasannya mengenai pengerjaan ibadah puasa sunnah syawal.

Dijelaskan Buya Yahya dalam video itu, menurut mazhab Imam syafi'i, mengerjakan puasa sunnah syawal tidak harus berurutan atau berturut-turut selama 6 hari.

"Menurut mazhab kita Imam Syafi'i, 6 itu tidak harus berurutan," ujar pendakwah bernama lengkap Prof. Yahya Zainul Ma'arif, LC, MA, Ph.D tersebut, dikutip dari tayangan video YouTube Al Bahjah TV.

Berikut tayangan video penjelasan lengkap Buya Yahya soal puasa syawal harus atau tidak dikerjakan berurutan selama 6 hari.

Akan tetapi, lanjut Buya Yahya, jika ada yang mau mengerjakannya secara berurutan langsung selama 6 hari, itu lebih baik.

Sebab apabila ditunda-tunda, dikhawatirkan menjadi lupa sampai bulan Syawal berlalu.

Pada akhirnya, kesempatan untuk mengerjakan puasa sunnah syawal di tahun itu juga berlalu.

"Memang lebih utama segera diselesaikan. Karena apa? Menunda amal baik takut nanti tidak ada kesempatan lagi," sebut Buya Yahya.

Lebih lanjut Buya Yahya menerangkan, bagi yang berpuasa sunnah syawal secara tidak berurutan, pahala puasanya tetap sama dengan yang menunaikannya selama 6 hari berturut-turut.

Bahkan, jika ada seseorang yang berpuasa, namun saat bersilaturrahmi ia disuguhkan makanan, boleh baginya untuk menunda dahulu puasa tersebut.

"Jadi tidak harus, karena puasa sunnah,"

"Jadi boleh 1 (hari) puasa, besok 3 hari (kemudian) lagi, 4 hari (kemudian) lagi, sah. Dan dapatkan pahala puasa enam," jelasnya.

Buya Yahya menambahkan, bagi orang yang ingin mengerjakan puasa sunnah syawal juga bisa memilih hari untuk melakukannya.

Misalnya seperti memilih mengerjakan puasa syawal pada hari Senin dan Kamis yang juga disunnahkan berpuasa untuk mendapat pahala keduanya.

"Kalau sunnah dengan sunnah boleh Anda niatkan kedua-duanya. Saya niat puasa syawal plus puasa Senin, saya niat puasa syawal plus puasa Kamis,"

"Atau nanti pas pertengahan syawal puasa putih, 13 14 15. Anda niatkan, boleh," terangnya.

Kapan puasa syawal mulai bisa dikerjakan?

Mengenai kapan puasa syawal mulai bisa dikerjakan, pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah ini menjelaskan, menurut mazhab Imam Syafi'i puasa sunnah syawal sangat dikukuhkan dikerjakan pada tanggal 2 syawal dan dikerjakan berurutan selama 6 hari.

Hal itu disampaikan Buya Yahya dalam tayangan video lainnya yang diunggah oleh YouTue Al-Bahjah TV berjudul "Bolehkah Puasa Sunnah Syawal 6 Hari".

Berikut tayangan video penjelasan lengkap Buya Yahya soal waktu pengerjaan puasa sunnah syawal.

"Penjelasan dari Faatbaahu Sittan, puasa 6 syawal itu disunnahkan, menurut Imam Syafi'i disunnahkan di atas sunnah sangat dikukuhkan, jika ditanggal ke-2 berurutan sampai tanggal ke-6. Itu dalam mazhab Imam Syafi'i radhiallahu 'anhu," kata Buya Yahya.

Tapi, lanjutnya, ada ikhtilaf pendapat ulama lainnya yang berbanding terbalik dengan mazhab Imam Safi'i.

Menurut Imam Maliki, makruh apabila langsung memulai puasa sunnah syawal setelahnya hari raya pertama Idul Fitri atau pada tanggal 2 Syawal.

Ini karena dikhawatirkan, puasa sunnah syawal menjadi sebuah kewajiban sehingga dianggap bisa memberatkan orang.

"Jadi kalau Anda kenal yang Mazhab Maliki, tidak langsung (puasa) hari ke-2, 3, 4 nanti," lanjut Buya Yahya.

Lalu, apakah pengikut Mazhab Imam Syafi'i boleh jika tidak langsung mengambil puasa sunnah syawal pada tanggal 2 Syawal?

Dikatakan Buya Yahya, boleh mengerjakan puasa sunnah Syawal kapan saja selagi masih dalam bulan Syawal.

Akan tetapi, mengerjakan langsung setelah tanggal 1 Syawal merupakan sunnah diatas sunnah.

"Menurut apa yang saya ketahui, menurut Imam Syafi'i dijelaskan, setelah hari raya, lebaran sehari, kemudian puasa lagi," terangnya.

"Kalaupun kita orang Mazhab Imam Syafi'i, pengen puasanya nanti setelah tanggal 7 saja deh, boleh ga masalah dan tidak dikatakan tidak sunnah dalam Mazhab Syafi'i," pungkasnya.

(TribunNewsmaker.com/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Tags:
jadwal puasa syawalkapan melafalkan niat puasa syawaltata cara puasa syawalniat puasa syawalmanfaat puasa syawal enam harikeutamaan puasa syawal setelah ramadhan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved