Kabinet Prabowo Gibran
Peluang PDIP Susul PKB dan NasDem Merapat ke Kubu Prabowo, Dinilai Sulit Karena Terhalang Faktor Ini
Peluang PDIP menyusul PKB dan NasDem yang lebih dulu gabung dengan pemerintahan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Peluang PDIP menyusul PKB dan NasDem yang lebih dulu gabung dengan pemerintahan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.
Peluang PDIP bergabung di pemerintahan Prabowo Subianto dinilai sulit oleh seorang pengamat.
Hal itu disampaikan langsung oleh pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno.
Baca juga: Baliho Dico Ganinduto Tersebar Luas, Sinyal Kuat Maju Pilgub Jateng 2024, Diusung Golkar?
Adi Prayitno menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan penghalang bagi PDI-P untuk berkoalisi dengan pemerintahan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.
Menurutnya, selama Prabowo dan Jokowi masih mesra, maka selama itu pula PDI-P sulit masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Bagaimanapun, Jokowi ini tembok tebal yang akan menghalangi PDI-P berkoalisi dengan Prabowo," kata Adi dalam program Obrolan Newsroom Kompas.com, Selasa (30/4/2024).
Adi menjelaskan, hubungan antar elite harus dilihat dalam kans PDI-P berkoalisi dengan Prabowo.
Dia mengakui bahwa Prabowo memang tidak memiliki persoalan yang serius dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Bocoran PKB dan NasDem Dapat Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Pembagian Jatahnya
Hanya saja, kata Adi, bukan tidak mungkin PDI-P mempertimbangkan bergabung dengan Prabowo usai pelantikan Prabowo sebagai presiden.
Adi menyebut bisa saja romantisme dan bulan madu antara Jokowi dan Prabowo berakhir ketika serah terima jabatan pada 20 Oktober 2024 mendatang.
"Tapi kalau Jokowi dan Prabowo baik-baik saja, tidak ada gejolak, tidak ada konflik, saya kira sulit bagi PDI-P untuk bergabung," kata Adi.
"Selama Jokowi mesra dengan Prabowo, sepanjang itu juga sulit saya bayangkan PDI-P akan bergabung. Tapi kalau hubungan Jokowi dan Prabowo wassalam, tak lagi mesra, bukan tidak mungkin PDI-P akan segera memutuskan langkah politiknya berupa seratus haluan dan dukung Prabowo," sambung Adi.
Selain faktor Jokowi, Adi juga menilai PDI-P sulit berkoalisi dengan Prabowo dalam waktu dekat karena menjaga suasana hati basis pemilih yang setia dengan mereka di Pilpres dan Pileg 2024.
"Saya kira kecenderungan (pemilih PDI-P) secara umum memang agak menolak dan bahkan keras ya bergabung dengan Prabowo," ujar Adi.
Sebelumnya, politikus PDI Perjuangan Chico Hakim menilai, bukan hal aneh jika partainya tidak lagi menganggap Presiden Joko Widodo sebagai kader partai banteng.
Katanya, bagi PDI-P, loyalitas merupakan hal utama. Kesetiaan tersebut mestinya ditunjukkan dengan sikap tegak lurus kader terhadap partai pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
“PDI Perjuangan mempunyai karakter yang salah satu yang diutamakan adalah kedisiplinan kader, kedisiplinan di internal kami itu sangat penting, kesetiaan, loyalitas,” kata Chico dalam program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Jumat (26/4/2024).
Chico mengatakan, partainya berpisah dengan Jokowi karena berbeda pilihan pada Pilpres 2024. Sebab, Jokowi berada di pihak Prabowo Subianto yang menggandeng putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres.
PDI-P pun tak ingin mengeklaim pihak yang telah meninggalkan partainya sebagai kader, hanya karena pihak tersebut memenangkan kontestasi pemilihan.
“Kalau kami sudah berpisah lalu karena yang di pihak sana menang, kemudian kami mengatakan mereka masih kader kita karena kita ingin menjadi bagian dari pemenang itu, kan juga sangat hina,” ucap Chico.
Menurut Chico, sikap PDI-P ini merupakan respons yang wajar. Justru aneh jika PDI-P masih menganggap Jokowi, termasuk Gibran, sebagai kader setelah apa yang diperbuat oleh keluarga tersebut.
Chico menyebut, partainya ingin “move on” dari Jokowi dan Gibran dan melanjutkan agenda politik ke depan.

Tak Mau Jadi Oposisi, NasDem Tinggalkan Anies, Kini Malah Nyaman Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran
Terungkap langkah politik partai NasDem, tinggalkan Anies Baswedan, kini pilih gabung ke dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Seperti diketahui, Presiden terpilih hasil Pilpres 2024 Prabowo Subianto mengatakan telah sepakat dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh untuk bekerja sama.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Prabowo usai pertemuannya dengan Paloh di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024).
Baca juga: Terbongkar Alasan PDIP Tak Tarik Menterinya dari Kabinet Jokowi, Sinyal Gabung Pemerintahan Prabowo?
Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut pertemuannya dengan Paloh berjalan efektif dan produktif.
"Tadi terjadi suatu pertemuan yang efektif, produktif. Kita sepakat bahwa kita akan kerja sama untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat Indonesia," kata Prabowo dalam konferensi pers bersama Paloh, Kamis.
"Semua kekuatan yang bisa bergabung, bekerja untuk rakyat memberi suatu pemerintahan yang kuat dan efektif di tengah dinamika dunia, sangat dinantikan oleh rakyat kita," ujarnya.
Meski demikian, Menteri Pertahanan tersebut tak menjelaskan lebih lanjut terkait kerja sama yang dimaksud. Apakah NasDem bakal berada di dalam atau di luar pemerintahan Prabowo-Gibran nanti.
Prabowo hanya menuturkan komunikasi intensif terus dilakukan Gerindra dengan NasDem.
"Langkah-langkah selanjutnya komunikasi telah berjalan terus menerus secara intensif, antara pak Surya Paloh, antara rekan-rekan yang ditunjuk oleh beliau," ujarnya.
Baca juga: Nasib Menyedihkan Anies, Partai Pengusung Satu per Satu Merapat Ke Prabowo, Popularitas Meredup
Adapun Prabowo menerima kedatangan Paloh di kediamannya yang berlokasi di Kertanegara, Jakarta, Kamis (25/4) petang.
Kedatangan Paloh ini langsung disambut hangat oleh Prabowo. Ketua Umum Partai Gerindra tersebut tampak memeluk Surya Paloh.
Prabowo yang mengenakan kemeja batik dengan nuansa cokelat tampak memeluk seraya mengguncang tubuh Paloh.
Dalam kesempatan itu, Paloh terlihat didampingi jajaran elite NasDem, di antaranya Sekjen Hermawi Taslim, Bendahara Umum Ahmad Sahroni, Ketua DPW Jabar Saan Mustopa, hingga Viktor Laiskodat.
Sementara Prabowo didampingi sejumlah petinggi Gerindra, antara lain Ketua Harian Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Umum Sugiono, hingga Ketua OKK DPP Prasetyo Hadi.
Seperti diketahui, Prabowo dan Paloh berada di kubu berbeda pada Pilpres 2024 lalu.
Di mana Paloh bersama NasDem mengusung pasangan capres-cawapres nomor 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
Sementara Prabowo maju bersama Gibran Rakabuming Raka sebagai capres-cawapres nomor 02.
Pada Rabu (24/4), KPU telah menetapkan Prabowo-Gibran yang meraih suara terbanyak pada Pilpres 2024, sebagai presiden-wakil presiden terpilih.
Sumber: Kompas.com
Sepak Terjang Veronica Tan Mantan Istri Ahok Jadi Calon Menteri PPPA Prabowo, Ini Sumber Uangnya |
![]() |
---|
Bocoran Calon Menteri Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Didominasi Kader Gerindra & Golkar |
![]() |
---|
Bocoran Sosok Jenderal yang Berpeluang Jadi Kapolri Era Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Jawabannya |
![]() |
---|
Kaesang, Artis Lulu Kamal dan 12 Nama Ini Diusulkan Relawan Jadi Menteri & Wamen Kabinet Prabowo |
![]() |
---|
Soal Arah Politik PDIP di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Koalisi atau Oposisi? Ini Jawaban Megawati |
![]() |
---|