Pilkada 2024
Eks Ajudan Prabowo Jadi Kandidat Terkuat Penerus Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, Elektabilitas Tinggi
Sosok Sudaryono jadi kandidat terkuat penerus Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, elektabilitasnya mampu bersaing.
Editor: Delta Lidina
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sejumlah nama masuk dalam bursa calon Gubernur Jawa Tengah yang akan dipertarungkan pada Pilkada 2024 mendatang.
Nama-nama itu diisi oleh banyak tokoh-tokoh politik lokal maupun nasional.
Namun belum ada yang memberikan kepastian yang siap maju sebagai calon penerus Ganjar Pranowo di Jawa Jengah.
Satu di antara nama-nama itu adalah sosok Sudaryono, eks ajudan presiden terpilih Prabowo.
Kini Sudaryono menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
Namanya berkali-kali masuk dalam bursa cagub Jateng sekaligus perolehan angka elektabilitasnya.
Partai Gerindra nampaknya mendapat dukungan dari Partai Demokrat terkait dengan pencalonan Sudaryono ini.
Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip), Fitriyah mengatakan jika kedua partai ini berkoalisi maka sudah bisa memenuhi syarat untuk mengusung calon gubernur.
"Prinsipnya dia (partai) harus punya kursi 20 persen untuk bisa mengusung.
Baca juga: 3 Hasil Survei Terbaru, Ini Calon Gubernur yang Berpeluang Menang Mutlak di Pilkada Jateng 2024
Jadi sepertinya bisa. Kalau 24 kursi dari 120, total 20 persennya cukup ya berarti cukup," kata Fitriyah kepada wartawan, Kamis (2/5/2024).
Fitriyah mengamini saat ini Sudaryono merupakan salah satu calon kuat dalam Pilgub Jateng.
Sebab, berdasarkan survei LKPI nama Sudaryono berada di posisi dua setelah Hendrar Pirhadi.
Hasil survei ini tentu menjadi pertimbangan yang kuat.
Sebab Sudaryono termasuk sosok yang baru terjun ke dunia politik namun elektabilitasnya tinggi.
"Kalau ada calon yang kuat kecenderngannya partai-partai itu akan mengusung orang-orang yang kuat berdasar survei jadi mereka cenderung berkoalisi," ujarnya.
Fitriyah juga menilai dibanding calon-calon yang lain, Sudaryono lebih jelas dibandingkan kandidat lainnya untuk maju dalam Pilgub Jateng 2023 mendatang, seperti nama Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul serta Hendrar Prihadi dari PDI Perjuangan.
Lalu nama Kapolda Jateng Ahmad Luthfi serta Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana yang belum terlihat akan diusung dari koalisi mana.
"Sekarang memang banyak nama-nama yang muncul dan mas Daryono ini, dia sepertinya lebih fiks dibanding (nama) yang lain (untuk maju cagub)," tegasnya.
Baca juga: Adu Rekam Jejak Hendrar Prihadi Vs Sudaryono di Pilgub Jateng 2024, Lebih Mentereng Mana?
Lebih lanjut Fitriyah mengaku sosok yang pantas mendampingi Sudaryono menjadi cawagub adalah dari Partai Religius.
Kombinasi ini biasa dipakai pada Pilkada sebelumnya. Gabungan calon dari Partai Nasionalis dan Religius ini, berpeluang untuk menang.
"Iya (dari Partai Religius) itu pola dulu, pengalaman dalam Pilkada.
Maka potensi yang menang itu mewakili kelompok nasionalis dan kelompok religius," bebernya.
Dengan demikian elektabilitas Sudaryono juga bisa melejit, bahkan mengungguli Hendrar Prihadi.
Fitriyah menyebut mesin partai yang mengakomodir jaringan sampai ke bawah hingga pada pemilih lah yang menjadi ujung tonggak.
Jaringan partai dan tim sukses inilah yang nanti mempunyai kekuatan hingga bisa meyakinkan pemilih.
"Jawa Tengah ini luas, jadi tergantung yang dilakukan oleh kandidat itu.
Karena justru jaringan-jaringan yang di bawah itu yang mereka punya simpul-simpul ntuk mengatakan pada calon pemilih (calon) yang potensial," ujarnya.
Selain itu, Sudaryono yang merupakan orang terdekat dari Prabowo sebagai presiden terpilih juga memiliki keuntungan tersendiri.
Setelah Prabowo - Gibran dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada November mendatang, dikatakan Fitriyah, Sudaryono akan memiliki dukungan yang tinggi, dibantu dengan kepopuleran Prabowo.
"Salah satu strategi itu memang kemudian memunculkan kedekatan dengan sosok yang dianggap lebih populer.
Itu strategi, dan kebetulan partai itu mengusung presiden terpilih itu kan juga mengandung nilai jual," tambahnya.
Menurutnya, sosok pemimpin Jateng harus bisa menampung opini masyarakat.
Hal itulah yang harus dilakukan cagub Jateng. Termasuk Sudaryono.
"Kalau dia (cagub) mampu membaca opini masyarakat Jateng terus kemudian dia punya alat atau mesin yang bisa menyampaikan kepada masyarakat tentang harapan mereka dan program kerjanya, itu yang akan berpeluang terpilih," tambahnya.
Adapun Partai Demokrat Jateng membuka peluang koalisi dengan Partai Gerindra untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024.
Mereka menilai, sosok Ketua DPD Partai Gerindra Jateng Sudaryono potensial maju di Pilgub Jateng setelah berhasil memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
"Di sini, kami berpikir bagaimana Sudaryono bisa dicalonkan, meskipun kami juga melakukan penjajakan calon internal," kata Ketua DPD Partai Demokrat Jateng Rinto Subekti saat menghadiri acara halal bihalal di kantor DPD Partai Gerindra Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Elektabilitas Terbaru Calon Gubernur Jateng 2024
Survei terbaru ini dilakukan oleh Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI).
Perhitungan dilakukan merujuk pada hasil survei Top of Mind.
Dari hasil survei tersebut dihasilkan Hendrar Prihadi tetap mengisi posisi puncak.
Mantan Wali Kota Semarang itu memang menjadi yang terunggul di sejumlah survei elektabilitas.
Hal itu terlihat dari hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia yang digelar mulai tanggal 12 -22 April 2024.
Selain Hendi ada juga tokoh lainnya yang masuk dalam bursa calon Gubernur Jawa Tengah yakni Sudaryono, Taj Yasin Maimoen, Dico M. Ganinduto, Muhammad Yusuf Chudlori, Irjen Pol Ahmad luthfi.
Posisi Hendi dan Sudaryono, eks asisten Prabowo atas bawah, bersaing ketat.
Baca juga: Reaksi Tak Terduga Kapolda Jateng Ahmad Luthfi soal Kabar Maju Pilkada Jateng 2024, Tegaskan Hal Ini
Berikut enam besar tingkat elektabilitas cagub Jateng:
1. Hendrar Prihadi (Hendi) mantan walikota Semarang, Kepala LKPP RI mencapai 21,2 persen
2. Sudaryono Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah 19,1 persen,
3. Taj Yasin mantan wagub Jawa Tengah mencapai 16,6 persen,
4. Irjen pol Ahmad Lutfie Kapolda Jawa Tengah 11,7 persen dan,
5. Dico M. Ganinduto mantan bupati Kendal 11,1 persen,
6. Muhammad Yusuf Chudlori politisi PKB tingkat elektabilitasnya mencapai 9,2 persen,
Sementara itu yang tidak memilih mencapai 11,1 persen.
Dari 1.820 responden warga Jawa Tengah yang terpilih sebagai responden, hasil temuan survei LKPI baru sebanyak 49,3 persen yang mengetahui akan adanya pilkada Jawa Tengah pada bulan November 2024, dan selebihnya sebanyak 50,7 persen tidak tahu atau tidak mengerti akan adanya pilkada Jawa Tengah.
Direktur Eksekutif LKPI Tobu Lubis, mengatakan, dalam Survei ini dilakukan di 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah menggunakan sampel warga Jawa Tengah yang sudah berusia diatas 17 tahun sebanyak 1820 responden, dari populasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 28.289.413 orang.
"Penarikan sample menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat atau multi stage random sampling," kata Tobus Lubis dalam keterangannya.
Survei ini memiliki Margin of error +/- 2,3 persen dengan tingkat kepercayaan atau level of confidence sebesar 95 persen.
Pada pertanyaan tertutup kepada 1829 responden terkait jika pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada tahun 2024 dilaksanakan hari ini, Tingkat keterpilihan Hendrar Prihadi sebanyak 22,7 persen , Sudaryono 20,1 persen , Taj Yasin Maimoen sebanyak 11,3 persen kemudian Ahmad Luthfi 10,9 persen , Dico M. Ganinduto sebanyak 9,7 ,dan Muhammad Yusuf Chudlori sebanyak 8,8 persen dan yang tidak memilih sebanyak 16,5 persen. (TribunNewsmaker/Tribunnews/TribunJateng)
Sumber: Tribunnews.com
| Sosok 2 Pasang Kakak-Adik Sama-Sama Jadi Kepala Daerah di Sulawesi Selatan, Karier Politiknya Moncer |
|
|---|
| Rekam Jejak Constant Karma, Cawagub Baru Pasangan Benhur Tomi Mano, Gantikan Yeremias Bisai |
|
|---|
| Bupati Termuda di Jawa Barat Ini Punya Harta Kekayaan Rp1,4 Miliar di Usia 28 Tahun, Dulu Kerja Apa? |
|
|---|
| Harta Kekayaan Fahmi Muhammad Hanif, Bupati Purbalingga yang Tawari Vokalis Sukatani Jadi Guru Lagi |
|
|---|
| Breaking News! Putusan MK Pilkada Barito Utara, 2 TPS Ini Wajib Pemungutan Suara Ulang |
|
|---|