Breaking News:

Pilkada 2024

Terjawab! Faktor Penyebab Elektabilitas Khofifah Tinggi di Pilkada Jatim 2024, Sulit Disaingi

Akhirnya terjawab, faktor penyebab elektabilitas Khofifah Indar Parawansa selalu tinggi di Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024.

Editor: Eri Ariyanto
TribunJatim
Ini faktor penyebab elektabilitas Khofifah selalu tinggi di Pilkada Jatim 2024 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Akhirnya terjawab, faktor penyebab elektabilitas Khofifah Indar Parawansa selalu tinggi di Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024.

Bahkan, hingga saat ini diketahui belum ada lawan sepadan untuk Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024.

Terkait faktor penyebab elektabilitas Khofifah tinggdi di Pilkada Jatim 2024 itu disampaikan oleh Pengamat Politik Ethical Politics Hasyibulloh Mulyawan (Iwan) sejak awal.

Baca juga: Tak Ingin Kalah dari Airin, Ini Strategi Andra Soni Tingkatkan Elektabilitas Jelang Pilkada Banten

Hasyibulloh Mulyawan mengatakan, Khofifah memang sudah dari jauh-jauh hari digadang-gadang bakal melanjutkan kerjanya di Jatim sebagai gubernur.

"Elektabilitas Khofifah diposisi teratas di Pilkada Jawa Timur menurut saya ini sudah dapat dilihat sejak Awal," ucap Iwan, Sabtu (10/8/2024).

Menurutnya, Khofifah memiliki kinerja yang sangat bagus selama memimpin Jatim di periode awal.

Kebijakannya juga dinilai selalu tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Itu membuat Khofifah masih dipercaya masyarakat Jatim untuk menjadi gubernur di periode kedua.

Sehingga sangat wajar elektabilitas Khofifah menjadi yang tertinggi di Pilgub Jatim 2024.

Ini faktor penyebab elektabilitas Khofifah selalu tinggi di Pilkada Jatim 2024
Ini faktor penyebab elektabilitas Khofifah selalu tinggi di Pilkada Jatim 2024 (TribunJatim)

Baca juga: Survei Terbaru Pilwalkot Bogor, Elektabilitas Rena Da Frina Kalah Tipis dari Dedie Rachim & Rayendra

"Tingginya elektabilitas dan kepercayaan terhadap Khofifah karena masyarakat Jawa Timur sudah merasakan langsung kinerja dan kebijakan yang dibuat oleh Khofifah saat menjadi Gubernur Jawa Timur," tuturnya.

Bukti paling dekat terlihat saat sebelum Khofifah melepas jabatannya sebegai Gubernur periode 2019-2024. Khofifah menggagas program Jatim Seger (Jawa Timur Seneng Gerak) untuk menunjang kesehatan masyarakat.

Dengan gagasan itu, Khofifah ingin mendorong masyarakat Jatim untuk menerapkan pola hidup sehat, bugar, dan aktif. Itu menjadi bukti nyata kebijakan Khofifah yang terus diingat oleh masyarakat.

Dalam survei Proximity Indonesia periode 8-14 Juli 2024, elektabilitas Khofifah juga menjadi yang tertinggi dengan 55,8 persen, disusul Tri Rismaharini di urutan kedua 21,80 persen.

Selanjutnya di posisi ketiga ada Said Abdullah Ketua DPD PDIP Jatim di angka 3 persen, dan keempat KH Marzuki Mustamar Mantan Ketua PWNU Jatim 2,1 persen.

Dengan rekam jejak dan elektabilitas yang bagus, Khofifah menjadi kandidat terkuat di Pilgub Jatim 2024. Ketua PP Muslimat NU tersebut berpotensi kembali mendapat amanah dari masyarakat untuk memimpin Jatim.

Khofifah Indar Parawansa berpotensi lawan kotak kosong di Pilkada Jatim 2024
Khofifah Indar Parawansa berpotensi lawan kotak kosong di Pilkada Jatim 2024 (TribunToraja)

2 Survei Terbaru Pilkada Jatim, Khofifah-Emil Belum Temukan Penantang Sepadan, Lawan Kotak Kosong?

Berikut dua hasil survei terbaru calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur untuk Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024.

Seperti diketahui, hingga kini pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak selalu unggul dibeberapa hasil survei elektabilitas terbaru.

Bahkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak juga disebut berpeluang lawan kotak kosong.

Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Pilkada Yogya versi MSCI, Heroe Poerwadi Unggul Jauh dari Singgih Raharjo

Terkini, masih ada dua partai politik yang belum mengumumkan jagoannya.

Seperti diketahui, kedua partai politik yang belum mengumumkan calon yang mereka usung itu yakni PKB dan PDIP.

Berdasarkan hasil survei yang dirilis berbagai lembaga, elektabilitas Khofifah Indar Parawansa unggul jauh dari kandidat lainnya.

Dengan demikian, cagub terkuat di Pilkada Jatim 2024 berpotensi melawan kotak kosong.

Terbaru, Wakil Gubernur Jawa Timur 2019-2024 Emil Elestianto atau Emil Dardak merespon kemungkinan dirinya bersama Khofifah Indar Parawansa lawan kotak kosong di Pilkada Jawa Timur 2024.

Ia mengatakan keputusan sepenuhnya tetap pada masyarakat soal kepemimpinan lima tahun mendatang di Jawa Timur.

Baca juga: 2 Nama Terkuat Muncul di Survei Terbaru Elektabilitas Cagub Sumut 2024, Bobby Nasution Aman?

Diketahui pasangan Khofifah-Emil telah didukung banyak partai politik untuk bersaing di Pilkada Jawa Timur.

Delapan partai yang sudah menyatakan mendukung Khofifah-Emil yakni PKS, PPP, Gerindra, PAN, Golkar, Demokrat, Perindo, dan PSI.

"Mau lawan kota kosong maupun bukan, pada akhirnya pilihan ada di tangan masyarakat," kata Emil kepada awak media di Jakarta Pusat, Minggu (4/8/2024) sore.

Ia menegaskan dirinya bersama Khofifah sudah bekerja keras selama lima tahun untuk masyarakat Jawa Timur.

"Menjabat (Untuk masyarakat), bertugas, mengemban amanah, dan hasil itu dicapai karena sinergi juga, bukan hanya perjuangan individu," terangnya.

Meski begitu soal kepemimpinan mendatang, Emil mengatakan keputusan tetap ada pada masyarakat Jawa Timur.

"Dan apabila mereka (Masyarakat) kemudian berkenan, kami siap untuk melaksanakan tugas ini lima tahun ke depan," tegasnya.

Hasil Survei Litbang Kompas

Berdasarkan hasil survei elektabilitas Litbang Kompas, Mantan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masih menjadi rujukan warga sebagai kandidat bakal calon gubernur (cagub) pada Pilkada Jatim 2024.

Dari hasil survei ini terlihat elektabilitas petahanan, Khofifah Indar Parawansa masih menjadi yang terkuat di antara kandidat lainnya.

Kendati demikian, elektabilitas Khofifah Indar Parawansa masih bisa digusur bakal calon lainnya, seperti Tri Rismaharini.

Elektabilitas Khofifah mencapai 26,8 persen.

Lalu, disusul oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dengan 13,6 persen.

Sementara itu, dua nama lainnya, yakni Emil Dardak dan Syaifullah Yusuf hanya dipilih kurang dari empat persen responden.

Masing-masing 3,8 persen dan 1,8 persen.

Kemudian, muncul juga nama mantan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Marzuki Mustamar dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Namun, elektabilitas keduanya tidak mencapai satu persen.

Eri Cahyadi mendapat 0,8 persen.

Sedangkan Marzuki Mustamar hanya memeroleh 0,4 persen.

Hanya saja, peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu menyebut bahwa ada sebanyak 51 persen responden tidak menjawab atau menjawab tidak tahu.

Oleh karenanya, peluang munculnya kandidat selain Khofifah yang sudah memastikan maju di Jawa Timur, masih terbuka.

Termasuk, Risma yang berada di posisi kedua berdasarkan hasil survei Litbang Kompas.

“Dengan masih banyaknya responden yang belum menentukan pilihan, artinya masih terbuka luas bagi kandidat lain (selain Khofifah).

Kalau melihat dari elektabilitas yang kuat ada Risma di posisi kedua, yang paling memiliki pontensi,” kata Yohan.

“Tetapi tentu ada banyak variabel lain, seperti dukungan partai politik (parpol),” ujarnya melanjutkan.

Survei Litbang Kompas dilakukan pada 20-25 Juni 2024, dengan melibatkan sebanyak 500 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Timur.

Margin of error survei lebih kurang 4,38 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei yang dilakukan melalui wawancara tatap muka ini didanai sepenuhnya oleh Harian Kompas.

Indopol Survey & Consulting

Nama Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma berpeluang jadi penantang kuat Khofifah di Pilkada Jatim 2024.

Direktur Indopol Survey & Consulting Fauzin menganalisa, jika dilihat dari konfigurasi politik Jatim, memang sangat memungkinkan untuk munculnya calon penantang.

Apalagi, dua partai pemilik kursi besar di DPRD Jatim, PKB dan PDIP belum juga menentukan sikap.

PKB berstatus sebagai pemenang Pileg di DPRD Jatim dengan 27 kursi.

Adapun PDIP memiliki 21 kursi hasil Pemilu 2024.

"Kami berharap masyarakat diberikan opsi dalam demokrasi. Banyak pilihan justru semakin baik," kata Fauzin saat berbincang dalam podcast Mata Lokal Memilih di Studio TribunJatim Network, Senin (8/7/2024).

Menurutnya, Pilgub Jatim memang selalu menarik, karena segala dinamika politik yang mengiringi kontestasi selalu jadi pusat perhatian nasional.

Sehingga, dengan pertarungan melawan kotak kosong maka hanya akan menjadi preseden buruk demokrasi lima tahunan di Jatim.

Dalam kacamata ini, parpol harus memberikan banyak opsi kepada masyarakat.

Fauzin menjelaskan, terkait Pilgub Jatim, Indopol Survey & Consulting sudah beberapa kali menggelar jajak pendapat publik.

Setidaknya dua kali yakni pada kurun Maret 2023 dan Juli 2023.

Dari dua kali survei itu, Fauzin menjelaskan, nama Khofifah Indar Parawansa sebagai kandidat calon gubernur memang unggul.

Meski dengan jarak angka elektabilitas yang relatif jauh, pesaing terdekat Khofifah dalam survei tersebut adalah Risma yang merupakan Menteri Sosial dan mantan Wali Kota Surabaya dua periode.

Menurut Fauzin, hal itu wajar, sebab Risma belum melakukan gerakan politik.

"Sehingga, kalau ditanya siapa penantang terkuatnya, berdasarkan beberapa survei kami, Bu Risma menjadi salah satunya" terang Fauzin.

Di luar nama Risma, Fauzin juga menilai KH Marzuki Mustamar mantan Ketua PWNU Jatim yang layak untuk maju sebagai kandidat penantang, sebagaimana wacana yang belakangan dimunculkan oleh PKB.

Meski belum memotret elektabilitas Kiai Marzuki, namun Fauzin menyebut, kriteria ulama atau tokoh masyarakat cukup banyak dipilih oleh responden dalam berbagai survei sebelumnya.

"Sehingga, di antara banyak tokoh Kiai Marzuki layak diwacanakan," ungkapnya.

(TribunNewsmaker.com/TribunJatim.com)

Tags:
Pilkada 2024Khofifah Indar ParawansaelektabilitasJatim
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved