Pilkada 2024
Modal Utama Muchendi-Supriyanto Maju Pilkada OKI 2024, Elektabilitas Tinggi, Kini Diusung NasDem
Berikut modal utama pasangan bakal calon Bupati Muchendi Mahzareki dan bakal calon Wakil Bupati Supriyanto untuk maju di Pilkada Kabupaten Ogan Komeri
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut modal utama pasangan bakal calon Bupati Muchendi Mahzareki dan bakal calon Wakil Bupati Supriyanto untuk maju di Pilkada Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Bahkan, terbaru beberapa partai politik pemenang pemilu seperti Demokrat, Gerindra, Golkar, PAN, lalu PKS dan Nasdem juga yakin bila pasangan ideal ini mampu memenangkan pilkada 27 November 2024 mendatang.
Menurut Ketua DPD Nasdem OKI, M Reki yang baru saja memberikan SK rekomendasi mengatakan pilihan jatuh kepada paslon Muri. Lantaran dinilai potensial dipilih oleh rakyat.
Baca juga: Survei Pilkada Majalengka, Elektabilitas Eman Suherman Lebih Kuat dari Karna Sobahi, Cek Selisihnya
"Kami memiliki alasan menjatuhkan pilihan yaitu rekomendasi ke paslon Muri karena dari beberapa survei lembaga resmi, memang mereka selalu menempati posisi tertinggi," kata Reki sewaktu dihubungi Rabu (14/8/2024) pagi.
Sedangkan untuk survei yang telah dilakukan didalam internal Nasdem sejak 2 bulan terakhir, Reki menyebut pasangan calon yang didukungnya tersebut memperoleh suara terbanyak dan signifikan.
"Survei internal dilakukan melalui kader-kader Nasdem yang berada di kecamatan dan desa-desa datanya Muchendi - Supriyanto memperoleh suara rata-rata diatas 50 persen," ungkapnya.
Selain itu, sosok kedua tokoh muda dan berpengalaman ini juga sudah sangat dikenal oleh seluruh penjuru masyarakat mulai dari perkotaan, kecamatan bahkan hingga pelosok pedesaan.
"Kalau untuk sosok pak Muchendi dimata kawan-kawan partai Nasdem hampir 90 persen sudah sangat dekat dan sudah terjalin komunikasi, karena memang beliau telah sangat lama menyusun untuk menghadapi pilkada ini,"
"Jadi kawan-kawan ataupun lapisan masyarakat dibawah juga sudah mengenal Muchendi yang memang kerap turun menemui rakyat mulai kecamatan hingga ke desa-desa," bebernya.

Baca juga: Survei Pilkada Solo 2024, Elektabilitas Gusti Bhre Tak Tertandingi, Teguh Prakosa Tertinggal Jauh
Dikatakan lebih lanjut, untuk sosok Supriyanto dinilai merupakan tokoh masyarakat yang tinggal di jalan lintas timur (jalintim) seperti Kecamatan Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Lempuing dan Lempuing Jaya.
"Ya, kita sama-sama tahu pak Supriyanto baru masuk di politik jadi mungkin kawan-kawan partai Nasdem sebagian ada yang belum dan sebagian sudah mengenal," tuturnya.
"Akan tetapi beliau ini dikalangan masyarakat lintas timur (Mesuji dan Lempuing) sudah sangat dikenal sebagai tokoh tokoh masyarakat. Bahkan di perguruan PSHT sudah mengakar dan menjadi sosok penting bagi seluruh anggotanya," pungkasnya.
Dikonfirmasi secara terpisah bakal calon Bupati OKI, Muchendi menyampaikan rasa terima kasih atas diberikannya SK rekomendasi partai Nasdem.
"Alhamdulillah kita diberikan kepercayaan partai Nasdem dan semoga dengan bergabungnya 6 parpol besar ini dapat memberikan kontribusi terhadap kemenangan di pilkada 27 November mendatang," tutur Muchendi.

Jelang Pilkada Serentak di Sumsel 2024, Ini Penyebab Kuatnya Elektabilitas Ratu Dewa dan Herman Deru
Jelang Pilkada Serentak 2024, ternyata ini penyebab kuatnya elektabilitas para Calon Kepala Daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) 2024.
Seperti diketahui, maraknya dukungan (elektabilitas) para Calon Kepala Daerah di Sumsel bukan semata dari dukungan partai politik yang mengusung/mendukung calon tersebut.
Ternyata kekuatan elektoral yang dimiliki bakal calon kepala mayoritas disebabkan oleh figur/sosok yang dimiliki oleh kepala daerah tersebut di masyarakat.
Baca juga: 6 Survei Pilgub Jakarta 2024, Elektabilitas Sahroni Masih Berpeluang Saingi Ridwan Kamil dan Anies
"Faktor sosok/figur dari calon kepala daerah yang disenangi masyarakat menempatkan posisi pertama di urutan pertama dari berbagai temuan survei perilaku pemilih di Indonesia," ungkap pengamat politik Arianto, ST, MT, M.IKOM,POL, Rabu (10/7/2024).
Sebagai contoh, Arianto menyebut bakal calon walikota Palembang (Ratu Dewa), bakal calon bupati Musi Banyuasin (H Apriyadi Mahmud), bakal calon bupati OKU (Teddy Meilwansyah), bakal calon bupati Banyuasin (Askolani),
bakal calon bupati Ogan Ilir (Panca Wijaya Akbar), bakal calon walikota Pagaralam (Alpian Maskoni), dan bakal calon gubernur Sumsel (H Herman Deru).
Dari berbagai lembaga survei kredibel menempatkan nama tersebut berada di posisi teratas dalam tataran elektoral.
Jika ditarik alasan pemilih menjatuhkan pilihannya kepada nama calon tersebut, mayoritas memilih karena alasan figur/sosok calon tersebut yang kuat di mata masyarakat.
Misalnya, karena perhatian pada rakyat, berwibawa, mudah ditemui, sudah ada bukti nyata, perhatian pada rakyat.
Angkanya lebih dari 70 persen masyarakat memilih alasan di atas.
Baca juga: Daftar Menteri Termiskin di Era Jokowi, Ada yang Tak Punya Mobil, Hanya Punya Motor Tua Rp4 Juta
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen menyebut, banyak kader atau ketua partai politik elektabilitasnya rendah, sementara partai politiknya besar mendapat dukungan di legislatif tetapi ketika akan bertarung di pilkada, surveinya rendah.
Ini menjadi salah satu bukti bahwa dukungan partai politik terhadap calon tidak berbanding lurus dengan calon yang didukungnya.
"Memang, untuk maju di pilkada harus ada tiket dari partai politik." terangnya.
"Tetapi kalau dilihat arah dukungan pemilih dari partai politik ke calon kepala daerah, figur/sosok calon tersebut yang paling besar mengangkat lokomotif elektabilitas," ujarnya.
Pengalaman perilaku pemilih pilkada di Sumatera Selatan, lanjut mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini, dukungan dari partai politik yang mengusung atau mendukung para kandidat calon kepala daerah tidak ada yang mayoritas.
Kedekatan masyarakat dengan partai politik (Identity Party) angkanya sangat kecil. Kondisi ini yahh menyebabkan banyak pemilih yang tadinya memilih partai politik tetapi pada kontestasi pilkada, pilihan pemilih tidak sama dengan partai yang mendukung /mengusung kepala daerah tersebut.
Jadi, bukan jaminan bahwa calon kepala daerah yang mendapat dukungan partai partai yang besar akan menang di pertarungan pilkada.
Apalagi dikatakan bahwa partai politik sangat menentukan dalam pergolakan elektabilitas apabila menjatuhkan pilihannya kepada salah satu calon kepala daerah.
Ia mengeaskan jika survei merupakan instrumen yang valid untuk melihat dukungan calon kepala daerah dan pemilih partai politik yang memilih kepala daerah tersebut.
"Keliru besar kalau dikatakan bahwa salah satu partai politik bisa membuat dukungan pada calon berubah total. Sebab, sekali lagi, figur/sosok dari calon kepala daerah tersebut sangat berperan penting dan menjadi faktor utama dalam menarik pemilih," pungkas lelaki yang sudah 28 tahun menekuni dunia survei nasional ini.
Rekam Jejak Constant Karma, Cawagub Baru Pasangan Benhur Tomi Mano, Gantikan Yeremias Bisai |
![]() |
---|
Bupati Termuda di Jawa Barat Ini Punya Harta Kekayaan Rp1,4 Miliar di Usia 28 Tahun, Dulu Kerja Apa? |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Fahmi Muhammad Hanif, Bupati Purbalingga yang Tawari Vokalis Sukatani Jadi Guru Lagi |
![]() |
---|
Breaking News! Putusan MK Pilkada Barito Utara, 2 TPS Ini Wajib Pemungutan Suara Ulang |
![]() |
---|
Pilkada Pasaman 2024 Diulang, Anggit Kurniawan Didiskualifikasi MK, Sembunyikan Status Mantan Napi |
![]() |
---|