Pilkada 2024
Sepak Terjang Khofifah, Risma, dan Luluk yang Bersaing di Pilgub Jatim 2024, Siapa Paling Moncer?
Berikut sepak terjang Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini dan Luluk Nur Hamidah yang bersaing di Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024.
Penulis: Eri Ariyanto
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut sepak terjang Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini dan Luluk Nur Hamidah yang bersaing di Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024.
Lantas, rekam jejak siapa yang paling moncer dari ketiga kandidat itu?
Munculnya tiga tokoh perempuan sebagai calon gubernur dalam Pilkada ini jadi sejarah tersendiri dan menunjukkan tingginya pengaruh perempuan dalam dunia politik Indonesia.
Baca juga: Elektabilitas 3 Paslon di Pilkada NTB 2024: Zulkieflimansyah-Suhaili, Rohmi-Firin dan Iqbal-Dinda
Ketiga srikandi tersebut antara lain mantan gubernur petahana, Khofifah Indar Parawansa, 59 tahun, yang akan ditantang dua srikandi lainnya, Tri Rismaharini, 62 tahun, dan Luluk Nur Hamidah, 53 tahun.
Khofifah berpasangan dengan mantan Wakil Gubernur Jatim petahana yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak. Khofifah-Emil diusung 15 parpol parlemen dan nonparlemen antara lain PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, Nasdem, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda, dan Partai Prima.
Risma berpasangan dengan Zahrul Azhar yang akrab dipanggil Gus Hans dan diusung PDI Perjuangan.
Gus Hans merupakan Wakil Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang dan Pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang. Ia juga politikus Partai Golkar dan sudah mengajukan nonaktif ke DPD Partai Golkar Jawa Timur.
Sedangkan Luluk berpasangan dengan politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lainnya, Lukmanul Hakim, yang diusung PKB.

Khofifah merupakan bekas Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan bekas Menteri Sosial. Khofifah juga mantan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 dan saat ini juga masih menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).
Sedangkan Risma saat ini juga masih menjabat sebagai Menteri Sosial di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 dan mantan Wali Kota Surabaya periode 2010-2015 dan 2015-2020.
Sementara itu, Luluk merupakan politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Anggota DPR RI periode 2019-2024 dan terpilih kembali untuk periode 2024-2029, namun telah mengundurkan diri dari DPR.
Dibanding Risma dan Luluk, karir politik dan pemerintahan Khofifah memang lebih banyak dan lama.
Khofifah pernah menjadi Anggota DPR dan MPR di era Orde Baru dan pasca Reformasi. Ia juga pernah dua kali menjadi menteri.
Khofifah pernah menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan PKB era Gus Dur.
Semasa muda, Khofifah pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Surabaya.
Bahkan Khofifah dipercaya menjadi Ketua Umum Pimpinan Muslimat NU hingga kini atau selama 24 tahun sejak tahun 2000.
Wanita kelahiran Surabaya ini bersekolah di SD Taquma, SMP Khodijah Surabaya, SMA Khodijah Surabaya, dan menamatkan S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, S1 Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Surabaya, dan S 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Sama dengan Khofifah, semasa muda, Luluk juga aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan pernah menjadi Ketua Umum Korps Pengurus Besar Korps PMII Putri 1997-2000.
Luluk juga pernah menjadi Wakil Ketua Sekjen PP Robithoh Ma’had Islamiyah (RMI) PBNU 2005-2010. Ia juga pernah menjadi pengurus di Pengurus Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (PP LKK NU) dan KNPI.
Wanita kelahiran Jombang ini bersekolah di MI Darul Ma'arif, MTsN Darul Ulum, dan MAN Darul Ulum Jombang. Setelah itu menamatkan S1 Pendidikan Agama di IAIN Sunan Ampel Malang, S2 Ilmu Sosiologi FISIP Universitas Indonesia, dan S2 Publik Administrasi Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura (LKYSPP).
Sementara itu, Risma adalah wanita kelahiran Kediri dan bersekolah SD di Kediri, SMP Negeri 10 Surabaya, dan SMA Negeri 5 Surabaya. Risma menamatkan S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Setelah itu, Risma menjadi ASN di Pemkot Surabaya dan menduduki beberapa jabatan strategis antara lain Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya, Kepala Bagian Bina Pembangunan, Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, dan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
Hingga akhirnya menjadi Wali Kota Surabaya selama dua periode pada 2010-2015 dan 2016-2020 dan menjadi kader PDI Perjuangan hingga sekarang. Di Kabinet Indonesia Maju, Risma menjadi Menteri Sosial sejak 2020 hingga 2024.
Atas kinerjanya sebagai Wali Kota Surabaya, pada Maret 2015, nama Tri Rismaharini masuk dalam jajaran 50 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Fortune bersama tokoh-tokoh lain seperti CEO Facebook Mark Zuckerberg.
(TribunNewsmaker.com/Eri Ariyanto)
Rekam Jejak Constant Karma, Cawagub Baru Pasangan Benhur Tomi Mano, Gantikan Yeremias Bisai |
![]() |
---|
Bupati Termuda di Jawa Barat Ini Punya Harta Kekayaan Rp1,4 Miliar di Usia 28 Tahun, Dulu Kerja Apa? |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Fahmi Muhammad Hanif, Bupati Purbalingga yang Tawari Vokalis Sukatani Jadi Guru Lagi |
![]() |
---|
Breaking News! Putusan MK Pilkada Barito Utara, 2 TPS Ini Wajib Pemungutan Suara Ulang |
![]() |
---|
Pilkada Pasaman 2024 Diulang, Anggit Kurniawan Didiskualifikasi MK, Sembunyikan Status Mantan Napi |
![]() |
---|