Terungkap Cara Masukkan Alat Cetak Uang Palsu Harga 600 Juta ke Kampus UIN, Sempat Dicurigai Satpam

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Terungkap cara memasukkan alat cetak uang palsu besar ke dalam kampus UIN, sempat dicurigai satpam.

Pelaku pembuatan uang palsu di Makassar, Andi Ibrahim, memilih untuk memasukkan mesin pencetak uang palsu ke dalam kampus UIN Alauddin Makassar.

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan cara Andi Ibrahim membawa masuk mesin pencetak uang palsu seberat 3 ton yang seharga Rp 600 juta itu ke dalam area kampus.

Ternyata, upaya Andi Ibrahim membawa masuk mesin pencetak uang palsu ke dalam kampus itu sempat dicegat satpam kampus.

Namun Andi Ibrahim berhasil meyakinkan petugas satpam dengan alasan mesin tersebut ingin dipakai untuk cetak buku.

Baca juga: Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Ada Benang Mirip Asli, Pembuatnya Dibayar Rp3 Juta, Polisi: Canggih

Reonald Simanjuntak juga mengatakan setelah dilakukan rekonstruksi pihaknya mengetahui cara tersangka membawa masuk mesin pencetak uang palsu ke kampus tersebut.

"Tersangka membawa mesin cetak uang palsu ke kampus tersebut menggunakan alat papan untuk memasukkan itu untuk memudahkan mendorong," katanya.

"Karena waktu rekonstruksi itu kita coba 25 personel untuk angkat mesin tersebut tidak bisa terangkat. Tapi kalau didorong pakai papan bisa. Dan saat rekonstruksi ada beberapa lantai pecah pada saat dimasukkan oleh tersangka di salah satu ruangan bekas toilet di perpustakaan," jelasnya.

Ruang Penyimpanan Mesin Cetak Uang Palsu Diberi Peredam Suara

Luas ruangan tempat penyimpanan mesin cetak uang palsu tersebut sebesar 2 x 4 meter persegi.

Di ruangan tempat penyimpanan mesin cetak uang palsu itu sudah diberikan peredam suara dengan menggunakan gipsum yang didalamnya ada gabus.

"Kalau pun kedengaran hanya seperti samar-samar saja dari dalam," ucapnya.

Menurutnya, ketika suara tersebut terdengar sempat ditanyai oleh beberapa staf. 

Baca juga: Cek Uang Asli/Tidak Jangan Dibelah, BI Sebut Uang Palsu yang Dicetak di UIN Makassar Susah Masuk ATM

"Namun para tersangka menjawab lagi cetak buku, sehingga berhentilah kecurigaan pada saat itu," katanya.

"Makanya para tersangka lebih leluasa (membuat uang palsu) karena tempatnya perpustakaan dan kecurigaan orang hilang karena menganggap membuat buku," sambungnya.