Breaking News:

5 Fakta Program Makan Siang Gratis, Anggaran Rp420 T, Prabowo Keluar Dana Pribadi, Ada Susu Ikan?

Berikut lima fakta terkait program makan siang gratis, anggaran Rp 420 triliun, Presiden Prabowo Subianto keluar dana pribadi.

Penulis: Eri Ariyanto
Editor: Eri Ariyanto
TribunNewsmaker.com/ TribunNews
Berikut lima fakta terkair program makan siang gratis, anggaran Rp 420 triliun, Presiden Prabowo Subianto keluar dana pribadi. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut lima fakta terkait program makan siang gratis, anggaran Rp 420 triliun, Presiden Prabowo Subianto keluar dana pribadi. Lantas, apakah ada susu ikan dalam program tersebut?

Pemerintah resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 190 titik di 26 provinsi pada Senin (6/1/2025).

Dikutip TribunNewsmaker.com dari berbagai sumber, berikut 5 fakta program makan siang gratis.

Baca juga: Menu Program Makan Bergizi Gratis dari Pemerintah Jadi Sorotan, Ada Sistem Ganjil Genap

1. Anggaran Rp420 T

Seperti diketahui, Anggaran Makan Bergizi Gratis perlu Rp420 triliun hingga Desember 2025, Pemerintah baru siap Rp71 triliun.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), anggaran program Makan Bergizi Gratis dapat mencapai Rp 420 triliun hingga Desember 2025. 

Saat ini, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp 71 triliun untuk program andalan Presiden Prabowo Subianto tersebut. 

“Bayangkan, kalau seluruhnya dilaksanakan, anggarannya lebih dari Rp 400 triliun. Sekarang anggarannya Rp 71 triliun sampai Juni 2025,” kata Zulkifli dikutip dari Kompas.com.

Berikut lima fakta terkair program makan siang gratis, anggaran Rp 420 triliun, Presiden Prabowo Subianto keluar dana pribadi.
Berikut lima fakta terkair program makan siang gratis, anggaran Rp 420 triliun, Presiden Prabowo Subianto keluar dana pribadi. (TribunNewsmaker.com/ TribunNews)

2. Susu tidak disediakan secara rutin

Dalam pelaksanaannya, susu sapi dan ikan yang sebelumnya sering menjadi bagian dari menu pada masa uji coba, kini tidak disediakan secara rutin.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa penyediaan susu dalam program ini tidak diwajibkan setiap hari.

“Susu kan tidak diwajibkan setiap hari, jadi itu tergantung daerahnya,” kata Hasan, Selasa (7/1/2025).

Menurut laporan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk Badan Gizi Nasional (BGN), susu minimal diberikan seminggu sekali.

“Kalau SPPG yang saya kunjungi, dia bilang susu itu per hari Jumat. Tapi, di Cimahi susunya diberikan hari Senin,” jelas Hasan.

Ia menambahkan, “Paling sedikit itu seminggu sekali. Susu bukan menu wajib karena suplai susu belum merata di setiap daerah.”

Hasan juga belum memastikan apakah susu akan diberikan lebih sering jika suplai sudah merata.

“Hal itu tergantung pada keputusan BGN. Sekarang yang dihitung adalah kecukupan kalori, karbohidrat, dan protein dalam porsi makanan,” katanya.

Pada hari pertama program MBG, sejumlah daerah seperti Cimahi dan Karawang telah menerima susu.

Hasan menjelaskan bahwa daerah yang dekat dengan peternakan sapi perah bisa mendapatkan susu lebih dari sekali seminggu.

“Saya dengar ada SPPG yang memberikan susu dua atau tiga kali seminggu,” tambahnya.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa menu susu hanya tersedia di wilayah dengan ketersediaan sapi perah.

“Susu akan menjadi bagian dari makan bergizi di wilayah yang punya sapi perah,” ujar Dadan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Kebijakan ini juga diharapkan mendorong daerah lain untuk memiliki sapi perah, sehingga pemerintah tidak perlu mengimpor susu.

Namun, Dadan menyebut bahwa bahkan di daerah dengan sapi perah, susu hanya diberikan maksimal tiga kali seminggu.

“Kami akan mengombinasikan menu agar tetap memenuhi indeks gizi. Susu minimal diberikan tiga kali seminggu di daerah yang ada sapinya,” jelasnya.

Sebagai alternatif, daerah tanpa sapi perah akan mengganti susu dengan sumber protein lain seperti ikan, telur, atau kelor.

“Untuk daerah yang tidak ada sapi perah, proteinnya bisa digantikan dengan sumber lain, termasuk kelor,” tambah Dadan.

3. Prabowo Keluar Dana Pribadi

Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan dana pribadi untuk mendukung pelaksanaan MBG, seperti yang terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Hasan menjelaskan bahwa program di Kendari masih menggunakan sisa anggaran dari masa uji coba.

“Di Kendari, mereka menggunakan sisa anggaran uji coba yang diberikan Pak Prabowo sebelumnya. Setelah anggaran itu habis, program akan menggunakan dana dari APBN,” kata Hasan.

4. Harga Rp10.000 per porsi

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menegaskan bahwa anggaran MBG ditetapkan Rp10.000 per porsi, meskipun menu berbeda di tiap daerah.

“Anggarannya tetap sama, hanya menu makanan disesuaikan dengan kebutuhan dan selera anak-anak di setiap daerah,” ujar Meutya saat meninjau program MBG di SDN Cilangkap 5, Depok, Senin (6/1/2025).

Program MBG juga melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di masing-masing daerah.

“Indonesia memiliki ragam masakan dari Sabang sampai Merauke. Kita ingin menu disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah,” kata Meutya.

5. Program Makan Bergizi Gratis akan menggunakan APBN

Program Makan Bergizi Gratis akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memastikan anggaran sebesar Rp71 triliun telah masuk dalam postur APBN 2025 yang disepakati bersama DPR.

“Postur APBN sudah memasukkan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program ini. Anggaran tersebut bertahap dan merupakan 2,29–2,82 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB),” kata Sri Mulyani di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024).

(TribunNewsmaker.com/Eri Ariyanto)

Tags:
makan siang gratisPrabowo Subiantosusu
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved