Squid Game Season 2 Ternyata Diangkat dari Kisah Nyata, Begini Pengakuan Sutradara Hwang Dong Hyuk

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Squid Game Season 2 ternyata diangkat dari kisah nyata, begini pengakuan sutradara Hwang Dong Hyuk.

Bagi yang sedang mengikuti serial Netflix Squid Game Season 2 kini ada fakta mencengangkan di balik pembuatan drama tersebut.

Dilansir dari berbagai sumber (10/1/2025) Squid Game Season 1 maupun Season 2 dilatarbelakangi kisah pilu di masa lalu.

Hwang Dong Hyuk, kreator sekaligus sutradara Squid Game, sukses menciptakan cerita yang begitu mendalam dan imajinatif.

Namun, Hwang Dong Hyuk telah mengungkapkan bahwa inspirasi utama serial ini sebenarnya berasal dari kisah nyata yang terjadi di Korea Selatan seperti dilansir Marca.

Baca juga: Deretan Pemain Squid Game Season 2 yang Terlibat Skandal, Choi Seung Hyun hingga Park Sung Hoon

Bukan Sekadar Fiksi: Inspirasi dari Sejarah Korea

Berbeda dengan rumor yang berkembang, Squid Game tidak didasarkan pada satu peristiwa spesifik, melainkan terinspirasi dari momen kelam dalam sejarah Korea Selatan, terutama pada era 1970-an dan 1980-an.

Saat itu, negara berada di bawah kekuasaan rezim totaliter, yang membawa berbagai masalah sosial dan ekonomi.

Salah satu peristiwa yang menjadi inspirasi adalah kisah lembaga kontroversial bernama Brothers Home.

Tragedi Brothers Home: Cerminan Realitas dalam Squid Game

Brothers Home, sebuah lembaga yang berlokasi di Busan, dikenal sebagai tempat yang menyediakan bantuan dan akomodasi bagi mereka yang membutuhkan. Namun, realitasnya sangat jauh dari citra tersebut.

Menurut berbagai kesaksian, penghuni lembaga ini mengalami penyiksaan, pelecehan, dan kerja paksa di balik dindingnya.

Salah satu kesamaan dengan Squid Game adalah cara penghuni Brothers Home diidentifikasi.
Alih-alih menggunakan nama, mereka diberi nomor—sebuah elemen yang jelas terlihat dalam serial Netflix tersebut.

Kapasitas lembaga ini hanya untuk 500 orang, tetapi ribuan orang dilaporkan dipaksa tinggal di sana dalam kondisi yang tidak manusiawi.

Skandal ini akhirnya terungkap pada tahun 1987, namun pemimpin lembaga hanya dijatuhi hukuman ringan, yakni dua setengah tahun penjara.