Breaking News:

Kabupaten Klaten

5 Fakta Sompil, Makanan Khas Klaten yang Sudah Mulai Langka, Warung Ini Sudah Jualan Belasan Tahun

Berikut ini 5 fakta sompil, makanan khas Klaten yang sudah mulai punah, penjual ini sudah berjualan hingga belasan tahun

Editor: Talitha Desena
TRIBUNSOLO.COM/Zharfan Muhana
SOMPIL KHAS KLATEN: 5 fakta sompil khas Klaten 

Berikut ini 5 fakta sompil, makanan khas Klaten yang sudah mulai punah, penjual ini sudah berjualan hingga belasan tahun

TRIBUNNEWSMAKER.COM - 5 fakta sompil, makanan khas Klaten yang sudah mulai punah.

Apabila liburan ke Klaten, sangat perlu untuk mencicipi sompil, kuliner khas yang mungkin belum terlalu terkenal.

Meskipun sompil tidak sepopuler beberapa makanan khas Klaten lainnya, sompil memiliki cita rasa yang lezat dan unik. 

Sompil terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti ketan yang dibungkus daun pisang, sehingga kenyal dan gurih saat disantap. 

Sompil biasanya disajikan dengan tambahan sambal atau kelapa parut, menambah cita rasanya yang khas. 

Baca juga: 5 Rekomendasi Restoran di Polanharjo Klaten untuk Keluarga, Ada Resto dengan Mini Zoo & Kolam Koi

1.Cerita Penjual

SOMPIL KHAS KLATEN: Sompil Bu Sri Koco, makanan langka jarang ditemui di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
SOMPIL KHAS KLATEN: Sompil Bu Sri Koco, makanan langka jarang ditemui di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (TRIBUNSOLO.COM/Zharfan Muhana Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com dengan judul Mencicipi Sompil Bu Sri Koco di Klaten, Kuliner Khas Jateng yang Kini Mulai Langka, https://travel.tribunnews.com/2024/10/17/mencicipi-sompil-bu-sri-koco-di-kla)

Salah satu penjaja sompil di Klaten adalah Sri Sukoco (76) dengan dengan istri, Sri Hartini (65).

Ia menjajakan sompil di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kepada TribunSolo.com, Sukoco mengatakan usaha ini telah dijalani selama belasan tahun.

"Usaha jualan ini sejak 2008, sesudah gempa Jogja," ujar Sukoco saat ditemui Rabu (16/10/2024).

Awalnya, ia bekerja sebagai buruh proyek bangunan dan istri berjualan nasi gudang nasi gurih pagi hari.

2. Pembuatan Sompil

SOMPIL KHAS KLATEN: Sompil Bu Sri Koco, makanan langka jarang ditemui di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
SOMPIL KHAS KLATEN: Sompil Bu Sri Koco, makanan langka jarang ditemui di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (TRIBUNSOLO.COM/Zharfan Muhana)

Sompil sendiri merupakan makanan tradisional, yakni seperti ketupat atau lontong yang dibungkus daun bambu.

Makanan ini biasanya disajikan setahun sekali, saat bulan syawal untuk upacara kenduri.

"Jadi niat ingsun nggih supaya dilestarikan, supaya tidak punah. Pikiran saya begitu," kata Koco

Koco lalu menggagas untuk berjualan sompil setiap hari, dan mengutarakan hal ini kepada sang istri.

"Ibu berjanji mau (boleh), asal saya mencari godong pring (daun bambu). Karena yang susah itu mencari godong pring," jelasnya.

Usaha ini kini terus berlanjut, hingga sekarang.

Satu porsi sompil dijual seharga Rp 10 ribu, dengan isian sompil, telur opor, ayam suwir, dan sambel goreng kacang tolo.

3. Proses Membuat Sompil

Sompil sendiri dibuat dari bahan beras, seperti halnya ketupat maupun lontong.

"Sompil itu yang dibuat bahannya sama seperti lontong dan ketupat, yang membedakan bungkusnya. Bungkusnya dari daun bambu apus," ujar suaki pemilik usaha Sompil Bu Sri Koco, Sukoco (76).

Proses membuat sompil, dimulai dari mencari daun bambu sebagai bungkus. 

"Kalau cari yang dekat di tengah dusun sekitar 500 meter, paling jauh 1 kilometer," jelasnya.

Tak ada ukuran khusus untulk lebar daun yang dipakai, hanya untuk ukuran panjang dicari yang 7 cm.

Selanjutnya, daun bambu dilakukan pembersihan dengan cara direndam menggunakan air.

4. Sompilnya laris

SOMPIL KHAS KLATEN: Sompil Bu Sri Koco, makanan langka jarang ditemui di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
SOMPIL KHAS KLATEN: Sompil Bu Sri Koco, makanan langka jarang ditemui di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (TribunSolo.com/Zharfan Muhana)

Dalam sehari, Koco memasak empat kilogram beras untuk dijadikan sekitar 300 biji sompil.

Lalu untuk proses membungkus, setidaknya memerlukan waktu yang lama.

"Bungkus paling tidak 1,5 jam sampai 2 jam paling cepat. Lalu direbus, waktunya minimal 2 jam," kata Koco.

Proses merebus dilakukan hingga air rebusan berkurang asat.

Setelahnya, sompil ditiriskan dan siap untuk disajikan.

5. Alamat

Bila penasaran, wisatawan bisa berkunjung ke Desa Gondangan untuk mencicipi sompil.

Letaknya dapat ditempuh 1 jam 20 menit dari Kota Solo, bila mengendarai kendaraan baik motor atau mobil.

Bisa pula naik kereta lokal atau commuter line dan turun di Stasiun Srowot. 

Sompil Bu Sri Koco buka pada pukul 11.00 WIB hingga habis atau pukul 15.00 WIB.

(Tribunnewsmaker.com/TribunTravel/Sinta Agustina)

Tags:
berita viral hari inisompilmakanankhasKlaten
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved