Breaking News:

Selebrita

Heboh Teror Kepala Babi, Anak Akui Sophan Sophiaan Pernah Dikirimi Kucing Tanpa Kepala, Ini Sebabnya

Heboh teror kepala babi di sebuah kantor berita, anak Sophan Sophiaan akui ayahnya juga pernah diteror hingga diancam, berkaitan dengan penguasa.

Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
Instagram @romasophiaan
SOPHAN SOPHIAAN DITEROR - Roma Sophian, anak aktor lawas Sophan Sophiaan ceritakan teror yang pernah menghampiri keluarganya. Suami Widyawati juga diancam. Pengungkapan teror ini buntut kehebohan kantor berita Tempo dikirimi potongan kepala babi. 

Orang tersebut meminta agar keluarga Sophan Sophiaan berhati-hati.

Mereka juga mengancam akan mencelakai sang aktor yang kini telah berpulang tersebut.

Baca juga: Teror 2 Harimau Tunggui Jasad Pekerja Hutan Pelalawan Riau, Tak Pergi hingga Dengar Suara Tembakan

SOPHAN SOPHIAAN DITEROR - Roma Sophian, anak aktor lawas Sophan Sophiaan ceritakan teror yang pernah menghampiri keluarganya. Suami Widyawati juga diancam. Pengungkapan teror ini buntut kehebohan kantor berita Tempo dikirimi potongan kepala babi.
SOPHAN SOPHIAAN DITEROR - Roma Sophian, anak aktor lawas Sophan Sophiaan ceritakan teror yang pernah menghampiri keluarganya. Suami Widyawati juga diancam. Pengungkapan teror ini buntut kehebohan kantor berita Tempo dikirimi potongan kepala babi. (Instagram @romasophiaan)

"Suatu hari, saya mengangkat telepon, 'Halo benar ini kediaman Bapak Sophan? Hati-hati mas, bapak akan celaka!" lalu ditutup," tulis Roma Sophiaan.

Tak berhenti sampai di situ, teror juga datang dalam bentuk kiriman.

Keluarga Sophan Sophiaan pernah diteror kiriman bangkai kucing tanpa kepala.

Selain itu, ada juga kiriman ukar berbisa yang datang dari tempat tak semestinya.

Bahkan ada juga kiriman dalam bentuk hal-hal yang tak kasat mata.

"Tidak hanya sekali, dengan cara yang berbeda. Di hari lain, kami menerima "paket" kucing tanpa kepala. Lalu ular berbisa di tempat yang tidak semestinya, juga hal-hal kasat mata dan lain lagi," bebernya.

Di tahun tersebut, kehidupan seseorang akan aman apabila bersedia mengikuti arahan pemerintah.

Namun bagi mereka yang berontak, tekanan dari penguasa akan datang menghampiri.

"Tanpa bermaksud mengada-ngada, saat itu yang ikut arus akan aman dan sejahtera. Bagi yang tidak, tentunya sadar jika rezim otoriter Orba itu nyata," jelasnya.

Kini Roma Sophiaan berharap semoga masa Orde Baru yang dialaminya dulu tak terjadi lagi.

"Di akhir tahun 2001, beliau bilang 'Kita mengalami kemunduran yang luar biasa dari masa di awal reformasi". Ya kami rasa reformasi yang kebablasan. Apa mungkin masa Orba itu akan kembali lagi? Semoga tidak," pungkasnya.

(TribunNewsmaker/Ninda)

Tags:
Sophan SophiaanWidyawati
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved