Sosok
Sosok & Profil Anus Asso, Pentolan OPM Ditangkap Tim Gabungan, Terlibat Pembunuhan, Sempat Masuk DPO
Berikut sosok dan profil Anus Asso, pentolan OPM yang kini ditangkap tim gabungan, terlibat banyak kasus kriminal.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Upaya konsisten aparat gabungan TNI-Polri dalam meredam kekerasan bersenjata di wilayah Papua Pegunungan kembali membuahkan hasil.
Dalam sebuah operasi gabungan yang digelar pada Sabtu (10/5/2025), aparat berhasil menangkap seorang tokoh kunci dari kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM), yakni Anus Asso, di Kota Dekai, Kabupaten Yahukimo.
Penangkapan tersebut berlangsung di kawasan Pangkalan 88, tepatnya di Jalan Pemukiman Jalur, Kota Dekai.
Anus Asso diketahui sebagai anggota aktif OPM yang beroperasi di wilayah Kodap Baliem Timur Yali-Yalimo.
Namanya telah lama masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) karena keterlibatannya dalam berbagai tindak kriminal berat.
Baca juga: Jejak Sadis Bumi Walo, Tokoh OPM Tewas Didor: Bantai Guru, Ojek, Warga, Menyerang Polsek Puncak Jaya
Dalam catatan pihak keamanan, Anus Asso terlibat dalam sejumlah aksi kejahatan, termasuk pencurian senjata api dari markas kepolisian dan serangkaian pembunuhan terhadap warga sipil serta anggota kepolisian.
Salah satu tindakannya yang paling menonjol adalah pembunuhan terhadap Briptu Iqbal Anwar Arif pada Januari 2025, insiden tragis yang menambah deretan kekerasan di sepanjang ruas Jalan Trans Jayapura–Wamena.
Ia juga diketahui menjalin kerja sama dengan Akse Mabel, eks anggota polisi yang kini menjadi bagian dari kelompok OPM.
Penangkapan ini menjadi langkah strategis dalam mempersempit ruang gerak kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang selama ini sering meresahkan wilayah pegunungan dengan aksi-aksi brutal mereka.
Jejak Sadis Bumi Walo, Tokoh OPM Tewas Didor: Bantai Guru, Ojek, Warga, Menyerang Polsek Puncak Jaya
Setelah lebih dari setahun menjadi bayang-bayang teror di Papua, Nekison Enumbi—lebih dikenal dengan nama gerilyanya, Bumi Walo—akhirnya menemui ajal dalam sebuah operasi militer yang berlangsung dramatis di Kalome, Distrik Ilamburawi, Papua Tengah, Sabtu (10/5/2025).
Sosok pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang selama ini dicari karena jejak kekerasan dan pertumpahan darahnya, ditemukan bersembunyi di dalam sebuah honai.
Penutup kisah pelarian Enumbi tidak berlangsung tenang. Saat petugas gabungan TNI tiba dan mengepung lokasi persembunyiannya, terdengar suara dari dalam honai—menandakan ada kehidupan.
Saat itulah, Bumi Walo mencoba menerobos keluar lewat pintu depan, berharap bisa sekali lagi lolos dari kejaran. Namun upaya itu berakhir tragis.
Rentetan tembakan mematahkan langkahnya. Ia roboh di tanah yang selama ini menjadi medan gerilyanya.
Kematian Bumi Walo menandai berakhirnya pengejaran panjang aparat keamanan yang telah berlangsung sejak 25 April 2024, saat ia resmi masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Puncak Jaya, dengan nomor DPO/S-34/IV/RES.1.7/2024/RESKRIM.
Operasi penyergapan itu melibatkan satuan elit gabungan, termasuk Satgas Rajawali 2, Yonif 715/MTL, dan Satgas Mandala V dari Kotis 715.
“Selama ini dia menjadi buronan karena keterlibatannya dalam berbagai aksi teror bersenjata di wilayah Papua Tengah,” tegas Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, Dansatgas Media Koops TNI Habema.

Bumi Walo bukan sekadar buronan. Ia adalah simbol kekerasan, figur yang ditakuti dan diburu, tokoh yang meninggalkan jejak luka bagi banyak keluarga korban, baik dari kalangan sipil maupun aparat.
Kepergiannya membawa kelegaan di pihak aparat, namun juga membangkitkan kembali kenangan kelam—kisah duka yang belum sepenuhnya sembuh.
Pasca baku tembak, aparat menyisir honai miliknya, memastikan tak ada lagi ancaman tersisa.
Operasi itu bukan hanya soal menangkap buronan. Itu adalah pesan: bahwa negara tak pernah tidur saat warganya hidup dalam ketakutan.

Jejak Kekerasan Bumi Walo: Pembantaian Guru, Tukang Ojek, dan Warga Sipil
Bumi Walo dikenal sebagai salah satu tokoh OPM yang ditakuti.
Dia terlibat dalam berbagai aksi penembakan yang mengakibatkan gugurnya aparat keamanan, termasuk:
- Penembakan terhadap anggota Polsek Puncak Jaya pada 21 Januari 2025.
- Penembakan terhadap seorang purnawirawan Polri pada 7 April 2025.
- Tidak hanya menargetkan aparat, Nekison juga melakukan kekerasan terhadap warga sipil, di antaranya:
- Pembantaian tukang ojek pada tahun 2024, yang menyebabkan korban meninggal dunia.
- Penembakan terhadap kendaraan truk yang melintas di jalur utama Distrik Tingginambut, yang menghubungkan Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Jayawijaya.
Tewasnya Bumi Walo menandai akhir dari pelarian panjang seorang tokoh OPM yang dikenal kejam, namun juga membuka kembali luka lama bagi para korban dan keluarga yang terdampak aksi kekerasannya.
Sementara aparat menyebut ini sebagai keberhasilan menjaga stabilitas, sebagian masyarakat mungkin masih menyimpan trauma dan harapan akan perdamaian yang lebih nyata.
(TribunNewsmaker/Tribunnews)
Sumber: Tribunnews.com
Potret Dayang Donna Putri Mantan Gubernur Kaltim Berbaju Oranye, Resmi Jadi Tersangka Korupsi |
![]() |
---|
Sosok Prof Wening Udasmoro Wakil Rektor UGM, Digugat Karena Belum Bisa Buktikan Ijazah Jokowi Asli |
![]() |
---|
Sosok Prof Heri Hermansyah Rektor UI yang Diteriaki Zionis, Pihak Kampus Kini Beri Klarifikasi |
![]() |
---|
Profil Budiman Sudjatmiko, Masuk Radar Kabinet Prabowo, Sempat Ketemu Presiden, Ini Rekam Jejaknya |
![]() |
---|
Sosok Dave Laksono, Anggota DPR RI Kena Sindir Aktivis Ferry Irwandi, Sudah Jabat Selama 3 Periode |
![]() |
---|