Breaking News:

Dedi Mulyadi

Program Dedi Mulyadi Berhasil? Siswa Nakal Dipulangkan dari Barak Langsung Peluk Ortu, Tangis Pecah

Momen haru mewarnai kepulangan siswa nakal yang baru saja selesai dibina di barak militer TNI Purwakarta, Jawa Barat

|
Editor: galuh palupi
Capture YouTube Tribunnews Sultra
PROGRAM DEDI MULYADI - Capture YouTube Tribunnews Sultra menampilkan momen haru kepulangan siswa dari barak militer. Siswa yang dipulangkan setelah pendidikan karakter di barak militer disambut tangis orangtuanya 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Momen haru mewarnai kepulangan siswa nakal yang baru saja selesai dibina di barak militer TNI Purwakarta, Jawa Barat pada Minggu (18/5/2025).

Para siswa ini akhirnya dipulangkan ke keluarga setelah berhari-hari menjalani pendidikan karakter di barak militer.

Mereka dijemput langsung oleh orangtuanya yang tak kuasa menahan tangis dan haru.

Bagaimana tidak, anak mereka yang sebelumnya dianggap tidak bisa lagi diatur karena nakal terlibat minuman keras hingga tawuran masih bisa diselamatkan dengan program Gubernur Dedi Mulyadi.

Mereka dididik kedisiplinan dan mental sedemikian rupa oleh para pelatih dari prajurit TNI langsung.

ISAK TANGIS ORANG TUA - Tangkapan layar video KDM Channel. Isak tangis warnai masa akhir pendidikan disiplin para siswa di barak TNI Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (18/5/2025).
ISAK TANGIS ORANG TUA - Tangkapan layar video KDM Channel. Isak tangis warnai masa akhir pendidikan disiplin para siswa di barak TNI Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (18/5/2025). (Tangkapan layar video KDM Channel)

Sebelum isak tangis pecah, para siswa ini dibariskan di lapangan dan diberikan piagam.

Baca juga: Sosok Agustinus, Penjual Kripik Meninggal Mendadak di Pangkuan Dedi Mulyadi, Kenangan Tak Terlupakan

Dalam isi piagam juga tertera sumpah agar mereka tidak mengulangi kenakalannya lagi.

"Saya bertekad untuk menjadi lebih baik dan tidak akan melawan orang tua lagi. Menurut kepada orang tua dan akan membanggakan orang tua," ucap salah satu siswa ketika membacakan sisi piagam tersebut dikutip dari KDM Channel.

Di akhir masa pendidikan disiplin siswa ini, Kang Dedi Mulyadi (KDM) sempat memberikan pesan-pesan mendalam.

KDM juga menginformasikan bahwa para siswa di Purwakarta ini memang dipulangkan ke keluarganya masing-masing, namun akan tetap dimonitoring.

Seminggu sekali, mereka akan diminta untuk berkumpul kembali di barak militer.

Mereka akan kembali menginap di barak militer selama satu malam di setiap minggunya.

Dedi juga meminta para siswa ini menceritakan apa yang mereka alami selama pendidikan bersama TNI ini kepada orang-orang.

"Kamu bercerita apa yang kamu alami di sini. Ceritakan secara terbuka kepada siapapun agar mendengar bahwa di barak militer itu hak-hak kamu diberikan sebagai anak," kata KDM.

Seperti hak bermain, olahraga, mendapat tidur yang cukup, ibadah, belajar, gizi yang cukup dan lain-lain.

Maka dari itu, kata KDM, bagi siapapun yang ingin memperjuangkan agar hak anak Indonesia tidak terlanggar untuk turun ke jalan.

Baca juga: Memanas! Dedi Mulyadi Sindir PDIP Setelah Aksi Walk Out: Ingin Dihargai Tak Pernah Menghargai

Anak di bawah umur tidak boleh motor-motoran, tak boleh kecanduan game online dan harus mendapatkan gizi yang cukup.

"Anak-anak tak boleh makan makanan atau minuman yang bukan hak mereka. Itu cara menghargai anak," ungkap Dedi Mulyadi.

Kak Seto Debat Pelapor Dedi Mulyadi Soal Siswa di Barak Militer

Kak Seto mendebat pelapor Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal siswa nakal dididik di barak militer.

Sebelumnya diberitakan, pria bernama Adhel Setiawan melaporkan Dedi Mulyadi ke Komnas HAM karena program pendidikan siswa nakal di barak militer.

Namun kini Adhel Setiawan didebat oleh Kak Seto yang sudah melihat langsung jalannya program Dedi Mulyadi membina siswa nakal.

Kak Seto sebagai psikolog anak justru setuju dengan kebijakan Dedi Mulyadi.

Terlebih Kak Seto sudah datang dan bertemu langsung dengan anak-anak yang masuk barak militer.

Kata Kak Seto, anak-anak di barak militer malah senang dengan kebijakan Dedi Mulyadi tersebut.

Baca juga: Kini Psikolog Anak, Kak Seto Pernah Frustasi Gagal jadi Dokter, 7 Bulan Gelandangan, jadi Pembantu

BELA DEDI MULYADI - Tangkapan layar momen Adhel Setiawan (kiri) dalam tayangan tv one news, Selasa (13/5/2025) dan Dedi Mulyadi ajak Kak Seto ke barak militer TNI, dijelaskan mengenai sistem pelatihan siswa selama proses berlangsung. Kak Seto membela Dedi Mulyadi karena dianggap tak ada yang salah soal barak militer.
BELA DEDI MULYADI - Tangkapan layar momen Adhel Setiawan (kiri) dalam tayangan tv one news, Selasa (13/5/2025) dan Dedi Mulyadi ajak Kak Seto ke barak militer TNI, dijelaskan mengenai sistem pelatihan siswa selama proses berlangsung. Kak Seto membela Dedi Mulyadi karena dianggap tak ada yang salah soal barak militer. (youtube channel TvOneNews/ Youtube @KANGDEDIMULYADICHANNEL)

Atas pernyataan Kak Seto, Adhel mengaku tidak sependapat.

Hal itu disampaikan Adhel saat bertemu Kak Seto di acara talkshow tv one news tayang pada Selasa (13/5/2025) malam.

"Saya enggak setuju dengan pendapat kak Seto. Beliau ini menganggap anak sebagai objek, pelaku kenakalan dilihat dari segi psikologis, pelaku kekerasan yang memang harus dianggap sebagai masalah di tengah masyarakat," ungkap Adhel Setiawan, dikutip TribunnewsBogor.com pada Rabu (14/5/2025).

"Yang kak Seto lihat pasti mereka dipakain seragam militer, dibotakin, diajarin yel-yel, baris berbaris, suruh merangkan, militeristik, enggak sesuai," sambungnya.

Mendengar kritikan dari Adhel, Kak Seto menggubrisnya.

Dengan uraian panjang, Kak Seto menceramahi Adhel soal arti dari pendidikan yang sesungguhnya.

"Makna pendidikan itu apa? bukan memasukkan ilmu sebanyak mungkin ke kepala anak, tapi memunculkan potensi anak yang unik setiap anak didik. Ini hanya bisa muncul kalau lingkunganya kondusif. Tadi bapak mengatakan anak nakal karena lingkungan. Nah karena anak mendapatkan lingkungan yang tidak kondusif, yang menjerumuskan mereka menjadi berbagai perilaku menyimpang padahal mereka anak kreatif, tapi karena pengaruhan lingkungan keliru maka jadilah seperti itu," kata Kak Seto.

Diungkap Kak Seto, ide Dedi Mulyadi untuk memasukkan anak-anak berpolemik ke barak militer justru adalah ide yang cemerlang.

Sebab di militer, potensi anak-anak tersebut ikut terasah.

Mendengar uraian dari Kak Seto, Adhel menimpalinya dengan sinis.

"Kalau ada seseorang punya ide, membawa (anak) ke dalam lingkungan yang kondusif, lingkungan bela negara, nasionalisme, bangun pagi, disiplin, apakah itu salah? justru ini adalah untuk kepentingan terbaik untuk anak. Pada waktu itupun saya menyampaikan pesan, bahwa ini adalah  kepentingan terbaik untuk anak," pungkas Kak Seto.

"Kepentingan terbaik untuk anak atau kepentingan terbaik Gubernur dan orangtua?" tanya Adhel.

Baca juga: Survei Pilkada Makassar 2024, Munafri vs Andi Seto vs Indira vs Amri, Terjawab Elektabilitas Terkuat

"Bukan untuk itu. Pada waktu anak saya tanya, apakah senang, senang sekali, bahkan pada suatu saat saya tanya cita-citanya, siapa ingin jadi dokter, artis, terakhir saya tanya siapa yang ingin jadi anggota TNI, itu 75 persen angkat tangan. Jadi ada suatu bangga, mendapat lingkungan kondusif jadi cinta tanah air. Jangan buru-buru divonis apa jelek, tapi marilah kita ikuti. Saya juga mohon ke kang Dedi mohon ini terbuka," ujar Kak Seto.

PERJUANGAN KAK SETO - Seto Mulyani atau Kak Seto kini dikenal sebagai seorang psikolog anak. Kak Seto pun menceritakan perjuangan hidupnya yang ternyata pernah menjadi gelandangan selama 7 bulan.
PERJUANGAN KAK SETO - Seto Mulyani atau Kak Seto kini dikenal sebagai seorang psikolog anak. Kak Seto pun menceritakan perjuangan hidupnya yang ternyata pernah menjadi gelandangan selama 7 bulan. (Instagram @kaksetosahabatanak)

Terkait dengan kekhawatiran Adhel soal peluang munculnya pelanggaran HAM di barak militer bagi anak-anak, Kak Seto mengurai penjelasan.

Bahwa pihaknya akan terus mengawasi kebijakan Dedi Mulyadi tersebut.

"Saya belum melihat (adanya pelanggaran HAM), saya melihat unsur positifnya, tapi saya akan pantau. Kami dari LPAI akan melibatkan teman-teman di Bandung untuk bisa terbuka apa yang betul-betul dirasakan anak," imbuh Kak Seto.

Masih belum setuju, Adhel kembali mendebat Kak Seto.

Adhel rupanya tak terima jika anak-anak dimasukkan ke barak militer.

Menjawab debat dari Adhel, Kak Seto mengurai pertanyaan menohok.

"Kenapa di barak militer kak Seto? atau markas militer?" tanya Adhel.

"Saya koreksi, dengan kata barak militer, militer kan perang. Di situ namanya dodikbela negara, depo pendidikan. Jadi untuk mendidik, memunculkan potensi anak yang otentik," ujar Kak Seto.

"Di dalam lingkungan militer?" tanya Adhel lagi.

"Apa yang keliru dari militer? kalau ada unsur disiplin, sehatnya, cerdasnya," respon Kak Seto menohok.

"Apa enggak ada tempat lain?" tanya Adhel.

Baca juga: Kejutan Survei Pilkada Makassar 2024, Elektabilitas Seto-Rezki Mengejutkan, Ungguli Indira-Ilham

"Pendidikan itu kan sesuai dengan UU sistem pendidikan nasional, bisa formal, informal, nonformal. Kalau formal tidak optimal, bisa dibawa ke nonformal, sanggar musik, sanggar tari, bela negara, ini salah satu alternatif saja,"ungkap kak Seto.

Melanjutkan debatnya, Adhel lantas mengurai soal pasal perihal anak-anak yang dilibatkan dalam aktivitas kemiliteran.

Menjawab pernyataan dari Adhel, Kak Seto pun kembali menskakmat pria yang berprofesi sebagai pengacara itu.

"Tapi kak Seto, di Pasal 76H UU Perlindungan Anak, melibatkan anak dalam militer itu pidana 5 tahun penjaranya, makanya saya laporan ke Komnas HAM, dikhawatirkan terbuka peluang yang sangat luas terjadi pelanggaran HAM memiliterisasikan pendidikan," ujar Adhel.

"Iya, kalau itu tidak dipantau oleh unsur yang lain, kan di sana ada dinas pendidikan, dinas sosial, dinas kesehatan, dan dinas pemberdayaan perempuan dan dinas perlindungan anak," respon Kak Seto.

(Tribunnewsmaker/Tribun Bogor)

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
Dedi MulyadiGubernur Jawa BaratTNI
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved