Breaking News:

Program 100 Hari Kerja

Program 100 Hari Kerja Bupati Jayawijaya Athenius Murip, Sekolah Adat Pertama Resmi Dibuka

Inilah program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya, Papua Pegunungan, Athenius Murip dan Ronny Elopere.

Editor: Delta LP
TribunBatam/Facebook
100 HARI KERJA - Inilah program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya, Papua Pegunungan, Athenius Murip dan Ronny Elopere. 

Aktivis skaligus dokter muda asal Lembah Baliem, Benyamin Lagoan, menyoroti fakta mencengangkan bahwa Papua Pegunungan membutuhkan sedikitnya 1.000 dokter untuk menjawab kebutuhan kesehatan warganya yang mencapai lebih dari 1,4 juta jiwa.

“Apresiasi patut diberikan atas bantuan Gubernur Papua Pegunungan untuk pembangunan rumah ibadah sebesar Rp15 miliar. Namun kami berharap kebijakan serupa juga diarahkan untuk menghasilkan 50 hingga 100 dokter dalam lima tahun ke depan,” ujar Benyamin di Wamena, Sabtu, (03/05/2025).

Ia juga mengungkapkan bahwa ada 94 dokter muda asli Papua Pegunungan yang datanya sudah diserahkan ke pemda dan Setda sejak 2024, namun hingga kini belum ada kejelasan tindak lanjut.

Seiring pergantian kepala OPD baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, harapan masyarakat kini bertumpu pada arah kebijakan baru yang lebih berpihak pada pengembangan sumber daya manusia, terutama dalam sektor kesehatan.

100 HARI KERJA - Bupati Jayawijaya Athenius Murip, saat berdialog dengan Komunitas Anak Jalanan di Pasar Jibama pada Jumat, (16/5/2025). Bupati diminta menghasilkan 50-100 dokter selama lima tahun ke depan.
100 HARI KERJA - Bupati Jayawijaya Athenius Murip, saat berdialog dengan Komunitas Anak Jalanan di Pasar Jibama pada Jumat, (16/5/2025). Bupati diminta menghasilkan 50-100 dokter selama lima tahun ke depan. (TribunPapua/Amatus Hubby)

Dengan jumlah dokter di Papua Pegunungan yang baru mencapai 235 orang, dan Jayawijaya hanya memiliki 22 dokter, angka ini sangat jauh dari standar ideal WHO, yaitu satu dokter untuk setiap 1.000 penduduk.

Menurut Benyamin, ketimpangan distribusi tenaga dokter juga terjadi antar suku. Hingga kini, orang asli Wamena dari suku Hubula, misalnya, baru melahirkan satu orang dokter umum sejak 1971.

Suku Nduga bahkan diduga belum memiliki satu pun dokter. Sebaliknya, suku Lanny mulai menunjukkan perkembangan positif dan diperkirakan akan memiliki beberapa dokter spesialis dalam waktu dekat.

Ia menekankan pentingnya langkah strategis dalam mencetak tenaga medis lokal. “Pemerintah daerah perlu membuat kebijakan prioritas, bekerja sama dengan SMA unggulan untuk menyiapkan calon mahasiswa kedokteran yang nantinya bisa kuliah di FK Uncen, UGM, Atma Jaya dan kampus-kampus lain,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia mengajak semua pihak mendukung kebijakan para pemimpin baru, seraya mengevaluasi program-program lama, termasuk pemberian beasiswa yang dinilai belum adil dalam praktiknya.

“Catatan ini mungkin hadir di tengah bencana banjir yang masih melanda Wamena. Namun, di momen Hari Pendidikan Nasional dan transisi pemerintahan, isu pendidikan dan kesehatan tetap krusial untuk masa depan Papua Pegunungan,” tutup Benyamin. (TribunNewsmaker/TribunPapua) 

Sumber: Tribun Papua
Tags:
Ronny ElopereJayawijayaPapua PegununganAthenius Murip
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved