Sosok & Profil Mochamad Nur Arifin Bupati Trenggalek 2025, Anak Tukang Becak dan ART, Dulu Nge-band

Dukungan datang dari koalisi besar partai politik, seperti PDI Perjuangan, Demokrat, PAN, Gerindra, Golkar, serta Hanura dan PPP.

Kiprah politiknya makin matang saat ia dipercaya menjadi Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek periode 2019–2024, sebuah posisi yang ditetapkan melalui Konfercab serentak di Madiun pada 7 Juli 2019 oleh DPP PDI Perjuangan.

Kisah Masa Kecil dan Awal Perjuangan

Arifin tumbuh dalam keluarga sederhana.

Kedua orang tuanya pernah merantau ke Surabaya untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Ayahnya menjadi tukang becak, sementara ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Perlahan, kondisi ekonomi keluarga mulai membaik setelah sang ayah membuka usaha perabot rumah tangga.

Namun, pada tahun 2007, saat Arifin baru berusia 17 tahun, sang ayah meninggal dunia. Peristiwa itu menjadi titik balik dalam hidupnya.

Ia sempat mondar-mandir antara Jakarta dan Surabaya untuk mengejar hobi bermusiknya, bahkan sempat membesarkan band bernama Marsmellow yang mengeluarkan beberapa single, salah satunya lagu berjudul “Tegas” ciptaan Pay dan Dewiq.

Namun, ia akhirnya memutuskan kembali ke kampung halaman orang tuanya, Trenggalek, demi mewujudkan salah satu pesan terakhir sang ayah: pulang dan berbuat sesuatu untuk warga di kampung.

Di tanah kelahirannya, ia memulai usaha sekaligus membuka lapangan pekerjaan, berangkat dari pengalaman hidup susah yang ia alami di masa kecil.

Baca juga: Sosok & Profil Helmi Hasan Gubernur Bengkulu 2025, Gelar Sayembara untuk Pelajar SMK, Hadiah Rp 10 M

Perjalanan Politik dan Gagasan Inovatif

Pada usia 23 tahun, Arifin menikah dengan Novita Hardini, dan mulai aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Ia menggagas program Trenggalek Menyemai Tunas atau Trengginas, yang fokus pada peningkatan kapasitas petani.

Lewat program inilah namanya mulai dikenal di kalangan tokoh politik lokal.

Puncaknya terjadi pada tahun 2015, ketika ia bertemu Emil Dardak dalam sebuah festival pantai di Prigi yang digagas bersama para pemuda Trenggalek.