Tempat Wisata
Klaten Ternyata Punya Museum Unik, Bisa Tahu Sejarah Angkringan, 32 Menit dari Stasiun Srowot
Inilah wisata sejarah yang menarik di Klaten, Jawa Tengah. Lokasinya sekitar 18,4 kilometer atau sekira 32 menit perjalanan dari Stasiun Srowot.
Editor: Febriana
Ada pula penjelasan seputar tokoh-tokoh yang terlibat dalam penciptaan angkringan pertama kali, yakni Mbah Karso Djukut, Mbah Wono, dan Mbah Wiryo Je.
Sejarah angkringan bermula saat Mbah Karso diajak pindah ke Kota Solo pada tahun 1940 oleh Mbah Wono. Mbah Karso kemudian mulai berjualan terikan (menjual makanan dengan memikul tumbu dengan tambir di atasnya).
Terikan kemudian mulai berubah menjadi angkringan generasi pertama tahun 1943 ketika Mbah Karso mulai menyediakan minuman.
Bentuk angkringan generasi pertama ini adalah dipikul seperti terikan, tetapi terdapat ceret untuk minuman kopi, teh, dan jahe.
Sementara, makanan yang dijual berupa gorengan, singkong rebus, dan ubi rebus.
Pembeli pun harus nongkrong atau nangkring untuk menikmati sajian makanan dan minuman ini, sehingga penjual kuliner semacam ini disebut angkring atau nangkring yang familier dengan sebutan angkringan.
Untuk belajar sejarah angkringan di Museum Angkringan, pengunjung hanya perlu membayar seikhlasnya dan mengisi buku tamu.
Jika ingin berkunjung ke Museum Angkringan, saat ini pengunjung bisa melakukannya kapan saja dengan terlebih dahulu menghubungi pengelola.

Cuma 30 Menitan dari Stasiun Klaten, Ternyata Ada Tempat Makan Secantik Ini, Bisa Sambil Main Air
Kabupaten Klaten memang seolah tak pernah berhenti menawarkan wisata yang menarik.
Kali ini ada sebuah tempat makan di daerah Polanharjo yang unik. Pasalnya, pengunjung bisa menyantap makanan sambil bermain air.
Ditinjau dari Google Maps, jaraknya sekitar 16,9 kilometer atau sekira 34 menit perjalanan dari Stasiun Klaten.
Ya, itulah Ketjeh Resto. Lokasinya berada satu kompleks kawasan wisata De Wangen, tak jauh dari wisata Umbul Manten dan Watergong.
Mengusung konsep “ketjeh” atau bermain air dalam bahasa Jawa, Ketjeh Resto menawarkan konsep yang berbeda dari restoran lainnya.
"Karena di Polanharjo terkenalnya wisata air. Awalnya kami cuman ada berkuda dan memanah, wisata religi gitu. Dari situ, ada pemikiran untuk membentuk restoran di sini dengan konsep air," kata Manajer Ketjeh Resto Yayat saat dihubungi Kompas.com, Selasa (08/12/2020).