Sosok
Sosok & Profil Dr Sumardiyono, Dosen yang Dikenal Dekat dengan Mahasiswi UNS Sebelum Insiden Tragis
Sosok Dr. Sumardiyono, dosen UNS Solo, mendadak jadi sorotan publik usai namanya disebut dalam surat wasiat Devitasari Anugraeni.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sosok Dr. Sumardiyono, dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mendadak jadi sorotan publik usai namanya disebut dalam surat wasiat Devitasari Anugraeni, mahasiswi UNS yang diduga mengakhiri hidup dengan cara melompat ke Sungai Bengawan Solo.
Devitasari sempat menuliskan permintaan maaf kepada dosennya tersebut karena merasa telah mengingkari janji untuk tetap bertahan.
Tragisnya, mahasiswi berprestasi dengan IPK 3,8 itu disebut mengalami tekanan mental akibat gangguan bipolar yang tak tertangani.
Baca juga: Dagangannya Diborong Verrell, Penjual Mainan Ini Sempat Mengaku Rugi, Lega Usai Dilunasi Rp 10 Juta
Seperti diketahui, sosok Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes menjadi sorotan lantaran disebut dalam surat wasiat mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang lompat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo, pada Selasa (1/7/2025).
Jenazahnya telah ditemukan oleh Tim SAR gabungan pada Selasa (2/7/2025) siang sekitar 3 kilometer dari lokasi Jembatan Jurug.
Mahasiswi tersebut diketahui bernama Devitasari Anugraeni (22) atau DA asal Temanggung.
Ia diduga melakukan bunuh diri dengan melompat ke sungai dari jembatan Bengawan Solo, tak jauh dari lokasi Kampus UNS di Jebres, Solo.
Menurut keterangan saksi, ditemukan sebuah sepeda motor dan tas berisi buku. Di dalamnya berisi pesan-pesan seperti surat wasiat dari korban.
Dalam surat tersebut, tertulis nama Sumardiyono.
Juru Bicara UNS, Prof. Dr. Agus Riwanto dalam keterangannya pada Selasa (1/7/2025), mengklarifikasi adanya nama Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes dalam surat yang diduga ditulis oleh DA sebelum terjun ke sungai.
Agus Riwanto menyatakan, Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes adalah dosen pembimbing akademik, dosen pembimbing pertama skripsi dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS.
Menurutnya, Sumardiyono dan Kepala Program Studi D4 K3 mengetahui kondisi kejiwaan mahasiswi tersebut.
Serta telah memberikan rekomendasi kemudahan dalam proses penyusunan skripsi.
"Bahkan pernah menyampaikan surat resmi kepada pihak keluarga supaya mahasiswi tersebut istirahat selama 3 bulan, namun mahasiswi tersebut memberikan respon penolakan dengan alasan tidak ingin dikasihani," ungkapnya.
Prof Agus Riwanto juga mengatakan, Dr. Sumardiyono mengaku memberikan dukungan moral lantaran mahasiswi yang bersangkutan beberapa kali berniat melakukan percobaan bunuh diri.
Menurutnya pula, mahasiswi tersebut berjanji untuk melanjutkan hidup dan menghindari keinginan bunuh diri.

Dugaan Penyebab
Dalam surat yang diduga ditinggalkan mahasiswi tersebut, tertulis juga alasan DA melompat ke Sungai Bengawan Solo.'
Dugaannya, DA sudah tidak kuat dengan kondisi mentalnya saat ini mengalami bipolar.
Tulisnya, ia lantas meminta maaf kepada sosok Dr. Sumardiyono karena telah mengingkari janji untuk bertahan.
Selain itu, permintaan maaf juga disampaikan kepada ibunya.
Adapun menurut keterangan dari UNS, DA berasal dari Temanggung.
Ia merupakan mahasiswa Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret angkatan 2021 semester 8 (delapan).
Pihak UNS mengumumkan peristiwa dugaan percobaan bunuh diri mahasiswi UNS tersebut tidak terkait dengan proses belajar mengajar di Program Studi D4 K3 Sekolah Vokasi UNS melainkan terkait dengan kondisi gangguan kejiwaan yang dialami mahasiswi yang bersangkutan.
IPK 3,8
Civitas akademika UNS Solo berduka atas terjadinya peristiwa dugaan bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswi bernama Devitasari Anugraeni.
Mendiang semasa kuliah dikenal sebagai mahasiswa yang berprestasi.
Ia baru saja menyelesaikan sidang skripsi juga telah melakukan revisi skripsi.
Lantas, ia meninggalkan urusannya untuk mengurus administrasi wisuda.
Sekretaris UNS yang juga sebagai Juru Bicara UNS, Prof. Dr. Agus Riwanto, mengatakan, mahasiswi yang bersangkutan telah urusan perkuliahan termasuk skripsi.
"Mahasiswi yang bersangkutan memiliki IPK 3.8 dan merupakan mahasiswa penerima beasiswa KIP-K (Kartu Indonesia Pintar – Kuliah)," jelasnya pada Selasa (1/7/2025).
Adapun Devitasari merupakan perempuan asal Temanggung.
Merupakan mahasiswa Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi UNS angkatan 2021.
Prof Agus menyatakan, peristiwa dugaan percobaan bunuh diri mahasiswi UNS tersebut tidak terkait dengan proses belajar mengajar di Program Studi D4 K3 Sekolah Vokasi UNS.
Melainkan terkait dengan kondisi gangguan kejiwaan yang dialami mahasiswi yang bersangkutan.
"Pimpinan Univesitas turut prihatin dan berduka, semoga korban segera bisa ditemukan," kata Prof. Agus.
Stigma Negatif
Pakar Psikologi UNS, Dr. Farida Hidayati menyoroti banyaknya stigma negatif yang harus dihadapi menjadi halangan gangguan jiwa tidak teratasi sehingga berakhir melakukan bunuh diri.
“Ada beberapa hal penyebab satu mereka memang tidak ingin cerita. Mereka tidak ingin meminta bantuan. Karena apa? Takut dianggap sebagai orang yang lemah, tidak memiliki kekuatan kurang bersyukur, tidak religius, misalnya gitu. Stigma-stigma itu membuat mereka terhalang untuk melakukan konsultasi dengan profesional,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengakui tidak sedikit biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi gangguan jiwa.
Ketersediaan fasilitas kesehatan mental juga dinilai masih sangat minim.
“Yang kedua karena biaya yang mahal. Biaya yang mahal mereka harus mengeluarkan pembiayaan ya mungkin mereka mereka tidak siap. Ketersediaan psikolog itu kan juga terbatas ya. Artinya tidak seperti dokter atau seperti penyakit fisik itu lebih mudah dijangkau, misalnya ke puskesmas,” terangnya.
Menurutnya, timbulnya pikiran untuk mengakhiri hidup karena ketidakmampuan meregulasi emosi.
Ia tak mampu menjalani proses panjang dalam menyelesaikan permasalahan hidup.
“Memang salah satu penyebab adalah ketidakmampuan melakukan regulasi emosi. Sebenarnya banyak peran dari lingkungan. Mahasiswa ini kan cenderung sesuatu yang menginginkan segala ini cepat selesai, mereka tidak memiliki proses. Ini adalah budaya instan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadiannya,” terangnya.
Catatan Redaksi:
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001.
(TribunNewsmaker.com/Tribunnews.com)
Sosok Willy Aditya Anggota DPR RI yang Ancam Usir Ahmad Dhani saat Rapat RUU Hak Cipta, Lulusan UGM |
![]() |
---|
Sosok Dokter Hewan di Magelang Nekat Lakukan Sekretom ke Manusia, Kini Ditetapkan Tersangka |
![]() |
---|
Sosok Willy Aditya Anggota DPR Buat Ahmad Dhani Kicep, Ancam Usir Suami Mulan Jameela dari Rapat RUU |
![]() |
---|
Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni, Salsa Erwina Punya Segudang Prestasi Akademik, Kerja di Denmark |
![]() |
---|
Sosok Evie Effendi, Ustaz Diduga Aniaya Anak Perempuannya, Ibu Tiri Pukul Korban, Pernah Dipenjara |
![]() |
---|