Sosok
Sepak Terjang Maidi Wali Kota Madiun, Guru Geografi & Sekda, Buat Gebrakan soal Makanan Kondangan
Simak sepak terjang Madiri Wali Kota Madiun, dulunya guru geografi hingga kepala sekolah, kini larang konsep prasmakanan untuk hajatan.
Editor: ninda iswara
Pendidikan:
- SD Ngancar 1974
- SMP Negeri Plaosan 1977
- SMA Negeri 3 Madiun 1981
- S1 IKIP Surabaya, Sarjana Pendidikan Geografi 1985 [8] (Drs)
- S1 Universitas Merdeka (Unmer) Madiun, Sarjana Ilmu Hukum 1996 (S.H)
- S2 Universitas Satyagama Jakarta, Magister Manajemen 1999 (M.M)
- S2 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Magister Teknologi Pendidikan 2002[1] (M.Pd)
- S3 Universitas Terbuka Surabaya, Doktor Administrasi Publik 2023 (Dr).
Baca juga: Sosok & Profil Dwiana Nenny, Istri Nyanyang Haris Wagub Kepri, Suami Sebut Pendukung Luar Biasa

Gebrakan Maidi - Bagus Panuntun
Sebagian masyarakat kini dilarang sajikan prasmanan saat gelar hajatan.
Larangan itu dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur.
Pemkob Madiun akan menerbitkan aturan agar hajatan tidak lagi menyajikan makanan bagi tamu dengan model prasmanan.
Selain boros makanan, model penyajian makanan secara prasmanan disebut menghasilkan banyak sampah.
Wali Kota Madiun, Maidi mengatakan aturan pelarangan sajian makanan secara prasmanan saat hajatan untuk menekan jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Kota Madiun.
Tak hanya itu, kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) yang berada di Kelurahan Winongo pun sudah overload dan menggunung dengan ketinggian 20 meter.
“Hari ini banyak yang gengsi. Mau pernikahan besar-besaran. Akhirnya yang sisa (makanannya) banyak. Kondisi budaya seperti ini harus diubah. Insya Allah saya buat perwal di Madiun. Hajatan boleh di gedung, tetapi jangan prasmanan. Pakai kardus saja,” kata Maidi, melansir dari Kompas.com.
Untuk diketahui jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Kota Madiun mencapai 100 ton hingga 120 ton.
Sementara tumpukan sampah yang menggunung di TPA Winongo sudah mencapai ketinggian 20 meter.
Bagi Maidi, penyajian makanan dengan model tidak prasmanan akan menghemat pangan.
Dengan demikian, makanan yang disajikan akan habis sesuai dan tidak dibuang lagi.
"Kita harus hemat pangan. Jangan boros. Kalau kita boros alam tidak akan menjamin ke depan,” ungkap Maidi.
Menurut Maidi, dengan model penyajian tidak prasmanan maka tamu bisa membawa pulang makanan.
Sumber: Tribun Batam
Sosok La Ode Litao, Buronan 11 Tahun Kasus Pembunuhan yang Justru Duduk di Kursi DPRD Wakatobi |
![]() |
---|
Sosok Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Pertahanan yang Rangkap Jabatan Sebagai Menko Polkam Ad Interim |
![]() |
---|
Sosok Dwi Sulistyo, Tersangka yang Lindungi Sopir Bank Jateng Wonogiri Saat Bawa Kabur Uang Rp10 M |
![]() |
---|
Sosok Saif Ali Khan Suami Kareena Kapoor yang Sempat Jadi Korban Perampokan hingga Alami Luka Tusuk |
![]() |
---|
Sosok Puteri Komarudin, Kandidat Kuat Kemenpora Berharta Rp 26,2 M, Siap Gantikan Dito Ariotedjo |
![]() |
---|