Sosok
Sosok Rosdewi, Ojol Jambi Di-suspend setelah Tagih Orderan, Kini Jadi Pemulung demi Rp5 Ribu Sehari
Hanya karena menagih pembayaran makanan senilai Rp30 ribu, hidup Rosdewi berubah drastis.
Editor: Eri Ariyanto
Catatan redaksi: Pernyataan resmi dan klarifikasi dari Grab Indonesia tersedia di bagian akhir artikel ini.
TRIBUNNEWSMAKER.COM – Hanya karena menagih pembayaran makanan senilai Rp30 ribu, hidup Rosdewi berubah drastis. Akun ojek online yang selama ini jadi tumpuan hidupnya di-suspend.
Kini, ibu berusia 40 tahun asal Jambi itu terpaksa menjadi pemulung, bertahan hidup dengan penghasilan Rp5.000 sehari dan nasi seadanya.
Seperti diketahui, Rosdewi terpaksa menjadi pemulung setelah akunnya terkena suspend karena menagih konsumen yang tak kunjung membayar orderan.
Baca juga: Annar Salahuddin Tendang Sesama Terdakwa Usai Sidang! Bongkar Mahar Politik Rp100 M Pilgub Sulsel
Video keributan Rosdewi dengan konsumennya itu beredar viral di media sosial.
Peristiwa tersebut terjadi di Perumahan Vila Kenali, Kota Jambi, Jambi, pada Minggu (20/7/2025) sore.
Adapun, keributan itu berawal dari Rosdewi yang hendak menagih konsumen atas pesanan yang ia beli.
Kendati demikian, konsumen tersebut tidak kunjung membayar dengan dalih menggunakan QRIS tetapi tak kunjung masuk ke akun Rosdewi.
Rosdewi mengaku menunggu 30 menit dan sempat mengantarkan pesanan lainnya terlebih dahulu, lalu kembali ke rumah konsumen untuk menagih bayaran yang belum masuk.
Tetapi, uang tersebut tidak kunjung diterima hingga keributan terjadi. Kemudian, nenek konsumen akhirnya membayar tunai pesanan senilai Rp30.000.
Lantas, seperti apa sosok Rosdewi?
Tinggal Sebatang Kara, Kini Jadi Pemulung
Rosdewi tinggal sebatang kara di sebuah rumah kecil yang tak layak huni.
Suami Rosdewi pergi, sementara anaknya sedang berada di panti asuhan.
Rosdewi telah menjadi driver ojol sejak tahun 2016, insiden ini adalah pertama kalinya ia tersandung masalah dengan konsumen.
Kini, Rosdewi pun kehilangan satu-satunya pemasukan karena akun Grab-nya terkena suspend atau penangguhan sementara setelah insiden menagih konsumen tersebut.
Setelah kehilangan pekerjaan, Rosdewi pun terpaksa beralih pekerjaan menjadi pemulung untuk bisa mengisi perutnya sehari-hari.
Setiap harinya, Rosdewi berkeliling untuk mencari sampah dan barang rongsokan yang nantinya ia jual kembali ke pengepul.
"Saya enggak pernah mau menyakiti orang, Pak. Saya cuman cari makan," kata Rosdewi, Selasa (22/7/2025), dikutip dari Kompas.com.
Terkadang, Rosdewi hanya bisa menghasilkan Rp5.000 yang kemudian ia belikan sayur.
"Sekarang akun saya sudah di-suspend, untuk bisa makan, saya memungut sampah. Kadang sehari saya cuman dapat Rp 5.000, itu cuma saya beli sayur, nasinya saya masak," katanya.
Berharap kebijaksanaan ojol
Rosdewi berharap, Grab sebagai penyedia layanan ojol tempatnya menggantungkan penghasilan selama ini bisa menyikapi permasalahan dengan lebih bijaksana.
Menurut Rosdewi, tidak semua masalah dilimpahkan kepada driver ojol.
Rosdewi tidak menduga bahwa niatnya meminta hak justru menjadi bumerang.
Ia kini kehilangan mata pencaharian dan hidup dengan ketidakpastian.
"Pihak Grab tolonglah bijaksana, enggak semua itu salah driver," pintanya.
Kronologi Keributan
Sementara itu, kronologi keributan dengan konsumen itu berawal dari Rosdewi yang mendapatkan pesanan Ayam Bakar Rempah Madu.
Konsumen yang memesan tercatat atas nama Alika Alihandra.
Setelah pesanan konsumennya selesai dikemas, Rosdewi kemudian langsung menuju ke rumah konsumennya yang berada di Perumahan Vila Kenali, Kota Jambi.
Saat itu, Rosdewi membawa dua orderan sekaligus dari orang yang berbeda. Kemudian, dia lebih dahulu mengantar pesanan milik Alika.
"Saya bawa dua pesanan makanan, waktu itu, saya dahulukan pesanan dia ini (Alika) karena dia yang pesan duluan," kata Rosdewi.
Kemudian, dia menyerahkan makanan tersebut dan meminta pembayaran melalui Qris.
Namun, setelah ditunggu, transaksi pembayaran tak kunjung masuk pada pemberitahuan akun Rosdewi. Saat itu, dia masih bersabar menunggu.
"Saya bilang belum masuk, saya lihat dia memang lagi ngetik-ngetik di HP. Biasalah kan, saya pikir jaringan. Terus saya kasih lihat layar HP (akun Grab) saya, bilang belum ada masuk," katanya.
Rosdewi kemudian mengonfirmasi hal tersebut kepada konsumen dan menyarankan pembayaran tunai.
Namun, konsumen tidak setuju dan mengklaim bahwa pesanannya sudah dibayar oleh orang lain.
Rosdewi menuturkan bahwa konsumennya sempat memotret barcode pesanannya, lalu mengirimkannya kepada seseorang untuk diproses pembayarannya.
"Awalnya dia scan barcode di aplikasi saya, ternyata dia cuman fotoin. Terus dia bilang, 'Yo tunggu, saya kirim ke WA orang ini, QR mbak ini'," kata Rosdewi, mengulang percakapannya dengan konsumen.
Rosdewi meminta konsumen agar pembayaran segera dipastikan.
"Tapi dia bilang, 'tunggu bentar, ini mami saya, mami' katanya gitu. Tapi saya kan masih ditunggu konsumen lain, saya bilang, kalau bisa bayar pakai tunai aja, takut saya dikomplain," tambahnya.
Rosdewi menunggu selama 30 menit di rumah itu, tetapi notifikasi pembayaran tak kunjung masuk.
Sementara itu, konsumen masih tampak sibuk dengan ponselnya, seolah berkomunikasi dengan seseorang.
Kemudian, konsumen menginformasikan bahwa pembayaran telah berhasil.
Mendengar itu, Rosdewi bergegas menuju sepeda motornya. Namun, setelah diperiksa, uang tersebut ternyata belum masuk.
Rosdewi mencoba keluar-masuk akunnya untuk memastikan tidak ada gangguan, tetapi hasilnya tetap sama, ia belum mendapatkan notifikasi pembayaran.
Dalam situasi tersebut, Rosdewi meminta kembali makanan tersebut dan memutuskan untuk mengantarkan pesanan konsumen lain terlebih dahulu.
"Karena kan, kalau mau antar orderan yang kedua, orderan yang pertama harus selesai. Akhirnya, saya antar orderan kedua, saya minta maaf karena telat," ujarnya.
Setelah menyelesaikan pesanan kedua, Rosdewi kembali ke rumah konsumen dan memarkirkan sepeda motornya.
Di sana, ia bertemu dengan seorang pria dan meminta agar perempuan tersebut segera melunasi pesanannya.
Namun, setelah dipanggil, konsumen tidak kunjung keluar rumah.
"Saya bilang, saya ini cuman cari makan, bayar tunai saja emangnya kenapa?' saya bilang gitu." Inilah titik puncak keributan di antara keduanya.
Mereka terlibat dalam adu mulut yang berujung pada perkelahian dan menjadi viral di media sosial.
Rosdewi, yang sudah menunggu terlalu lama, akhirnya naik ke lantai dua rumah konsumen, menyebabkan terjadinya perkelahian.
Keributan tersebut baru berakhir setelah nenek dari konsumen membayar pesanan sejumlah Rp30.000.
Pernyataan Resmi terkait Pertikaian Antara Konsumen dan Mitra Pengemudi GrabFood di Jambi
Untuk diatribusikan kepada Richard Aditya, Director of West Indonesia, Grab Indonesia
Jambi, 30 Juli 2025 - Terkait pertikaian yang terjadi antara Mitra Pengemudi GrabFood dengan Konsumen di Jambi pada 20 Juli 2025, kami telah berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait dan penanganan kejadian dapat diselesaikan sepenuhnya oleh Mitra Pengemudi dan Konsumen secara kekeluargaan. Grab sangat mengapresiasi Konsumen dan Mitra Pengemudi yang memutuskan untuk menempuh jalur penyelesaian yang damai dan kooperatif.
Pada 29 Juli 2025, Grab Indonesia mendampingi Konsumen dan Mitra Pengemudi selama proses mediasi berlangsung di Polresta Jambi yang difasilitasi secara langsung oleh pihak berwenang. Sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi, Konsumen telah secara resmi mencabut
laporan kepolisian tentang tindak penganiayaan yang sebelumnya ditujukan kepada Mitra Pengemudi terkait.
Pada 26 Juli 2025, Grab Indonesia secara terpisah juga telah bertemu Mitra Pengemudi secara langsung untuk merespons aspirasi yang disampaikan sebelumnya, dan mengedukasi kembali konsekuensi pelanggaran yang telah dilakukan. Mitra Pengemudi telah melakukan permohonan maaf secara langsung atas tindak pelanggaran hukum serta Kode Etik Mitra Grab yang berlaku. Yang bersangkutan mengakui tindakan emosional tersebut dipicu oleh adanya keterlambatan konfirmasi pembayaran pasca-pemesanan GrabFood.
Ke depannya, Mitra terkait menyatakan ingin fokus pada aktivitas harian yang telah dijalankan sejak 2016 sebelum menjadi Mitra Pengemudi Grab, seperti melanjutkan usaha makanan yang dimiliki dan mengumpulkan barang bekas.
Sanksi tegas berupa pengakhiran hubungan kemitraan sebagai Mitra Pengemudi tetap diberlakukan. Hal ini didasarkan pada tindakan pelanggaran yang bersangkutan lakukan, diantaranya secara sepihak menyambangi langsung lokasi kediaman Konsumen, hingga
masuk ruangan pribadi tanpa izin, serta terlibat dalam pertikaian verbal dan fisik. Seluruh tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan tergolong pelanggaran berat Kode Etik Mitra Grab yang terdapat pada pasal berikut:
● Pasal 1.1: melakukan/terlibat kasus tindakan melawan hukum baik ketika sedang menjalankan orderan Grab maupun sedang tidak menjalankan orderan Grab yang membahayakan Grab atau Konsumen atau Pihak Ketiga.
● Pasal 1.5: bertikai/melakukan tindakan di luar norma kesopanan/berperilaku kasar/melampiaskan emosi dalam bentuk perbuatan yang tidak menyenangkan kepada siapa pun baik verbal maupun non-verbal, fisik maupun non-fisik, tidak terkecuali tindakan mengancam/ mengintimidasi/menakut-nakuti/melecehkan secara SARA/ fisik/ seksual, dengan cara dan media apa pun kepada pihak manapun, baik
kepada penumpang/karyawan Grab/sesama mitra Grab/restoran yang terdaftar dalam platform Grab/konsumen/pengguna jalan lainnya.
Namun, sebagai itikad baik perusahaan, Grab Indonesia menawarkan peluang kepada Mitra terkait untuk beralih menjadi Mitra Merchant Grab yang diharapkan dapat membantu pengembangan usaha makanan yang dimiliki terdaftar dalam layanan GrabFood, dengan tetap melewati standar proses pendaftaran dan verifikasi data yang berlaku.
Sebagai informasi, kejadian berawal dari keterlambatan bayar non-tunai sebesar Rp30.000,- oleh Konsumen kepada Mitra Pengemudi setelah pengantaran pesanan GrabFood diselesaikan. Mitra Pengemudi mengakui sudah menunggu beberapa waktu namun tidak mendapat konfirmasi pembayaran non-tunai diterima. Kemudian, yang bersangkutan mendatangi kembali lokasi kediaman pribadi Konsumen untuk menagih pembayaran hingga tersulut emosi dan terlibat dalam pertikaian fisik. Setelah pertikaian terjadi, pihak keluarga Konsumen melakukan pembayaran tunai kepada Mitra Pengemudi terkait.
Grab senantiasa mengimbau seluruh Konsumen dan Mitra Pengemudi untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain demi terwujudnya keamanan dan kenyamanan bersama selama menggunakan layanan Grab. Penting bagi Konsumen untuk memastikan pembayaran berhasil dilakukan tepat waktu kepada Mitra Pengemudi setelah pesanan/perjalanan selesai. Mitra Pengemudi juga memiliki komitmen utama dalam menjaga standar pelayanan Konsumen yang santun dan ramah. Jika terjadi kendala saat perjalanan/pemesanan, baik Konsumen maupun Mitra Pengemudi dapat melaporkannya ke Pusat Bantuan Grab agar dapat ditindaklanjuti dan ditangani dengan tepat.
(TribunNewsmaker.com/TribunJabar.id)
| Profil Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina Disebut-sebut di Sidang Korupsi Tata Kelola Minyak |
|
|---|
| Sosok Dr Syamsulrizal Dekan FKIP Universitas Syiah Kuala Daftar Jadi Calon Rektor, Karir Mentereng |
|
|---|
| Sosok AKBP Fajar Widyadharma, Mantan Kapolres Ngada Divonis 19 Tahun Penjara Usai Cabuli 3 Bocah |
|
|---|
| Sosok Alexander Assad Suami Clara Shinta, Pengusaha Tambang Kaya Raya yang Diterpa Kabar Perceraian |
|
|---|
| Sosok Sunan Kalijaga, Bongkar Direktur Maskapai Selingkuh dengan Pramugari, Kliennya Istri Direktur |
|
|---|