Breaking News:

Berita Viral

4 Fakta Kontroversi Film Animasi Merah Putih: One For All, Dinilai Kurang Matang dan Kaku

Setelah Perfiki Kreasindo merilis trailer Merah Putih: One For All, kritikan datang dari publik.

Editor: Delta LP
YouTube CGV Kreasi
FILM MERAH PUTIH - Tangkapan layar trailer film 'Merah Putih: One For All' yang dijadwalkan tayang pada 14 Agustus 2025. Film animasi karya anak bangsa ini banjir kritik warganet alias netizen. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, media sosial diramaikan lewat sebuah film yang bakal dirilis.

Film animasi yang bakal dirilis itu berjudul Merah Putih: One For All.

Merah Putih: One For All bakal dirilis pertama pada 14 Agustus 2025 mendatang.

Tak ada sambutan positif, namun cercaan datang untuk film animasi ini.

Merah Putih: One For All diproduksi oleh Perfiki Kreasindo.

Perfiki Kreasindo adalah rumah produksi yang bergerak di bawah Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, yang beralamat di Jl H R Rasuna Said No.22 Kavling C, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

Yayasan ini juga menaungi Citra Film School, lembaga kursus perfilman yang telah berdiri sejak tahun 1982, berkiprah selama 26 tahun dan beralamat di Cengkareng, Jakarta Barat.

Lantas kenapa film animasi ini banyak mendapat kritikan?

Kualitas Kurang Matang

Setelah Perfiki Kreasindo merilis trailer Merah Putih: One For All, kritikan datang dari publik.

Publik menilai kualitas animasi Merah Putih: One For All dianggap kurang matang.

Selain itu, animasinya dinilai terlalu kaku dan jauh tertinggal dibandingkan beberapa film animasi Indonesia lainnya.

Baca juga: Hanung Bramantyo Sorot Kejanggalan Film Merah Putih One For All, Ibarat Bikin Rumah, Belum Disemen

Bahkan, film ini dibandingkan dengan Jumbo, yang menjadi salah satu film terlaris di Indonesia.

Produksi 2 Bulan, Dana Rp 6,7 Miliar

Padahal kabarnya, Merah Putih: One For All menelan biaya produksi mencapai Rp 6,7 miliar, angka yang tergolong besar untuk sebuah film animasi.

Dikutip dari Kompas.com pada Senin (11/8/2025), produksi juga tergolong dalam waktu relatif singkat, yakni sekitar dua bulan.

Film animasi ini diproduseri oleh Toto Soegriwo.

FILM MERAH PUTIH - Tampilan film animasi Merah Putih: One For All yang mengundang banyak kritikan karena dinilai kurang matang.
FILM MERAH PUTIH - Tampilan film animasi Merah Putih: One For All yang mengundang banyak kritikan karena dinilai kurang matang. (YouTube CGV Kreasi)

Film ini disutradarai oleh Endiarto dan Bintang Takari, dengan mengangkat tema semangat menyambut hari kemerdekaan.

Ceritanya berfokus pada sekelompok anak yang terpilih menjadi “Tim Merah Putih” untuk menjaga bendera pusaka, bendera yang selalu dikibarkan pada setiap upacara 17 Agustus.

Namun, tiga hari sebelum upacara, bendera tersebut hilang.

Delapan anak dari berbagai latar belakang budaya Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa bersatu dalam misi heroik menyelamatkan bendera pusaka yang hilang secara misterius.

Mereka memulai petualangan menelusuri hutan, menyusuri sungai, hingga menghadapi konflik batin.

Rencananya, film ini akan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 14 Agustus 2025.

Tanggapan Produser Filmnya Dikritik

Menanggapi berbagai kritikan, Toto Soegriwo selaku produser justru menanggapi dengan nada sindiran melalui akun Instagram-nya.

"Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?" tulisnya, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Omzet Pedagang Bendera Merah Putih Jeblok Sehari Cuma Rp 50 Ribu, Bendera One Piece Laku Keras

Kritikan dari Sutradara Indonesia

Sementara itu, sutradara Hanung Bramantyo mengomentari soal biaya produksi Merah Putih: One For All yang menurut dia masih sangat jauh di bawah rata-rata produksi animasi.

Menurut suami Zaskia Adya Mecca itu, biaya di bawah Rp 7 miliar tetap akan menghasilkan karya animasi yang jelek.

"FYI, Budget pembuatan Film Animasi minimal di 30-40M di luar promosi. Dan dikerjakan dalam jangka waktu 4-5 tahun," tulis Hanung di akun Threads miliknya.

Biaya produksi yang hanya Rp 6 miliar hanya sampai tingkat kumpulan storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator.

Oleh sebab itu, film Merah Putih: One For All menuai kritik pedas dari berbagai pihak. (TribunNewsmaker/TribunJatim)

Tags:
animasiHUT RIberita viral hari ini
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved