Breaking News:

Berita Viral

Mirisnya Kehidupan Prada Lucky Namo di Markas, Dianiaya & Dicambuk, Kelelahan Masak Malah Dipukuli

Terkuak kehidupan Prada Lucky di markas, kerap dianiaya, kelelahan masak malah dipukuli, disiksa sampai tak sadarkan diri.

Editor: ninda iswara
Facebook/Eppy Mirpey
PRADA LUCKY TEWAS - Terkuak kehidupan Prada Lucky di markas, kerap dianiaya, kelelahan masak malah dipukuli, disiksa sampai tak sadarkan diri. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Menjadi prajurit TNI adalah mimpi yang sejak kecil tertanam kuat di benak Prada Lucky Namo.

Impian yang tak sekadar diucap, namun diperjuangkan dengan segenap tenaga dan keteguhan hati.

Bahkan, untuk bisa lolos sebagai anggota TNI, Lucky harus mengikuti seleksi hingga delapan kali.

Barulah pada usia 22 tahun, batas usia maksimal pendaftaran, ia berhasil mewujudkan cita-cita masa kecilnya.

Momen bahagia itu sempat ia abadikan dalam sebuah foto yang beredar di media sosial X.

Dalam gambar tersebut, Prada Lucky tersenyum sambil memegang poster bertuliskan, "Terima kasih Tuhan, terima kasih bapa mama, anakmu ini jadi tentara, mimpiku terwujud di umur terakhir."

Baca juga: Kakak Prada Lucky Namo Dapat Pesan dari Wanita Ngaku Pacar Prajurit, Kirim Foto Mengejutkan

Namun, siapa sangka kebahagiaan itu hanya seumur jagung.

Belum genap dua bulan mengabdi sebagai prajurit, Prada Lucky Namo meregang nyawa.

Bukan karena bertugas di medan perang, melainkan akibat kekerasan yang dilakukan oleh senior-seniornya sendiri di Yonif 834/WM yang bermarkas di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Ibu kandungnya, Sepriana Paulina Mirpey, mengungkapkan dengan getir bahwa cita-cita anaknya yang sudah diperjuangkan selama bertahun-tahun justru berakhir dengan penderitaan.

"Saya sakit hati, saya hancur hati saya. Kalian bikin seperti ini," ucapnya dengan suara bergetar dalam sebuah wawancara.

Kehidupan di Markas yang Penuh Luka

Di balik seragam kebanggaan itu, Lucky rupanya menyimpan kisah kelam selama berada di markas.

Dalam tayangan YouTube Kompas TV, Sepriana menceritakan pengalamannya saat berkomunikasi dengan sang anak melalui video call.

Saat itu, Lucky mengeluh soal tugasnya yang mengharuskan ia menghafal nama-nama senior.

"Dia bilang dia harus sering menghafal nama-nama senior, kalau tidak hafal nanti kami ditampar," kata Sepriana, mengulang ucapan anaknya.

Namun kenyataannya, kekerasan yang diterima Lucky jauh lebih dari sekadar tamparan.

Ia juga mengalami penyiksaan fisik berupa pukulan dan cambukan yang menyebabkan tubuhnya dipenuhi luka memar.

"Kalau sampai dicambuk, sampai seluruh tubuhnya penuh luka-luka begitu. Lalu memar-memar, apakah itu wajar?” tanya Sepriana dengan nada pilu.

Bukan hanya kepada ibunya, penderitaan itu juga pernah diceritakan Lucky kepada kakaknya, Lusi Namo.

Salah satu yang paling ia keluhkan adalah kelelahan akibat tugas di dapur.

Setiap hari, ia harus bangun pukul 03.00 WITA untuk menyiapkan makanan bagi para prajurit.

"Dia bilang bangun jam 03.00 Wita," ujar Lusi.

Baca juga: Sudah Meninggal Disiksa, Prada Lucky Masih Dihina Akun Nafa Arshana, Pemiliknya Ternyata Istri TNI

AYAH TNI - (kiri) Prada Lucky / (kanan) Serma Christian Namo || Serma Christian Namo tak terima anaknya tewas diduga dianiaya senior, tuntut keadilan. Minta pelaku dihukum mati atau dipecat
AYAH TNI - (kiri) Prada Lucky / (kanan) Serma Christian Namo || Serma Christian Namo tak terima anaknya tewas diduga dianiaya senior, tuntut keadilan. Minta pelaku dihukum mati atau dipecat (TribunNewsmaker.com | Kolase Pos-Kupang.com | Tangkapan layar Facebook @Pilipus Bangng)

Disiksa Hingga Tak Sadarkan Diri

Penderitaan Prada Lucky Namo mencapai puncaknya ketika ia ketahuan kabur ke rumah ibu angkatnya.

Ia sempat mencoba melarikan diri dari markas, namun akhirnya dijemput kembali oleh sejumlah anggota TNI.

Setibanya di markas, alih-alih dibina, Lucky justru mengalami penyiksaan hebat.

Ia dipukuli hingga muntah-muntah dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

Tubuhnya lemah, dan beberapa hari kemudian ia sempat tak sadarkan diri.

Di tengah kondisi sekarat itu, Sepriana datang menjenguk anaknya yang sudah tak lagi membuka mata.

"Saat saya tiba, Lucky sudah tidak sadar," kenangnya.

Tak terima dengan perlakuan kejam yang diterima anaknya, Sepriana menuntut keadilan. Ia meminta agar semua pelaku kekerasan terhadap Lucky dipecat dan dijatuhi hukuman berat.

"Hukuman cuma dua, hukum mati dan pecat," tegasnya.

(TribunNewsmaker/TribunBogor)

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
Prada LuckyTNINusa Tenggara Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved