Breaking News:

Jejak Kelam Dwi Hartono, Pernah Dibui Kasus Ijazah Palsu, Kini Terlibat Pembunuhan Kacab Bank BUMN

Inilah jejak kelam Dwi Hartono, pernah dibui kasus ijazah palsu, kini terlibat pembunuhan Kacab Bank BUMN.

Kolase dok pribadi Ilham Pradipta | dok pribadi Dwi Hartono
DWI HARTONO - (kiri) Ilham Pradipta (kanan) Dwi Hartono. Inilah jejak kelam Dwi Hartono, pernah dibui kasus ijazah palsu, kini terlibat pembunuhan Kacab Bank BUMN. 

Sejak tahun 2006, Dwi diketahui aktif menyebarkan brosur sebuah program bimbingan belajar bernama Smart Solution.

Program bimbingan itu begitu menarik perhatian karena menawarkan janji yang menggiurkan bagi calon mahasiswa.

Dalam brosur, Dwi dengan berani menuliskan klaim “pasti diterima” pada berbagai jurusan favorit, terutama jurusan kedokteran, kebidanan, keperawatan, farmasi, hingga akuntansi.

Banyak calon mahasiswa yang tergiur dengan janji manis tersebut, apalagi fakultas kedokteran dikenal sebagai salah satu jurusan yang paling sulit ditembus.

Namun kenyataannya, janji itu bukanlah hasil dari keunggulan akademik peserta, melainkan karena adanya manipulasi dokumen.

Dwi secara sistematis mengubah nilai akademik serta ijazah para calon mahasiswa.

Salah satu bentuk pemalsuan yang dilakukan adalah mengubah ijazah siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi seolah-olah berasal dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Perubahan itu jelas sangat krusial, sebab hanya lulusan IPA yang berhak mendaftar ke fakultas kedokteran.

Dengan cara tersebut, banyak peserta yang semula tidak memenuhi syarat akhirnya bisa diterima.

Sebagai imbalannya, Dwi tidak melakukannya secara cuma-cuma.

DIDUGA OTAK PELAKU - Pengusaha asal Jambi Dwi Hartono terduga otak pelaku penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab)  sebuah Bank BUMN di Cempaka Putih Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta (37).
DIDUGA OTAK PELAKU - Pengusaha asal Jambi Dwi Hartono terduga otak pelaku penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) sebuah Bank BUMN di Cempaka Putih Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta (37). (Tribun Jambi/HO)

Baca juga: Ken Dalang Penculikan Kacab Bank BUMN, Sembunyikan Identitas dengan Wig, Akui Bertemu Dwi Hartono

Setiap peserta yang mendaftar melalui jalurnya diwajibkan membayar sejumlah uang, dengan kisaran antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per orang.

Bagi calon mahasiswa yang ingin jalan pintas, biaya itu dianggap sepadan demi bisa masuk jurusan idaman.

Namun praktik curang ini akhirnya terbongkar juga setelah pihak kampus merasa ada kejanggalan dalam penerimaan mahasiswa baru.

Dekan Fakultas Kedokteran Unissula, Taifuqurrachman, kemudian melaporkan kasus ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang.

Laporan resmi dari pihak kampus menjadi pintu awal penyelidikan kepolisian terhadap aktivitas ilegal yang dilakukan Dwi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Tags:
Dwi Hartonoijazah palsuIlham Pradiptapembunuhan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved