Breaking News:

Demo Buruh

Sosok Rahman Thohir, Perwakilan Ojol Temui Gibran, Disorot gegara Pernyataan 'Taruna', Tuntutannya

Inilah sosok Rahman Thohir, perwakilan ojol yang temui Gibran Rakabuming, pernyataan soal 'taruna' tuai debat, ini tuntutannya.

Editor: ninda iswara
Instagram @setwapres.ri
OJOL KE ISTANA - (kanan) Rahman Thohir merupakan Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) dan (kiri) Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan perwakilan ojol di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat, Minggu (31/08/2025). 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sosok Rahman Thohir menjadi sorotan dalam pertemuan antara perwakilan pengemudi ojek online (ojol) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang digelar di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat, pada Minggu (31/08/2025).

Pertemuan tersebut berlangsung sebagai buntut dari insiden tragis yang menimpa Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8/2025).

Dalam audiensi itu, hadir sejumlah perwakilan dari berbagai platform transportasi daring, seperti Gojek, Grab, Maxim, hingga inDrive.

Mereka datang untuk menyampaikan berbagai keluhan dan aspirasi yang muncul pasca-unjuk rasa besar-besaran.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah Rahman Thohir, perwakilan dari Gojek.

Baca juga: Tampang Driver Ojol Pakai Air Jordan saat Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Rp 2,5 Juta, Mantan Caleg?

Ia menyebut bahwa Wapres Gibran merespons aspirasi para pengemudi dengan cukup terbuka dan positif.

"Alhamdulillah, (dalam) pertemuan tadi lebih banyak kita yang meminta, mengajukan aspirasi kepada Pak Wapres dan alhamdulillah kita sefrekuensi ya untuk permasalahan yang saat ini sedang terjadi," ungkap Rahman, seperti dikutip dari Instagram @setwapres.ir, Selasa (2/9/2025).

Lebih jauh, Rahman menekankan pentingnya langkah cepat dari pemerintah untuk menangani situasi yang berkembang, termasuk meningkatnya gelombang demonstrasi di berbagai wilayah Indonesia.

Ia menyampaikan bahwa keresahan pengemudi ojol bukan hanya soal keamanan, tetapi juga dampak ekonomi yang mereka rasakan langsung.

"Karena terus terang, dengan [adanya unjuk rasa] beberapa hari ini kami teman-teman ojek online terganggu dalam mata pencaharian. Jumlah penumpang menurun, rasa was-was. Karena mengingat eskalasi semakin meningkat," tambahnya.

Di sisi lain, Rahman juga mengajak rekan-rekannya sesama pengemudi untuk tetap menjaga situasi agar tetap kondusif.

Ia menegaskan bahwa edukasi terhadap pengemudi di berbagai daerah sudah dilakukan, terutama terkait potensi provokasi.

"Kami juga sudah edukasi kepada para taruna di wilayah masing-masing atau terpancing isu provokatif mengenai unjuk rasa atau demo kemarin," ucapnya.

Menurut Rahman, demonstrasi merupakan bagian dari hak demokratis warga negara.

Namun, ia menyayangkan apabila aksi tersebut berubah menjadi tindakan anarkis yang justru merugikan semua pihak.

Menutup pernyataannya, Rahman mendesak agar proses hukum atas kasus meninggalnya Affan Kurniawan dijalankan secara adil.

Ia menilai bahwa langkah hukum tersebut penting untuk menjaga kepercayaan para pengemudi dan meredam kemarahan yang sempat memuncak.

"Itulah yang bisa meredam kemarahan teman-teman ojek online," tandasnya.

Siapa sosok Rahman Thohir?

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Rahman Thohir merupakan Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI).

Rahman Thohir kerap tampil di media menyuarakan kegelisahan ojek online.

Contohnya terkait layanan GrabHemat pada April 2025 lalu.

Layanan tersebut dinilai merugikan mitra driver, sebab memberikan skema berbayar dengan nominal variatif.

Rahman Thohir, menyatakan saat ini FKDOI sudah berkolaborasi dengan KON sedang mengkaji kemungkinan apakah akan menggelar aksi serupa atau tidak.

"Berdasarkan informasi dari rekan-rekan mitra Grab, mereka merasa sangat dirugikan. Hal ini karena ada potongan tambahan setelah mereka menyelesaikan sejumlah order," ujar Rahman kala itu kepada Tribunnews.com.

Pada Juni 2025 kemarin, Rahman Thohir juga turun ke jalan memuntut pemerintah fokus pada kesejahteraan mitra.

Unjuk rasa bertajuk Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217 yang digelar pada Senin (21/7/2025) di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Rahman Thohir menyebut tuntutan pengurangan potongan komisi dari aplikator tidak memiliki dasar yang kuat dan berpotensi merusak ekosistem transportasi online.

"Dalam KP 1001 tahun 2022 memang diatur potongan 20 persen itu. 15 persen potongan langsung dan 5 persen potongan tidak langsung untuk kesejahteraan mitra. Ada aplikator yang memang menerapkan ini berupa voucer swadaya. Nah kalau ini dihilangkan jadi 10 persen apakah ini ada lagi nanti?" ucapnya kepada Tribunnews.com.

Ia juga mengimbau agar para pengemudi fokus memantau realisasi potongan 5 persen yang ditujukan untuk kesejahteraan mitra, ketimbang menuntut pengurangan komisi secara sepihak.

"Kami mengimbau teman-teman lihat yang penerapan 5 persen ini apakah benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan mitra," tandasnya.

Rahman Thohir juga pernah diundang BeritaSatu salah satu saluran televisi berlangganan berita di Indonesia.

Baca juga: Kejanggalan Ojol yang Diajak Bertemu Gibran Rakabuming, Sepatunya Diduga Jutaan, Bahasanya Tinggi

OJOL KE ISTANA - (kanan) Rahman Thohir merupakan Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) dan (kiri) Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan perwakilan ojol di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat, Minggu (31/08/2025).
OJOL KE ISTANA - (kanan) Rahman Thohir merupakan Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) dan (kiri) Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan perwakilan ojol di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat, Minggu (31/08/2025). (Instagram @setwapres.ri)

Rahman Thohir diminta jadi pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Jadi Primadona, Ekosistem Transportasi Online Harus Ditata, pada 4 Agustus 2025 kemarin.

Diskusi ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari pihak aplikator, pengemudi, penumpang, hingga regulator guna mencari solusi konkret atas ketimpangan pendapatan, tarif minimum, dan keberlangsungan ekosistem transportasi online.

Salah satu sorotan utama dalam diskusi ini adalah rencana kenaikan tarif ojol sebesar 8–15 persen oleh Kementerian Perhubungan, sebagai respons atas tuntutan para driver. 

Sejumlah narasumber seperti Ketua FKDOI, Rahman Thohir; ekonom Segara Institute, Piter Abdullah; pengamat ketenagakerjaan, Timboel Siregar; dan perwakilan Maxim Indonesia, Muhammad Rafi Assegaf.

Pernyataan Taruna Disorot

Terbaru Rahman Thohir disorot karena pertanyaannya usai bertemu dengan Gibran.

Terdapat diksi taruna yang terlontar dari mulut Rahman Thohir.

Warganet beramai-ramai memberikan sorotannya karena kata-kata taruna tidak pas digunakan dalam kontes pertemuan driver ojek.

Taruna sendiri sebutan untuk peserta didik laki-laki di sekolah atau perguruan tinggi kedinasan, yang sedang menempuh pendidikan untuk menjadi abdi negara, baik di bidang militer (TNI), kepolisian (Polri), maupun instansi pemerintahan lainnya seperti kementerian atau sekolah kedinasan. 

Untuk peserta didik perempuan, sebutan yang digunakan adalah taruni.

Kata-kata taruna yang disampaikan Rahman Thohir ramai diperbincangkan warganet di akun Instagram @setwapres.ir.

"Edukasi buat taruna?" tulis akun andidian.

Pada akhirnya, kata-kata taruna menjadi perdebatan di kalangan warganet.

Ada yang menyebut, taruna adalah sebutan biasa bagi rekan ojol.

"Kami memang membahasakan "taruna" untuk anggota team Basecamp atau wadah kita bekerja, Tanya ajah sama ojek online di jalan bagi yg punya Basecamp ya bukan yg ngojek cuma iseng2 doang," tulis akun @dony.achmad.

Namun, ada juga warganet yang jadi ojol tidak pernah mendengar sebutan taruna.

"Halooo saya gojek mulai dari 2018 tidak ada sebutan taruna di tongkrongan, BC dan ojol masih pekerjaan utama saya sampe saat ini," timpal @e_dhien.

Hingga Selasa, unggahan @setwapres.ir sudah ditonton lebih dari 400 ribu kali.

Ribuan warganet ikut meramaikan dengan berbagai komentarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO), Taha Syafariel, memberikan komentarnya.

Ia turut mengamini sebutan taruna lumrah disematkan ke rekan-rekan ojek online, khususnya yang tergabung dalam komunitas binaan aplikasi yang dibentuk oleh Rahman Thohir.

"Soal panggilan taruna itu diberlakukan kepada ojol dan taksi online yang bergabung dengan komunitas binaan aplikasi," katanya saat dihubungi Tribunnews, Selasa siang.

"Organisasinya Bang Rahman Thohir emang manggilnya sesama anggotanya taruna," tambahnya.

(TribunNewsmaker/Tribunnews)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
ojolGibranGojek
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved